Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UOB Bidik Pembiayaan Berkelanjutan dalam 3 Tahun Menjadi Rp 5 Triliun

Kompas.com - 25/07/2023, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - UOB Indonesia menargetkan penyaluran pembiayaan hijau berkelanjutan dalam tiga tahun menjadi Rp 5 triliun.

Hal ini diungkapkan Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan saat menjawab Kompas.com, dalam acara peluncuran U-Solar 2.0, Selasa (25/7/2023).

UOB Indonesia optimistis target tersebut dapat terealisasi karena demand pembiayaan hijau terus meningkat dari tahun ke tahun, selain potensi pembangunan berkelanjutan di Indonesia demikian besar.

"Memang masih banyak tantangan untuk menjadi lebih baik, seperti regulasi terkait kuota atau pembatasan PLTS Atap," ujar Harapman.

Baca juga: Gas Buang PLTG Tanjung Ucang Jadi Pembangkit Energi Bersih

Oleh karena itu, menurut Executive Director, Wholesale Banking, UOB Indonesia Susanto Lukman, UOB Indonesia akan semakin agresif melakukan penetrasi pasar tak hanya di sektor engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC), juga developer, dan end user PLTS Atap, termasuk korporasi dan residensial.

"U-Solar 2.0 menawarkan dukungan end-to-end yang komprehensif di seluruh rantai nilai dan memberdayakan sektor tenaga surya untuk berkembang dengan lebih cepat," imbuh Susanto.

Program U-Solar 2.0 sendiri dirilis sebagai upaya memperluas cakupan agar akses terhadap pembiayaan berkelanjutan bagi kontraktor solar engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC) lokal serta pengembang proyek menjadi lebih sederhana.

Peluncuran program ini merupakan bagian dari upaya Bank dalam membantu mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon.

Dengan menghubungkan para pemain kunci dalam industri ini, program ini ingin menjamin aliran pembiayaan yang lancar sehingga memungkinkan para pemain di industri ini dapat memenuhi permintaan tenaga surya yang volumenya terus meningkat di kawasan.

Baca juga: Energi Ramah Lingkungan Pengaruhi Keberlanjutan Bisnis Jangka Panjang

Menurut UOB Business Outlook Study yang dilakukan baru-baru ini, keberlanjutan menduduki peringkat prioritas utama pada tahun 2023 di antara 97 persen bisnis di Indonesia.

Adapun 47 persen bisnis telah mulai menerapkan praktik keberlanjutan dalam bisnis mereka. Kendati ada kekhawatiran terkait kenaikan biaya produk dan layanan yang mereka tawarkan, hampir 7 dari 10 bisnis menyatakan bahwa keberlanjutan membantu menarik investor.

Sementara 3 dari 5 bisnis menyatakan bahwa keberlanjutan membantu meningkatkan reputasi dan merek bisnis mereka.

Harapman menegaskan, UOB Indonesia senantiasa bertanggung jawab dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

Melalui U-Solar 2.0, Perusahaan membantu menghubungkan ekosistem tenaga surya dan mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Baca juga: Cegah Kenaikan Suhu 1,5 Derajat, Energi Terbarukan Perlu Meningkat 3 Kali Lipat

"Program ini bertujuan memberdayakan industri tenaga surya Indonesia dengan praktik berkelanjutan, sejalan dengan agenda pemerintah untuk menggerakkan 23 persen pembangkit listrik dari energi baru terbarukan pada tahun 2025," cetus Harapman.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

BUMN
Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Pemerintah
Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Pemerintah
Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Swasta
Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek 'Biochar' di India

Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek "Biochar" di India

Swasta
Bencana Hidrometeorologi Ekstrem Risiko Terbesar 10 Tahun ke Depan

Bencana Hidrometeorologi Ekstrem Risiko Terbesar 10 Tahun ke Depan

LSM/Figur
Mencairnya Es Antarktika Bisa 'Bangunkan' 100 Gunung Berapi Bawah Laut

Mencairnya Es Antarktika Bisa "Bangunkan" 100 Gunung Berapi Bawah Laut

LSM/Figur
Grab-BYD Kerjasama Sediakan 50.000 GrabCar Listrik di Asia Tenggara

Grab-BYD Kerjasama Sediakan 50.000 GrabCar Listrik di Asia Tenggara

Swasta
Menteri Lingkungan Hidup: Limbah Makan Bergizi Gratis Akan Jadi Kompos

Menteri Lingkungan Hidup: Limbah Makan Bergizi Gratis Akan Jadi Kompos

Pemerintah
Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Anjlok 50 Persen akibat Perubahan Iklim

Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Anjlok 50 Persen akibat Perubahan Iklim

LSM/Figur
Perdagangan Karbon Internasional di RI Sempat Terkendala Peraturan Ini

Perdagangan Karbon Internasional di RI Sempat Terkendala Peraturan Ini

Pemerintah
Perdagangan Karbon, Upaya Pemerintah Ubah 'Aset Hijau' Jadi Pendorong Ekonomi Berkelanjutan

Perdagangan Karbon, Upaya Pemerintah Ubah "Aset Hijau" Jadi Pendorong Ekonomi Berkelanjutan

Pemerintah
Tanam Mangrove Ditarget 1.500 Hektare Lahan Setahun ke Depan

Tanam Mangrove Ditarget 1.500 Hektare Lahan Setahun ke Depan

Pemerintah
2,48 Juta Karbon dari Indonesia Dijual ke Luar Negeri Mulai 20 Januari

2,48 Juta Karbon dari Indonesia Dijual ke Luar Negeri Mulai 20 Januari

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau