JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu Kota Nusantara atau IKN ditargetkan menjadi kota nol emisi karbon pada 2030. Badan Otorita IKN akan memasukkan target tersebut dalam komitmen pengurangan emisi lokal atau local determined comitment (LDC).
Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono merencanakan untuk meluncurkan LDC tersebut di Konferensi Perubahan Iklim PBB atau COP 28 di Dubai, Uni Emirat Arab pada akhir tahun 2023 ini.
Bambang menjelaskan, isi LDC tersebut adalah peta jalan dan cetak biru IKN terkait target-target pengurangan emisi dalam melawan perubahan iklim.
"Kami akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan salah satu Ibu Kota pertama di dunia yang meluncurkan LDC, karena enggak gampang punya komitmen terkait perubahan iklim," kata Bambang dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy Forum 2023, Selasa (26/9).
Baca juga: IKN Kota Pertama yang Memiliki Komite ESG
Walau demikian, Bambang mencatat sebagian pakar menilai target tersebut lebih rendah dari yang seharusnya. World Research Institute saja menilai IKN dapat menjadi kota minus karbon pada 2030.
Menurut Bambang, hal itu karena 65 persen dari kawasan IKN merupakan hutan tropis. Dengan demikian, IKN seharusnya dapat menyedot lebih banyak karbon yang dihasilkan nantinya.
Untuk mencapai target tersebut, IKN telah memiliki fasilitas pembibitan pohon di dekat IKN. Kapasitas produksi bibit pohon di fasilitas tersebut mencapai 15 juta pohon per tahun.
Total lahan kawasan IKN mencapai sekitar 250.000 hektar. Artinya, kawasan hutan tropis di IKN adalah sekitar 150.000 hektar.
Bambang juga berencana menerbitkan obligasi iklim, pada 2027. Untuk merealisasikan itu, OIKN telah membentuk komite Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola atau ESG.
Bambang mengatakan salah satu syarat penerbitan obligasi ikim dengan menaati prinsip-prinsip ESG. Beberapa jenis obligasi iklim di antaranya Obligasi Hijau maupun Obligasi Biru.
"Misalnya, yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan. Obligasi Iklim juga akan berkaitan dengan perubahan iklim," tuntas Bambang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya