Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suarakan #PilahDariSekarang Jadi Upaya Yayasan WINGS Peduli Ajak Masyarakat Perangi Sampah Plastik

Kompas.com, 2 Juni 2023, 18:24 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Yayasan WINGS Peduli suarakan gerakan #PilahDariSekarang sampah pada masyarakat di tingkat rumah tangga, untuk mengurangi sampah plastik yang masih menjadi masalah signifikan bagi lingkungan.

Lewat gerakan tersebut, Yayasan WINGS Peduli mengajak masyarakat menyetorkan sampah yang telah dipilah pada bank sampah terdekat.

Upaya itu dilakukan agar sampah plastik tidak berakhir ke lingkungan dan mencemari sekitarnya.

Sebaliknya, sampah-sampah tersebut akan didistribusi pada pendaur.

Sebagai informasi, upaya mendorong pemilahan sampah dari tingkat terkecil masyarakat itu diharapkan dapat meningkatkan aksi nyata masyarakat untuk mengurangi sampah plastik, yang juga sejalan dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, yakni #BeatPlasticPollution.

Data yang dihimpun Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2022 memaparkan, dari 12,9 juta ton volume rimbulan sampah di Indonesia, hampir 5 juta ton di antaranya tidak terkelola.

Jika dilihat dari komposisiya, plastik merupakan jenis sampah terbanyak, yakni 18,4 persen, setelah sampah organik yang dapat terurai secara alami.

Melalui #PilahDariSekarang, Yayasan WINGS Peduli mengajak masyarakat terlibat dalam tahap “Koleksi” sebagai langkah awal siklus pengelolaan sampah plastik, dengan aksi nyata yang bisa dilakukan dari rumah.

“Dalam kampanye ini, kami mengedukasi masyarakat secara langsung sebagai pelaku aktif penghasil sampah. Kami dorong mereka untuk melakukan gerakan #PilahDariSekarang dengan tiga langkah, yakni ‘Kenali’ bahan baku sampahnya, ‘Pilah’ berdasarkan kategorinya, dan ‘Setor’ sampah terpilah ke Bank Sampah,” ujar Perwakilan Yayasan WINGS Peduli, Sheila Kansil, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (2/6/2023).

Pada dasarnya, kata Sheila, pihaknya mengajak masyarakat terlibat dalam tahap “Koleksi” sebagai langkah awal siklus pengelolaan sampah plastik, dengan aksi nyata yang bisa dilakukan dari rumah lewat kampanye tersebut.

Sebagai informasi, #PilahDariSekarang merupakan kampanye inisiatif Yayasan WINGS Peduli yang terdiri dari dua elemen.

Pertama, edukasi. Yayasan WINGS Peduli mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah, kategorisasi sampah, dan ke mana sampah terpilah bisa disetor.

Kedua, kolaborasi. Yayasan WINGS Peduli bersinergi dengan berbagai pihak, mulai dari brand WINGS Group, pemerintah, organisasi lingkungan, hingga lembaga pendidikan, untuk menjangkau masyarakat di berbagai daerah di Indonesia

Adapun pemilahan sampah dari sumber merupakan kunci dari pengelolaan sampah berkelanjutan.

Hal tersebut bisa dilihat dari volume tumpukan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang yang menjadi tempat pengelolaan sampah terbesar di Indonesia sekaligus Asia Tenggara.

Hingga saat ini, terdapat 39 juta ton sampah yang telah memenuhi 80 persen kapasitasnya dengan tambahan sampah sebanyak dengan rata-rata 6.000 ton setiap harinya.

Tingginya volume sampah tersebut berisiko terjadinya longsor dan merusak infrastruktur pendukung pengelolaan sampah, jalan, serta saluran air.

Menurut Setyo Margono, Kepala Satuan Pelaksana Pemrosesan Akhir Sampah TPST Bantargebang, kolaborasi berbagai stakeholders sangat diperlukan untuk mengurangi sampah.

“Tantangan terbesar kami adalah membuktikan bahwa sampah bisa diolah, asalkan semua pihak menjalani perannya secara bertanggungjawab,” ujar Kepala Satuan Pelaksana Pemrosesan Akhir Sampah TPST Bantargebang, Setyo Margono.

Ia menambahkan, kolaborasi berbagai stakeholders sangat diperlukan untuk mengurangi sampah.

“Apabila pemilahan sampah sudah dilakukan di tataran rumah tangga, volume sampah nonpilah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) bisa diminimalisasi dan efektivitas pengelolaan sampah di hulu dapat meningkat,” ujar Setyo.

Hingga saat ini, Yayasan WINGS Peduli telah menjangkau ribuan ibu-ibu dan pelajar di berbagai kota di Indonesia, termasuk di Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Indramayu, DKI Jakarta, dan Samarinda.

Kampanye yang dilakukan itu merupakan lanjutan dari upaya Yayasan WINGS Peduli untuk pengelolaan sampah, termasuk aksi bersih sungai dan laut, pembuatan tempat penampungan sementara (TPS), dan peresmian Bank Sampah di Jawa Timur dan Jakarta.

Hal tersebut merupakan komitmen lanjutan Yayasan WINGS Peduli untuk lingkungan yang sejalan dengan filosofi perusahaan bahwa the good things in life should be accessible for all.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
LSM/Figur
Kemenhut Hentikan Sementara Pengangkutan Kayu di Sumatera, Cegah Peredaran Ilegal
Kemenhut Hentikan Sementara Pengangkutan Kayu di Sumatera, Cegah Peredaran Ilegal
Pemerintah
Kukang dan Trenggiling Dilepasliar ke Hutan Batang Hari Jambi
Kukang dan Trenggiling Dilepasliar ke Hutan Batang Hari Jambi
Pemerintah
Cerita Usaha Kerupuk Sirip Ikan Tuna di Bali, Terhambat Cuaca Tak Tentu
Cerita Usaha Kerupuk Sirip Ikan Tuna di Bali, Terhambat Cuaca Tak Tentu
LSM/Figur
Survei HSBC: 95 Persen CEO Anggap Transisi Iklim Peluang Pertumbuhan Bisnis
Survei HSBC: 95 Persen CEO Anggap Transisi Iklim Peluang Pertumbuhan Bisnis
Pemerintah
Ketika Lingkungan Menjadi Tanggung Jawab Bersama
Ketika Lingkungan Menjadi Tanggung Jawab Bersama
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau