KOMPAS.com – Negara-negara di seluruh dunia harus mengakui bahwa mereka sudah jauh tertinggal dalam target melawan perubahan iklim sekaligus menyepakati rencana yang ambisius.
Hal tersebut disampaikan Presiden COP28 Sultan Al Jaber pada Kamis (13/7/2023), sebagaimana dilansir Reuters.
COP28, agenda KTT iklim tahunan dari PBB yang tahun ini menginjak kali ke-28, pada November mendatang bakal digelar di Uni Emirat Arab (UEA).
Al Jaber mengatakan, COP28 mendatang harus menghasilkan tujuan internasional dalam melipatgandakan energi terbarukan, penghematan energi ganda, dan produksi hidrogen pada 2030.
“Kita harus benar-benar jujur mengenai celah yang perlu ditambal, akar penyebab, dan bagaimana kita sampai ke tempat ini di sini hari ini,” kata Al Jaber dalam pertemuan di Brussels, Belgia, Kamis.
Pertemuan tersebut mempertemukan Al Jaber dengan para menteri iklim dan pejabat dari sejumlah negara termasuk Brasil, China, Amerika Serikat (AS), dan negara anggota Uni Eropa.
“Maka, kita harus menerapkan tanggapan yang berjangkauan jauh, berwawasan ke depan, berorientasi pada tindakan, dan komprehensif untuk mengatasi kesenjangan ini secara praktis,” ucap Al Jaber.
COP28 akan menjadi penilaian formal pertama dari kemajuan negara-negara dalam membatasi kenaikan suhu tak melampaui 1,5 derajat celsius sesuai Perjanjian Paris pada 2015.
Baca juga: Negara-negara COP27 Sepakat Siapkan Dana Kerugian dan Kerusakan untuk Negara Berkembang
Saat ini, kebijakan yang diambil negara-negara yang meratifikasi Perjanjian Paris tersebut masih belum cukup membatasi kenaikan suhu Bumi tak melampaui 1,5 derajat celsius.
Menteri Iklim Kanada Steven Guilbeault mengatakan, semua negara tidak boleh melakukan aksi iklim yang tidak berarti.
“Ini tentang pertanggungjawaban pembaruan kita sebelumnya, sekarang, dan di masa depan,” kata Guilbeault.
Asesmen dalam COP28 mendatang akan meningkatkan tekanan pada penghasil utama emisi gas rumah kaca (GRK) untuk memperbarui tindakan mereka dalam mengurangi.
Al Jaber mengatakan, semua pemerintah harus memperbarui target pemangkasan emisi pada September. UEA sendiri telah melakukannya bulan lalu.
Baca juga: Negara-negara COP27 Sepakat Siapkan Dana Kerugian dan Kerusakan untuk Negara Berkembang
UEA, salah satu eksportir minyak dunia, berada di bawah tekanan untuk menjabarkan visinya untuk KTT COP28 dan memandu persiapan di antara hampir 200 negara yang diharapkan hadir.
Putaran persiapan negosiasi menjelang COP28 pada Juni lalu hanya menghasilkan sedikit kemajuan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya