Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/11/2023, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – PLN menggaet lima perusahaan energi skala dunia untuk pengembangan ekosistem listrik hijau di Indonesia.

Kerja sama tersebut dijalin dengan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandom of understanding (MoU) dalam gelaran Enlit Asia 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan.

Kelima perusahaan tersebut adalah PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Electricite de France SA (EDF), GE Vernova, The Danish Energy Agency, dan China Southern Power Grid International Co., Ltd (HK).

Baca juga: Energi Baru Terbarukan Kunci Keberhasilan Ketahanan Energi di Masa Depan

Dengan kerja sama tersebut, PLN akan memperoleh dukungan dalam menjalankan transisi energi untuk mencapai netralitas karbon atau net zero emissions (NZE) pada 2060.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam rangka menghadapi krisis perubahan iklim, komunitas energi global mesti bersatu.

Sehingga, tantangan transisi energi yang muncul di berbagai bidang mulai dari inovasi teknologi, investasi dan kebijakan bisa segera diatasi.

“Dengan kolaborasi ini, kita tidak hanya akan mampu memetakan setiap tantangan yang ada, tetapi juga mampu mengatasi setiap tantangan tersebut. Sehingga, misi besar transisi energi bisa terwujud,” ungkap Darmawan dikutip dari keterangan resmi, Kamis (16/11/2023).

Baca juga: Perkembangan dan Tantangan Transisi Energi Lintas Sektor

Kerja sama yang dijalin PLN dengan kelima perusahaan global tersebut mencakup sejumlah hal.

Contohnya, MoU PLN dengan HK menjajaki peluang kemitraan jangka panjang untuk pengembangan arus bolak-balik tegangan tinggi atau high voltage direct current (HVDC), pumped storage, interkoneksi antarpulau, hingga smart grid.

Sedangkan MoU PLN dengan EDF, GE Vernova, dan The Danish Energy Agency melingkupi studi bersama atau joint study melalui pertukaran informasi dalam berbagai hal guna mendukung transisi energi di Indonesia.

Berbagai kolaborasi tersebut searah dengan tantangan ketidakcocokan atau mismatch antara sumber energi baru terbarukan (EBT) yang terisolasi dengan pusat permintaan listrik di perkotaan.

“Kami telah mengidentifikasi adanya mismatch antara potensi EBT yang besar dengan pusat permintaan (listrik),” tutur Darmawan.

Baca juga: Pensiun Dini PLTU Batu Bara Makin Dorong Pengembangan Energi Terbarukan

“Kami sedang dalam proses merancang pembangunan green enabling transmission line untuk memfasilitasinya,” tambahnya.

Selain mismatch, tantangan lain dalam mengembangkan EBT adalah listrik yang dihasilkan sangat fluktuatif karena sumbernya dipengaruhi oleh cuaca.

Untuk mengatasi fluktuasi tersebut, diperlukan jaringan pintar atau smart grid yang dilengkapi dengan flexible generation, smart transmission, smart distribution, hingga smart meter.

Darmawan menyampaikan, PLN telah merancang proyek bernama Accelerated Renewable Energy Development (ARED).

Melalui ARED, pengembangan green enabling transmission line dan smart grid akan terus didorong untuk memperkuat sistem suplai listrik hijau di Indonesia.

Baca juga: Kementerian ESDM Masih Optimalkan Gas Bumi untuk Transisi Energi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SIEW 2025: IEA Dorong Hilirisasi Mineral Kritis untuk Perkuat Ketahanan Energi
SIEW 2025: IEA Dorong Hilirisasi Mineral Kritis untuk Perkuat Ketahanan Energi
Pemerintah
Industri Karet di Kalbar Bertahan dari Krisis Iklim dan Kepungan Sawit
Industri Karet di Kalbar Bertahan dari Krisis Iklim dan Kepungan Sawit
LSM/Figur
SIEW 2025: Singapura Kaji Serius Pemanfaatan Reaktor Nuklir Kecil untuk Pembangkit Listrik
SIEW 2025: Singapura Kaji Serius Pemanfaatan Reaktor Nuklir Kecil untuk Pembangkit Listrik
Pemerintah
GBC Indonesia Perkuat Kolaborasi Industri untuk Mewujudkan Konstruksi Hijau dan Rendah Karbon
GBC Indonesia Perkuat Kolaborasi Industri untuk Mewujudkan Konstruksi Hijau dan Rendah Karbon
Swasta
Kemenhut Segel Tambang Emas Ilegal di Sekitar Mandalika
Kemenhut Segel Tambang Emas Ilegal di Sekitar Mandalika
Pemerintah
BMKG Peringatkan, Hujan Lebat Landa Sejumlah Daerah Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan, Hujan Lebat Landa Sejumlah Daerah Sepekan ke Depan
Pemerintah
Koperasi Jadi Harapan Baru Petani Karet di Kalbar di Tengah Lesunya Produksi
Koperasi Jadi Harapan Baru Petani Karet di Kalbar di Tengah Lesunya Produksi
LSM/Figur
Cerita dari Desa Watulabara di NTT, Merdeka dari Krisis Air
Cerita dari Desa Watulabara di NTT, Merdeka dari Krisis Air
Swasta
Satgas Lingkungan Berkelanjutan Pergubi Arusutamakan Isu Iklim dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
Satgas Lingkungan Berkelanjutan Pergubi Arusutamakan Isu Iklim dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
LSM/Figur
Greenpeace: KTT ke-27 ASEAN Jadi Momentum Hentikan Kabut Asap Lintas Batas
Greenpeace: KTT ke-27 ASEAN Jadi Momentum Hentikan Kabut Asap Lintas Batas
LSM/Figur
Tren Kepunahan Melambat, Tapi Ancaman Aktivitas Manusia Tetap Tinggi
Tren Kepunahan Melambat, Tapi Ancaman Aktivitas Manusia Tetap Tinggi
Pemerintah
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Wajib Kembangkan Teknologi Penghilang Karbon
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Wajib Kembangkan Teknologi Penghilang Karbon
Pemerintah
Pajak Makanan, Solusi Ganda Selamatkan Nyawa Sekaligus Iklim
Pajak Makanan, Solusi Ganda Selamatkan Nyawa Sekaligus Iklim
Pemerintah
Mengubah Wajah Kampung Nelayan di Pesisir untuk Entaskan Kemiskinan
Mengubah Wajah Kampung Nelayan di Pesisir untuk Entaskan Kemiskinan
Pemerintah
Ancaman Abadi Sampah Plastik, Bertahan di Permukaan Laut Lebih dari 100 Tahun
Ancaman Abadi Sampah Plastik, Bertahan di Permukaan Laut Lebih dari 100 Tahun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau