Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau

Kompas.com, 13 Desember 2025, 19:31 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

BALI, KOMPAS.com - Pada malam tertentu ketika air laut surut, para nelayan di Desa Serangan, Bali, mencari udang di lumpur. Awalnya mereka hanya diterangi headlamp yang tidak tahan lama, bahkan ada pula yang hanya diterangi petromaks. 

Kemudian para nelayan berinovasi dengan lampu bertenaga aki. Untuk memudahkan mobilitas, mereka memasukkan aki seberat tiga sampai lima kilogram tersebut ke dalam tas, lalu menggendongnya selama sekitar enam jam. Hal itu berbahaya, bahkan tak jarang para nelayan tersebut merasa panas dan tersetrum. 

Baca juga: Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi

Melihat masalah dan kebutuhan tersebut, CAST Foundation, yayasan berbasis di Jakarta; dan Fab Lab Bali, laboratorium inovasi terbuka; membuat Fisherman Ergo-Headlamp. 

Kepala Lingkungan Banjar Dukuh, Wayan Suwaka saat di pameran Desa Utak Atik di Desa Serangan, Bali, Sabtu (6/12/2025). Desa Utak Atik digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group.KOMPAS.com/Ni Nyoman Wira Kepala Lingkungan Banjar Dukuh, Wayan Suwaka saat di pameran Desa Utak Atik di Desa Serangan, Bali, Sabtu (6/12/2025). Desa Utak Atik digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group.

"Mereka (CAST Foundation dan Fab Lab Bali) meng-upgrade, dulu kita cuma pakai yang masih kategorinya bahan-bahan yang ya apa adanya kita di rumah ya, aki, dan kita modif," ucap Kepala Lingkungan Banjar Dukuh, Wayan Suwaka di sela-sela pameran Desa Utak Atik di Serangan, Bali, pada Sabtu (6/12/2025).

Fisherman Ergo-Headlamp dirancang bersama para nelayan. Lampu tersebut menggunakan baterai dengan berat di bawah satu kilogram dan bisa bertahan hingga 26 jam, tapi tetap dingin. 

Lampu tersebut disertai rompi untuk memudahkan mobilitas para nelayan, serta membantu mereka agar tidak terlalu lelah.

Baca juga:

Diperlihatkan di pameran Desa Utak Atik

Fisherman Ergo-Headlamp, lampu kepala untuk nelayan Desa Serangan, Bali, ketika mencari udang saat malam hari. Lampu ini dipamerkan di pameran Desa Utak Atik di Desa Serangan, Sabtu (6/12/2025), yang digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group. KOMPAS.com/Ni Nyoman Wira Fisherman Ergo-Headlamp, lampu kepala untuk nelayan Desa Serangan, Bali, ketika mencari udang saat malam hari. Lampu ini dipamerkan di pameran Desa Utak Atik di Desa Serangan, Sabtu (6/12/2025), yang digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group.

Fisherman Ergo-Headlamp termasuk inovasi yang diperlihatkan di pameran Desa Utak Atik di Banjar Tengah, Serangan, Bali, pada Sabtu (6/12/2025).

Pameran tersebut merupakan bagian dari proyek mewujudkan Desa Hidrogen Hijau, sebuah inisiatif inovasi berbasis komunitas di Desa Serangan yang sudah berjalan selama dua tahun oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group.

Proyek ini menghadirkan model pembangunan alternatif yang memadukan teknologi bersih, kearifan lokal, dan pemberdayaan masyarakat untuk menjawab tantangan pembangunan dan transisi energi di Indonesia.

Selain Fisherman Ergo-Headlamp, ada pula inovasi lain, di antaranya H2MINI — Stasiun Pengisian Daya DC Bertenaga Hidrogen, Generator Hidrogen Biaya Rendah untuk Memasak, Biodigester, pengering makanan Solar Dehydrator, dan Lab Berjalan (Moving Lab).

Menurut Founding Partner CAST Foundation dan Meaningful Design Group, Ilham Habibie, Desa Utak Atik mencoba menemukan solusi dari masalah yang dihadapi penduduk desa.

"Menemukan solusi dari masalah, tantangan, dan juga adanya produk yang kita kembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan yang kita lihat di akar rumput. Dan kalau kita lihat cara kita, tentunya kita semuanya berada di abad ke-21, tak mungkin kita tidak menggunakan teknologi," jelas Ilham pada kesempatan yang sama.

Founding Partner CAST Foundation dan Meaningful Design Group, Ilham Habibie saat memberi sambutan di pameran Desa Utak Atik di Banjar Tengah, Desa Serangan, Bali, Sabtu (6/12/2025). Desa Utak Atik digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group.KOMPAS.com/Ni Nyoman Wira Founding Partner CAST Foundation dan Meaningful Design Group, Ilham Habibie saat memberi sambutan di pameran Desa Utak Atik di Banjar Tengah, Desa Serangan, Bali, Sabtu (6/12/2025). Desa Utak Atik digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group.

Ilham melanjutkan, terdapat kerja sama antara masyarakat dan pihaknya untuk melakukan suatu proses yang ia sebut sebagai inovasi terbuka yang multi-arah. 

"Kita merangkul pengguna, bukan saja menjadi konsumen, tapi juga mereka ikut sebagai inovator. Karena pasti mereka ada ide-ide, ada masukan, bahkan ada usulan perbaikan terhadap apa yang kita telah inovasikan karena mereka yang sangat mengerti mengenai keadaan di lapangan," jelas dia. 

Ilham tak memungkiri bahwa ada beberapa inovasi, khususnya terkait hidrogen, yang masih tahap percobaan.

Namun, inovasi tersebut diharapkan bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan hidrogen untuk membantu masyarakat.

Baca juga: Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau