Plastik merupakan polutan utama bagi lingkungan karena tidak dapat terurai secara alami hingga ribuan tahun.
Semakin banyak plastik yang dibuang ke tempat pembuangan sampah, semakin banyak pula dampak buruk yang diterima lingkungan.
Baca juga: Mayora Raih Penghargaan Tertinggi dari BPOM soal Keberlanjutan Lingkungan
Salah satu adab dan kesopanan saat makan adalah menghabiskan makanan yang ada di piring. Adab tersebut rupanya memiliki nilai yang sangat tinggi.
Bila makanan tidak dihabiskan, maka akan terbuang. Jika sisa makanan terbuang begitu saja ke tempat terbuka, lama-lama akan melepaskan gas metana.
Gas metana ini merupakan salah satu gas rumah kaca (GRK) yang memiliki efek merusak lebih besar dibandingkan karbon dioksida.
Kertas digunakan setiap hari oleh manusia dalam berbagai bentuk. Contohnya antara lain penggunaan tisu di dapur, buku, dan di media cetak untuk bacaan kita sehari-hari.
Sebagaimana kita ketahui, kertas itu terbuat dari pohon. Jika kebutuhan meningkat, akan lebih banyak pohon yang ditebang.
Tingginya penebangan pohon akan memicu semakin parahnya deforestasi dan berdampak buruk kepada Bumi.
Jumlah energi yang digunakan untuk menjerang air menggunakan kompor listrik atau memanaskan air dengan peralatan listrik lebih besar bila dibandingkan dengan gas elpiji.
Jika sumber listriknya berasal dari bahan bakar fosil seperti batu bara, maka emisi yang dihasilkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan gas.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya