Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Limbah Makanan Memperparah Perubahan Iklim dan Pemanasan Global?

Kompas.com - 26/06/2023, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Jika limbah makanan adalah sebuah negara, emisi GRK yang dihasilkannya akan menjadi yang terbesar ketiga di dunia, setelah AS dan China.

Selain menerapkan pengolahan limbah makanan yang baik, kita sebagai masyarakat dunia juga perlu bertindak dari diri sendiri.

Jika kita berhenti membuang makanan, kita dapat menghemat setara dengan 17 metrik ton karbon dioksida.

Baca juga: Atasi Isu Food Waste, PHMHOTELS Jalin Kerja Sama dengan FoodCycle Indonesia

Sementara itu, Program Lingkungan PBB (UNEP) menyebutkan bahwa mengurangi food waste atau limbah makanan dapat menurunkan emisi metana hingga 15 persen pada tahun 2030.

UNEP mencatat bahwa metana memiliki kekuatan 80 kali lebih kiat daripada karbon dioksida dalam pemanasan global selama 20 tahun pertama setelah mencapai atmosfer, sebagaimana dilansir VOA.

Lembaga tersebut menambahkan, setidaknya 25 persen dari pemanasan global yang diakibatkan oleh metana disebabkan oleh tindakan manusia.

Baca juga: Para Pengusaha Makanan Diminta Dukung Program Zero Food Waste

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau