JAKARTA, KOMPAS.com - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) berkomitmen untuk mereduksi emisi karbon melalui inisiatif penanaman pohon.
Inisiatif di bawah pilar keberlanjutan Amartha Lestari ini, diwujudkan dengan membangun kembali ekosistem hutan asli di area kantor pusat Amartha.
Komitmen ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan menjaga ketersedian air tanah yang berkelanjutan.
Amartha menggandeng organisasi yang fokus pada pelestarian ekosistem hutan asli yakni Junglo. Kolaborasi ini diklaim Amartha merupakan yang pertama sebagai aksi penanaman hutan dengan spesies pohon asli lewat metode Miyawaki di Jakarta.
Chief Risk & Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto menyampaikan, Amartha terus berupaya untuk menciptakan dampak bagi lingkungan dan sosial yang berkelanjutan dengan berbagai inisiatif, salah satunya penanaman pohon.
Baca juga: Aksi Ijo Baret Hijau Kostrad Tanam 1.000 Pohon di Lahan Tidur Jakarta
"Setelah menanam ribuan pohon mangrove selama dua tahun berturut-turut, kali ini Amartha kembali melestarikan lingkungan dengan penanaman hutan asli," ujar Aria, Kamis (16/11/2023).
Aria percaya, keberadaan hutan asli menjadi penting karena bisa mengembalikan ekosistem asli dari lahan yang kita tempati.
Ini sejalan dengan komitmen Amartha untuk menjadi net zero company pada tahun 2060 mendatang, dan mereduksi emisi karbon sebesar 30 persen pada tahun 2030.
Melalui inisiatif ini, Amartha menanam bibit pohon trembesi dan beberapa varian tanaman lainnya yang sudah disesuaikan dengan karakter lahan lokasi penanaman.
Mengingat luas lahan di Jakarta yang cukup terbatas, Amartha bersama Junglo menggunakan metode Miyawaki, yakni metode penanaman hutan dengan jarak yang cukup rapat sehingga pemanfaatan lahan bisa lebih maksimal dan pertumbuhan pohon lebih pesat.
Baca juga: Kementerian PUPR Jamin Pembangunan Rusun IKN Minim Tebang Pohon
Metode Miyawaki juga menekankan pada kombinasi empat jenis tanaman tiap satu meter persegi.
Founder Junglo Mauricio Camacho menambahkan, metode Miyawaki ini sangat cocok diterapkan di Jakarta dengan keterbatasan lahan.
"Kami berharap, kolaborasi dengan Amartha dapat menjadi inspirasi bagi pihak lainnya untuk melakukan penanaman hutan semula tanpa khawatir akan keterbatasan lahan," imbuh Mauricio.
Amartha juga mendonasikan bibit pohon trembesi di wilayah Desa Krecek, Jawa Tengah. Pohon trembesi dipilih karena memiliki kemampuan untuk menjaga kualitas air tanah lebih baik dibanding jenis pohon lainnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya