KOMPAS.com – Ibu hamil, bayi, dan anak-anak menghadapi risiko kesehatan ekstrem akibat krisis iklim dan berbagai fenomena yang ditimimbulkannya.
Sejumlah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lantas mengeluarkan seruan aksi untuk melindungi ibu hamil, bayi, dan anak-anak.
Seruan aksi tersebut dikeluarkan WHO, UNICEF dan UNFPA bersamaan dengan peluncuran laporan advokasi dari Partnership for Maternal, Newborn and Child Health (PMNCH).
Baca juga: NTT Gandeng Icraf Gelar Lokalatih Kajian Kerentanan Perubahan Iklim
Dilansir dari situs web UNICEF, Rabu (21/11/2023), kesehatan ibu hamil, bayi, dan anak akibat peristiwa yang dipicu krisis iklim terlampau diabaikan dan tidak dilaporkan.
Dalam laporan bertajuk “Protecting maternal, newborn and child health from the impacts of climate change”, sangat sedikit negara yang menyebutkan kesehatan ibu dan anak di dalam rencana respons perubahan iklim.
Fakta tersebut merefleksikan kelalaian yang mencolok dari kurangnya perhatian terhadap kebutuhan ibu hamil, bayi baru lahir, dan anak-anak dalam wacana perubahan iklim.
“Perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi kita semua, namun wanita hamil, bayi, dan anak-anak menghadapi beberapa konsekuensi paling buruk,” kata pejabat tinggi WHO Bruce Aylward.
Baca juga: Tanpa Kebijakan Iklim yang Lebih Ambisius, Suhu Bumi Bisa Naik 2,9 Derajat Celsius
Dia menyampaikan, masa depan anak-anak perlu dilindungi dari ancaman perubahan dan krisis iklim.
“Yang berarti mengambil tindakan iklim sekarang demi kesehatan dan kelangsungan hidup mereka, sekaligus memastikan kebutuhan mereka diakui dalam respons iklim,” jelas Aylward.
Salah satu contoh dampak kesehatan dari krisis iklim adalah suhu yang terlalu panas dapat meningkatkan penyebaran penyakit mematikan seperti kolera, malaria, dan demam berdarah.
Berbagai penyakit ini berpotensi menimbulkan dampak berkali lipat lebih buruk bagi ibu hamil dan anak-anak.
Sejumlah penelitian menunjukkan, potensi dampak buruk akibat krisis iklim juga bisa terjadi kepada anak bahkan sejak dalam kandungan.
Baca juga: APEC Sepakat Percepat Pembangunan Berketahanan Iklim
Dampak buruknya seperti menyebabkan komplikasi terkait kehamilan, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan lahir mati.
Bagi anak-anak, dampaknya dapat berlangsung seumur hidup, serta memengaruhi perkembangan tubuh dan otak mereka seiring pertumbuhan mereka.
“Tindakan terhadap perubahan iklim sering kali mengabaikan bahwa tubuh dan pikiran anak-anak sangat rentan terhadap polusi, penyakit mematikan, dan cuaca ekstrem,” kata Wakil Direktur Eksekutif Program UNICEF Omar Abdi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya