KOMPAS.com – Perjalanan global dalam mencapai tujuan delapan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi masih menghadapi tantangan.
Setiap tahunnya, PBB merilis laporan pencapaian SDGs. Pada Mei 2023, PBB kembali merilis capaian SDGs skala global.
Pertumbuhan ekonomi global masih tersendat karena berbagai hal seperti meningkatnya biaya hidup, ketegangan perdagangan, jalur kebijakan moneter yang tidak pasti, meningkatnya utang di negara berkembang, dan perang di Ukraina.
Baca juga: Isu SDGs Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Berbagai krisis tersebut membuat perekonomian global berada di bawah ancaman yang serius.
Selain itu, upah yang adil bagi perempuan dan pekerjaan yang layak bagi kaum muda juga masih menjadi pekerjaan besar.
Mencapai tujuan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi akan membutuhkan reformasi besar-besaran dari sistem keuangan global.
Berikut capaian tujuan nomor delapan SDGs yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi menurut laporan dari PBB.
Baca juga: Wujudkan SDGs, SMF Benahi Kawasan Kumuh di Kota Seribu Masjid
PDB riil per kapita global menurun tajam sebesar 4,1 persen. Pada 2021, PDB riil per kapita global meningkat 5 persen pada 2021.
Pertumbuhan PDB riil per kapita global diperkirakan akan melambat menjadi 2,1 persen pada 2022 dan selanjutnya menjadi 1,0 persen pada 2023, sebelum sedikit pulih ke tingkat pertumbuhan 1,8 persen pada 2024.
Pertumbuhan PDB riil negara tertinggal melambat dari 5 persen pada 2019 menjadi hanya 0,2 persen pada 2020 sebelum pulih menjadi 2,6 persen pada 2021.
Diperkirakan, pertumbuhan PDB riil negara tertinggal akan menguat menjadi 4,3 persen pada 2022 dan masing-masing menjadi 4,4 persen dan 5,4 persen pada 2023 dan 2024.
Setelah turun tajam pada 2020 akibat pandemi Covid-19, produktivitas tenaga kerja meningkat kembali pada 2021 sebesar 2,4 persen.
Pertumbuhan produktivitas sempat melambat pada 2022, hanya meningkat 0,5 persen. Akan tetapi, berkaca sebelum pandemi Covid-19, pertumbuhan produktivitas sebenarnya sudah melambat di seluruh dunia.
Baca juga: Ketua BPK Tekankan Pentingnya Supreme Audit Institutions Percepat SDGs
Secara global, 58,0 persen para pekerja bekerja di sektor informal pada 2022. Ada sekitar 2 miliar pekerja tidak tetap, sebagian besar tidak memiliki perlindungan sosial apa pun.
Sebelum terjadinya pandemi, jumlah pekerjaan informal perlahan-lahan menurun dan mencapai 57,8 persen pada 2019.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya