JAKARTA, KOMPAS.com - Perputaran uang di pasar pengelolaan sampah atau zero waste market kawasan BSD City diperkirakan menembus angka 20 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 317 miliar.
Menurut Co-founder Siklus Laksamana Sakti, angka ini berasal dari proyeksi pengelolaan potensi sampah 500.000 warga penghuni kawasan yang dibangun Sinarmas Land tersebut.
"Ini 20 kali lipat dari angka eksisting yang kami kelola dalam setahun terakhir yang mencapai 1 juta dollar AS," ujar Laksamana kepada Kompas.com, Kamis (19/10/2023).
Siklus sendiri merupakan startup Indonesia yang memperkenalkan solusi ekonomi dan lingkungan hidup melalui berbagai platform ritel dan e-commerce-nya.
Adapun kehadiran Siklus di BSD City dimulai sejak bulan ini, melalui kerja sama dengan firma pemodal ventura Living Lab Ventures, yang kepemilikan saham sepenuhnya di tangan Sinarmas Land.
Baca juga: Pemanfaatan Konversi Sampah Perkotaan Makin Meluas hingga Temanggung
Kolaborasi perdana keduanya akan memperkenalkan layanan pesan antar isi ulang bagi para penghuni di janapada, klaster, dan kantor tertentu di BSD City.
Kerja sama dengan Siklus adalah salah satu perwujudan misi Living Lab Ventures dalam perluasan dan pengenalan berbagai inovasi teknologi untuk pasar, yang sejalan dengan visi Sinarmas Land untuk mentransformasikan BSD City menjadi kota digital pintar terintegrasi.
Siklus akan menjadi bagian dari program Living Lab Ventures yang menginkubasi dan mempercepat akselerasi pembentukan startup yang berpotensi tinggi.
Melalui Living Lab Ventures, Siklus akan memperkenalkan dan menyatukan solusi teknologi dan ritelnya dengan aktivitas sehari-hari para penghuni BSD City.
Partner di Living Lab Ventures Bayu Seto menambahkan, Living Lab Ventures akan terus mencari startup baru berbasis teknologi yang inovatif untuk menjadi bagian dari ekosistem startup Perusahaan.
Perusahaan menemukan Siklus, startup lokal yang kian dikenal di industri berkat solusi-solusi ritel dan e-commerce yang berkelanjutan, yang juga adalah mitra perusahaan ternama seperti Reckitt, Nestle, P&G, dan Unilever.
"Setelah melewati proses due diligence, kami memutuskan untuk memasukkan Siklus ke dalam program inkubator Living Lab Ventures, dimulai dengan proyek perdana kami di BSD City,” jelas Bayu.
Baca juga: Manfaatkan Sampah Perkotaan di Bali Jadi Bahan Bakar, SBI Gandeng CMPP
Dalam kerjasama ini, Siklus akan memperkenalkan solusi pesan antar isi ulang untuk beberapa clubhouse, klaster, dan kantor-kantor di BSD City.
Para penghuni bisa memesan bermacam-macam produk, mengisi dan juga mengisi ulang wadah yang memang bisa diisi dan digunakan berkali-kali.
Masih terkait kerja sama, Siklus akan diintegrasikan ke dalam OneSmile, platform digital yang disediakan bagi para penghuni BSD City.
Didirikan tiga tahun lalu, Siklus telah berhasil mencegah penggunaan dan potensi sampah plastik sekali pakai sebanyak sekitar 27,7 ton.
Dalam 12 bulan terakhir, Siklus pun telah memperluas ekosistem dan model bisnis ritel berkelanjutan miliknya, terutama dengan peluncuran ‘Tukar Wadah', solusi penukaran, pengemasan, pendaurulangan dan penggunaan ulang yang menghubungkan para supplier dan penjual wholesale dengan para konsumen melalui platform Siklus.
Baca juga: Cetia, Robot Bertenaga AI yang Bisa Menyortir Sampah Tekstil
Dengan dukungan Living Lab Ventures, Siklus menargetkan akselerasi pertumbuhan serta perluasan operasi dan dampak keberlanjutannya pada 2024 ke seluruh wilayah Indonesia.
Terkait isu perubahan iklim, Sinarmas Land mengeklaim telah menerapkan konsep keberlanjutan dan pembangunan yang lebih ramah lingkungan, bahkan sebelum proses Environmental, Social, Governance (ESG) diberlakukan.
Sinarmas Land juga secara penuh mendukung berbagai kebijakan pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya