Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Negara-negara di seluruh dunia harus mengakui bahwa mereka sudah jauh tertinggal dalam target melawan perubahan iklim sekaligus menyepakati rencana yang ambisius.

Hal tersebut disampaikan Presiden COP28 Sultan Al Jaber pada Kamis (13/7/2023), sebagaimana dilansir Reuters.

COP28, agenda KTT iklim tahunan dari PBB yang tahun ini menginjak kali ke-28, pada November mendatang bakal digelar di Uni Emirat Arab (UEA).

Baca juga: Berkenalan dengan Daffa Praditya, Anak Muda Indonesia yang Hadiri COP27 di Mesir untuk Suarakan Krisis Iklim

Al Jaber mengatakan, COP28 mendatang harus menghasilkan tujuan internasional dalam melipatgandakan energi terbarukan, penghematan energi ganda, dan produksi hidrogen pada 2030.

“Kita harus benar-benar jujur mengenai celah yang perlu ditambal, akar penyebab, dan bagaimana kita sampai ke tempat ini di sini hari ini,” kata Al Jaber dalam pertemuan di Brussels, Belgia, Kamis.

Pertemuan tersebut mempertemukan Al Jaber dengan para menteri iklim dan pejabat dari sejumlah negara termasuk Brasil, China, Amerika Serikat (AS), dan negara anggota Uni Eropa.

“Maka, kita harus menerapkan tanggapan yang berjangkauan jauh, berwawasan ke depan, berorientasi pada tindakan, dan komprehensif untuk mengatasi kesenjangan ini secara praktis,” ucap Al Jaber.

COP28 akan menjadi penilaian formal pertama dari kemajuan negara-negara dalam membatasi kenaikan suhu tak melampaui 1,5 derajat celsius sesuai Perjanjian Paris pada 2015.

Baca juga: Negara-negara COP27 Sepakat Siapkan Dana Kerugian dan Kerusakan untuk Negara Berkembang

Saat ini, kebijakan yang diambil negara-negara yang meratifikasi Perjanjian Paris tersebut masih belum cukup membatasi kenaikan suhu Bumi tak melampaui 1,5 derajat celsius.

Menteri Iklim Kanada Steven Guilbeault mengatakan, semua negara tidak boleh melakukan aksi iklim yang tidak berarti.

“Ini tentang pertanggungjawaban pembaruan kita sebelumnya, sekarang, dan di masa depan,” kata Guilbeault.

Asesmen dalam COP28 mendatang akan meningkatkan tekanan pada penghasil utama emisi gas rumah kaca (GRK) untuk memperbarui tindakan mereka dalam mengurangi.

Al Jaber mengatakan, semua pemerintah harus memperbarui target pemangkasan emisi pada September. UEA sendiri telah melakukannya bulan lalu.

Baca juga: Negara-negara COP27 Sepakat Siapkan Dana Kerugian dan Kerusakan untuk Negara Berkembang

Dana bagi negara miskin

UEA, salah satu eksportir minyak dunia, berada di bawah tekanan untuk menjabarkan visinya untuk KTT COP28 dan memandu persiapan di antara hampir 200 negara yang diharapkan hadir.

Putaran persiapan negosiasi menjelang COP28 pada Juni lalu hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

Negara-negara menghabiskan waktu berhari-hari untuk memperdebatkan sejumlah masalah, termasuk apakah akan membahas tindakan mendesak pengurangan karbon dioksida.

Baca juga: Jadi Pembicara di COP27 Mesir, Bupati Banyumas Cerita Kesuksesan Kelola Sampah

Mereka akhirnya menyetujui mengenai pembicaraan iklim PBB tahun lalu untuk membentuk dana kerugian dan kerusakan.

Sektor keuangan telah mendominasi negosiasi iklim baru-baru ini. Negara-negara yang lebih miskin menuntut dukungan yang lebih besar untuk berinvestasi dalam energi rendah karbon.

Negara-negara yang lebih miskin juga menuntut dukungan akibat pengeluaran yang melonjak karena kekeringan, banjir, dan naiknya permukaan laut.

Al Jaber menyerukan transformasi komprehensif dari lembaga keuangan internasional untuk membuka lebih banyak modal untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca juga: Konsumsi Daging Sebabkan Emisi Global Naik? Ini yang Dibahas dalam KTT Iklim COP27

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif

Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif

Pemerintah
Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan

Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan

Swasta
Walhi Laporkan 47 Perusahaan yang Diduga Rusak Lingkungan ke Kejagung

Walhi Laporkan 47 Perusahaan yang Diduga Rusak Lingkungan ke Kejagung

Pemerintah
RUU Masyarakat Adat: Janji Politik atau Ilusi Hukum?

RUU Masyarakat Adat: Janji Politik atau Ilusi Hukum?

Pemerintah
Jakarta Jadi Pionir Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon

Jakarta Jadi Pionir Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon

Pemerintah
Jakarta dan Hangzhou Alami Dampak Paling Parah akibat Perubahan Cuaca Ekstrem

Jakarta dan Hangzhou Alami Dampak Paling Parah akibat Perubahan Cuaca Ekstrem

Pemerintah
Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

LSM/Figur
Pemerintah Wacanakan Bangun Hutan Wakaf untuk Ibadah dan Pelestarian Alam

Pemerintah Wacanakan Bangun Hutan Wakaf untuk Ibadah dan Pelestarian Alam

Pemerintah
Pemerintah Akan Evaluasi PLTSa, dari 12 Kota Hanya 2 yang Beroperasi

Pemerintah Akan Evaluasi PLTSa, dari 12 Kota Hanya 2 yang Beroperasi

Pemerintah
Sedekah Sampah Ala Hanan Attaki, Masyarakat Bisa Jual Plastik di Masjid

Sedekah Sampah Ala Hanan Attaki, Masyarakat Bisa Jual Plastik di Masjid

LSM/Figur
Jakarta Kembali Masuk 10 Besar Ibu Kota Paling Berpolusi di Dunia Sepanjang 2024

Jakarta Kembali Masuk 10 Besar Ibu Kota Paling Berpolusi di Dunia Sepanjang 2024

LSM/Figur
Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri

Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri

Pemerintah
Pemerintah Targetkan 30 Kota Kelola Sampah Jadi Listrik 4 Tahun Lagi

Pemerintah Targetkan 30 Kota Kelola Sampah Jadi Listrik 4 Tahun Lagi

Pemerintah
Terbukti Cemari Lingkungan, Pengelola TPA Ilegal Dikenakan Pidana

Terbukti Cemari Lingkungan, Pengelola TPA Ilegal Dikenakan Pidana

Pemerintah
Mikroplastik Hambat Fotosintesis Tanaman, Jutaan Orang Terancam Kelaparan

Mikroplastik Hambat Fotosintesis Tanaman, Jutaan Orang Terancam Kelaparan

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau