Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
360info

360info adalah layanan informasi publik nirlaba independen yang berkantor pusat di Monash University, Melbourne. 360info berkolaborasi dengan banyak pakar, peneliti, jurnalis, dan akademisi dengan beragam keahlian yang relevan.

AI Menjadi Suntikan Energi Bagi Penelitian Medis di Indonesia

Kompas.com, 24 November 2023, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ANGKA-angka tidak berbohong: kesehatan masyarakat dan penelitian medis di Indonesia masih membutuhkan bantuan. Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indonesia berada di peringkat 107 dari 185 negara.

Untuk meningkatkan peringkat dan memberikan hasil kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat, Indonesia harus menyediakan layanan kesehatan preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang lebih baik bagi penduduknya serta pekerjaan itu harus dimulai dari komunitas penelitian.

Penelitian medis di Indonesia dibatasi oleh berbagai faktor, tetapi salah satu yang paling menonjol adalah masalah akses. Sebagai negara yang terdiri dari 17.508 pulau, Indonesia hanya memiliki 10.205 Pusat Kesehatan Masyarakat (dikenal sebagai puskemas) dengan hanya 4.119 yang menawarkan fasilitas rawat inap.

Artinya, satu dari empat pulau memiliki puskesmas di daratan jika puskesmas tersebar secara merata, namun kenyataannya tidak demikian, karena kondisi geografis Indonesia yang rumit dan medan yang lebih sulit diakses di beberapa pula).

Hal ini menimbulkan sejumlah masalah. Yang paling utama, banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses kesehatan memadai.

Baca juga: Krisis Iklim Timbulkan Ancaman Kesehatan Ekstrem Bagi Ibu Hamil dan Anak

Penelitian medis, yang merupakan tulang punggung pengembangan kesehatan masyarakat, juga sangat kurang terlayani, karena menjadi jauh lebih sulit untuk diakses dan dipelajari di daerah-daerah yang paling berisiko dan membutuhkan.

Komponen mendasar dari setiap proyek penelitian adalah akses ke listrik, yang sulit untuk membuat terobosan penemuan medis jika sulit untuk menyalakan lampu dan menjalankan komputer.

Untuk puskesmas dan fasilitas penelitian medis di daerah terpencil dengan pasokan energi yang terbatas, ketersediaan listrik merupakan masalah serius.

Pasokan yang terbatas berdampak besar pada kemampuan untuk melakukan penelitian, yang berujung pada hasil yang lebih buruk bagi kesehatan masyarakat secara luas.

Tenaga surya merupakan pilihan yang logis sebagai sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah terpencil di Indonesia, berdasarkan potensi energi terbarukan yang tinggi di negara ini.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, total potensi energi terbarukan di Indonesia bisa mencapai 400.000 MW.

Baca juga: Pemerintah Gandeng Tony Blair Institute Digitalisasi Sistem Kesehatan

Sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa dan menerima sinar matahari sepanjang tahun, energi matahari merupakan sumber energi terbarukan dengan potensi terbesar mencapai 200.000 MW.

Selain energi surya, pilihan energi terbarukan berikutnya adalah energi air, energi angin, energi panas bumi, energi laut, dan energi biomassa.

Energi surya dapat dikombinasikan dengan sumber energi alternatif lainnya, disesuaikan dengan potensi energi terbarukan di daerah tersebut.

Dalam hal ini, peran Artificial Intelligence (AI) sangat penting, mulai dari tahap perencanaan, hingga pengambilan keputusan, implementasi, dan pengoperasian sistem energi terbarukan untuk sistem kelistrikan.

Selama tahap perencanaan peluncuran energi terbarukan, AI memiliki kemampuan yang telah terbukti dalam memprediksi atau meramalkan potensi hasil energi terbarukan di suatu daerah.

AI juga mampu memperkirakan beban energi surya atau kapasitas penyimpanan energi di area tersebut. Dan ketika tiba saatnya untuk mengambil keputusan, kemampuan AI untuk mengumpulkan dan memproses informasi dalam skala besar menginformasikan pilihan seputar manajemen energi, solusi penyimpanan energi terdistribusi, deteksi kesalahan, dan manajemen risiko.

Dan setelah sumber energi alternatif tersedia di area tersebut, AI berpotensi menjadi aset dalam mengelola perhitungan respons permintaan, analisis stabilitas, kontrol kualitas daya, kontrol koordinasi pembangkitan, dan penentuan ukuran dan lokasi sistem penyimpanan energi.

Baca juga: Kesehatan Mental Pengaruhi Agenda Pembangunan Global

Sebagai contoh, sistem kelistrikan di fasilitas penelitian medis di daerah terpencil dapat dirancang menggunakan panel fotovoltaik yang dikombinasikan dengan sistem hidro pompa skala kecil untuk penyimpanan energi.

Untuk penelitian yang membutuhkan akses ke sumber air seperti sungai atau danau di dekatnya, ini dapat digunakan sebagai reservoir bawah dari sistem hidro pompa skala kecil. Reservoir atas dari sistem ini dibuat dengan menggunakan tangki air.

Sementara itu, jika tidak ada sumber air di dekatnya, reservoir bawah dapat dibuat dalam bentuk kolam air atau dapat juga menggunakan tangki air seperti reservoir atas.

Untuk menentukan ukuran dan kapasitas optimal dari panel fotovoltaik dan sistem pembangkit listrik tenaga air, metode optimasi pembelajaran mesin dapat digunakan untuk mempertimbangkan peramalan daya fotovoltaik, peramalan curah hujan, dan peramalan permintaan beban.

Prediksi atau peramalan dapat menggunakan metode AI sederhana seperti Regresi Linier Berganda (MLR), Extreme Learning Machine (ELM), atau metode AI yang lebih modern seperti Deep Learning.

AI juga berperan dalam mengoptimalkan desain dan pengoperasian sistem energi terbarukan hibrida. Daya yang dihasilkan oleh panel surya bersifat selang seling, sehingga fasilitas penelitian kesehatan di daerah terpencil perlu dilengkapi dengan solusi penyimpanan energi, seperti baterai, ultracapacitor, dan penyimpanan hidro yang dipompa.

Algoritme pengoptimalan berbasis AI mampu mengungkap secara real-time konfigurasi optimal dari sistem energi terbarukan, yang berarti tidak ada daya yang terbuang percuma dan dapat didistribusikan dengan baik sesuai kebutuhan.

Dengan penerapan metode AI yang tepat, potensi sumber energi terbarukan yang berbeda untuk area yang berbeda dapat dimanfaatkan dengan tepat, sehingga layak secara teknis dan ekonomis. Dengan begitu, dapat mendorong penggunaan energi terbarukan menuju masyarakat yang mandiri.

Penulis: Akhmad Musafa, Ardyono Priyadi dan Mauridhi Hery Purnomo, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
LSM/Figur
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
LSM/Figur
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
LSM/Figur
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
LSM/Figur
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Pemerintah
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
LSM/Figur
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Swasta
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Pemerintah
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Pemerintah
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Pemerintah
Implementasi B10 Hemat Rp 100 T Per Tahun, Ini Strategi Pertamina agar Pasokan Stabil
Implementasi B10 Hemat Rp 100 T Per Tahun, Ini Strategi Pertamina agar Pasokan Stabil
BUMN
Genjot Pengumpulan Botol Plastik PET, Coca-Cola Indonesia Luncurkan Program “Recycle Me” 2025
Genjot Pengumpulan Botol Plastik PET, Coca-Cola Indonesia Luncurkan Program “Recycle Me” 2025
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau