KOMPAS.com - Industri daur ulang terus berinovasi dengan cepat dan pesat. Terbaru, ada robot futuristik yang bisa menghemat berton-ton sampah tekstil dari tempat pemrosesan akhir (TPA).
Robot masa depan bernama Cetia ini resmi dirilis di Hendaye, bagian barat daya Perancis. Cetia adalah platform inovasi pertama di dunia yang dapat melepas sol sepatu secara otomatis.
"Mesin ini menggunakan sensor inframerah untuk mendeteksi bahan pakaian dengan cukup akurat, baik itu 80 persen katun, 20 persen poliester atau 50/50,” kata Direktur Cetia Chloé Salmon Legagneur.
Hal ini memungkinkan Cetia mendeteksi dan mengumpulkan semua bahan yang memiliki komposisi sama di tempat yang tepat.
Peran AI mendaur ulang tesktil
Sebagaimana diketahui, Uni Eropa telah menetapkan target ambisius daur ulang tekstil. Pada tahun 2030 nanti, berlaku ketetapan kandungan minimum serat daur ulang dalam komposisi tekstil.
Baca juga: Valuasi Daur Ulang Sampah Plastik Indonesia Belum Terhitung
Namun masalahnya, pakaian dan sepatu sulit untuk dibongkar dan disortir. Ini artinya ketika didaur ulang, sering kali menjadi bahan pelapis atau aspal rumah tangga, yang dapat digunakan untuk permukaan jalan dan atap.
Mesin Cetia menggunakan teknologi inframerah untuk mengenali warna dan komposisi kain saat dua bahan dicampur.
Pakaian yang disortir melewati mesin lain dan memisahkan 'bagian sulit' seperti resleting dan kancing dari kain. Lebih jauh lagi, mesin pemotong laser lainnya memastikan kain tidak rusak saat dipisahkan dari komponen lainnya.
Mesin bertenaga kecerdasan buatan (AI) ini dapat membedakan saku dari kerah, atau lengan dari celana. Peralatan mutakhir ini dibanderol hampir 2 juta Euro.
Untuk memfasilitasi daur ulang, beberapa merek, termasuk Decathlon, salah satu pendukung pertama Cetia, telah maju selangkah dengan melibatkannya sejak tahap desain tentang jumlah bahan yang digunakan, elemen pengganggu, dan lain-lain.
Baca juga: Daur Ulang Limbah Elektronik Lebih Rumit, Tapi Cuannya Segudang
Decathlon pun menargetkan 100 persen produk berdesain ramah lingkungan pada tahun 2026.
Direktur Divisi Regional Organisasi Lingkungan Refashion Véronique Allaire-Spitzer menganggap proyek yang disebut Re-shoes ini dianggap penting, hingga perusahaan memiliki solusi untuk menyiapkan bahan daur ulang.
Organisasi tekstil sirkular ini menyuntikkan 900.000 Euro untuk membiayai proyek Cetia. Menyusul Nouvelle Aquitaine, tempat Cetia bermarkas, yang menyumbang hampir satu juta dollar AS.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya