Penulis
BALI, KOMPAS.com - Pada malam tertentu ketika air laut surut, para nelayan di Desa Serangan, Bali, mencari udang di lumpur. Awalnya mereka hanya diterangi headlamp yang tidak tahan lama, bahkan ada pula yang hanya diterangi petromaks.
Kemudian para nelayan berinovasi dengan lampu bertenaga aki. Untuk memudahkan mobilitas, mereka memasukkan aki seberat tiga sampai lima kilogram tersebut ke dalam tas, lalu menggendongnya selama sekitar enam jam. Hal itu berbahaya, bahkan tak jarang para nelayan tersebut merasa panas dan tersetrum.
Baca juga: Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Melihat masalah dan kebutuhan tersebut, CAST Foundation, yayasan berbasis di Jakarta; dan Fab Lab Bali, laboratorium inovasi terbuka; membuat Fisherman Ergo-Headlamp.
Kepala Lingkungan Banjar Dukuh, Wayan Suwaka saat di pameran Desa Utak Atik di Desa Serangan, Bali, Sabtu (6/12/2025). Desa Utak Atik digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group."Mereka (CAST Foundation dan Fab Lab Bali) meng-upgrade, dulu kita cuma pakai yang masih kategorinya bahan-bahan yang ya apa adanya kita di rumah ya, aki, dan kita modif," ucap Kepala Lingkungan Banjar Dukuh, Wayan Suwaka di sela-sela pameran Desa Utak Atik di Serangan, Bali, pada Sabtu (6/12/2025).
Fisherman Ergo-Headlamp dirancang bersama para nelayan. Lampu tersebut menggunakan baterai dengan berat di bawah satu kilogram dan bisa bertahan hingga 26 jam, tapi tetap dingin.
Lampu tersebut disertai rompi untuk memudahkan mobilitas para nelayan, serta membantu mereka agar tidak terlalu lelah.
Baca juga:
Fisherman Ergo-Headlamp, lampu kepala untuk nelayan Desa Serangan, Bali, ketika mencari udang saat malam hari. Lampu ini dipamerkan di pameran Desa Utak Atik di Desa Serangan, Sabtu (6/12/2025), yang digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group. Fisherman Ergo-Headlamp termasuk inovasi yang diperlihatkan di pameran Desa Utak Atik di Banjar Tengah, Serangan, Bali, pada Sabtu (6/12/2025).
Pameran tersebut merupakan bagian dari proyek mewujudkan Desa Hidrogen Hijau, sebuah inisiatif inovasi berbasis komunitas di Desa Serangan yang sudah berjalan selama dua tahun oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group.
Proyek ini menghadirkan model pembangunan alternatif yang memadukan teknologi bersih, kearifan lokal, dan pemberdayaan masyarakat untuk menjawab tantangan pembangunan dan transisi energi di Indonesia.
Selain Fisherman Ergo-Headlamp, ada pula inovasi lain, di antaranya H2MINI — Stasiun Pengisian Daya DC Bertenaga Hidrogen, Generator Hidrogen Biaya Rendah untuk Memasak, Biodigester, pengering makanan Solar Dehydrator, dan Lab Berjalan (Moving Lab).
Menurut Founding Partner CAST Foundation dan Meaningful Design Group, Ilham Habibie, Desa Utak Atik mencoba menemukan solusi dari masalah yang dihadapi penduduk desa.
"Menemukan solusi dari masalah, tantangan, dan juga adanya produk yang kita kembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan yang kita lihat di akar rumput. Dan kalau kita lihat cara kita, tentunya kita semuanya berada di abad ke-21, tak mungkin kita tidak menggunakan teknologi," jelas Ilham pada kesempatan yang sama.
Founding Partner CAST Foundation dan Meaningful Design Group, Ilham Habibie saat memberi sambutan di pameran Desa Utak Atik di Banjar Tengah, Desa Serangan, Bali, Sabtu (6/12/2025). Desa Utak Atik digagas oleh CAST Foundation, Fab Lab Bali, dan Meaningful Design Group.Ilham melanjutkan, terdapat kerja sama antara masyarakat dan pihaknya untuk melakukan suatu proses yang ia sebut sebagai inovasi terbuka yang multi-arah.
"Kita merangkul pengguna, bukan saja menjadi konsumen, tapi juga mereka ikut sebagai inovator. Karena pasti mereka ada ide-ide, ada masukan, bahkan ada usulan perbaikan terhadap apa yang kita telah inovasikan karena mereka yang sangat mengerti mengenai keadaan di lapangan," jelas dia.
Ilham tak memungkiri bahwa ada beberapa inovasi, khususnya terkait hidrogen, yang masih tahap percobaan.
Namun, inovasi tersebut diharapkan bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan hidrogen untuk membantu masyarakat.
Baca juga: Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya