Perhatikan tanggal kedaluwarsanya, dan prioritaskan penggunaan barang lama terlebih dahulu. Jika ada sisa makanan, upayakan diolah lagi menjadi hidangan berbeda.
Plastik salah stau polutan terbesar di Bumi. Menerapkan gaya hidup tanpa plastik dimulai dari diri sendiri akan sangat berdampak terhadap lingkungan.
Sebagai ganti plastik, bisa menggunakan tas yang tidak sekali pakai, wadah makanan dari baja tahan karat atau kaca, botol minuman yang sustainable, dan lainnya.
Baca juga: Olah Ikan Patin dari Kulit hingga Duri, UKM di Jatim Usung Zero Waste
Membeli dalam jumlah besar atau secara grosir tidak hanya ramah kantong, melainkan juga dapat mengurangi sampah kemasan.
Daripada memilih produk yang terbungkus plastik, bisa membawa tas atau wadah yang dapat digunakan kembali ke toko. Hal ini akan mengurangi sampah plastik dari rumah.
Berinvestasilah pada peralatan dapur yang dapat tahan lama dan terbat dari bahan ramah lingkungan seperti bambu, baja tahan karat, atau silikon.
Mengompos sisa-sisa makanan dapat membantu mengurangi timbunan sampah ke tempat pembuangan akhir. Hasil kompos bisa dijual atau dipakai sendiri untuk tanaman.
Dengan melakukan pengomposan, kita tidak hanya mengurangi sampah dari rumah, melainkan juga dapat membantu menyuburkan tanah dan menambah pemasukan.
Membeli makanan lokal dari petani lokal atau pasar lokal dapat mengurangi jejak karbon makanan yang kita makan.
Selain mengurangi jejak karbon dari makanan, kita juga berkontribusi mendukung perekonomian lokal.
Baca juga: Riwayat Ekonomi Sirkular, Ada Target Zero Waste
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya