Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Iklim Timbulkan Ancaman Kesehatan Ekstrem Bagi Ibu Hamil dan Anak

Kompas.com - 22/11/2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comIbu hamil, bayi, dan anak-anak menghadapi risiko kesehatan ekstrem akibat krisis iklim dan berbagai fenomena yang ditimimbulkannya.

Sejumlah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lantas mengeluarkan seruan aksi untuk melindungi ibu hamil, bayi, dan anak-anak.

Seruan aksi tersebut dikeluarkan WHO, UNICEF dan UNFPA bersamaan dengan peluncuran laporan advokasi dari Partnership for Maternal, Newborn and Child Health (PMNCH).

Baca juga: NTT Gandeng Icraf Gelar Lokalatih Kajian Kerentanan Perubahan Iklim

Dilansir dari situs web UNICEF, Rabu (21/11/2023), kesehatan ibu hamil, bayi, dan anak akibat peristiwa yang dipicu krisis iklim terlampau diabaikan dan tidak dilaporkan.

Dalam laporan bertajuk “Protecting maternal, newborn and child health from the impacts of climate change”, sangat sedikit negara yang menyebutkan kesehatan ibu dan anak di dalam rencana respons perubahan iklim.

Fakta tersebut merefleksikan kelalaian yang mencolok dari kurangnya perhatian terhadap kebutuhan ibu hamil, bayi baru lahir, dan anak-anak dalam wacana perubahan iklim.

Perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi kita semua, namun wanita hamil, bayi, dan anak-anak menghadapi beberapa konsekuensi paling buruk,” kata pejabat tinggi WHO Bruce Aylward.

Baca juga: Tanpa Kebijakan Iklim yang Lebih Ambisius, Suhu Bumi Bisa Naik 2,9 Derajat Celsius

Dia menyampaikan, masa depan anak-anak perlu dilindungi dari ancaman perubahan dan krisis iklim.

“Yang berarti mengambil tindakan iklim sekarang demi kesehatan dan kelangsungan hidup mereka, sekaligus memastikan kebutuhan mereka diakui dalam respons iklim,” jelas Aylward.

Salah satu contoh dampak kesehatan dari krisis iklim adalah suhu yang terlalu panas dapat meningkatkan penyebaran penyakit mematikan seperti kolera, malaria, dan demam berdarah.

Berbagai penyakit ini berpotensi menimbulkan dampak berkali lipat lebih buruk bagi ibu hamil dan anak-anak.

Sejumlah penelitian menunjukkan, potensi dampak buruk akibat krisis iklim juga bisa terjadi kepada anak bahkan sejak dalam kandungan.

Baca juga: APEC Sepakat Percepat Pembangunan Berketahanan Iklim

Dampak buruknya seperti menyebabkan komplikasi terkait kehamilan, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan lahir mati.

Bagi anak-anak, dampaknya dapat berlangsung seumur hidup, serta memengaruhi perkembangan tubuh dan otak mereka seiring pertumbuhan mereka.

“Tindakan terhadap perubahan iklim sering kali mengabaikan bahwa tubuh dan pikiran anak-anak sangat rentan terhadap polusi, penyakit mematikan, dan cuaca ekstrem,” kata Wakil Direktur Eksekutif Program UNICEF Omar Abdi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Pemerintah
Kekayaan Sumber Daya di Indonesia: Antara Berkah dan Kutukan
Kekayaan Sumber Daya di Indonesia: Antara Berkah dan Kutukan
Pemerintah
Ketidakpastian Ekonomi Hambat Investasi Mineral Kritis
Ketidakpastian Ekonomi Hambat Investasi Mineral Kritis
Pemerintah
Pesan dari Raja Ampat untuk Kepulauan Riau: Jangan Gadai Pulau demi Tambang
Pesan dari Raja Ampat untuk Kepulauan Riau: Jangan Gadai Pulau demi Tambang
Pemerintah
Negara-negara G7 Diminta Perkuat Rencana Mineral Kritis Berkelanjutan
Negara-negara G7 Diminta Perkuat Rencana Mineral Kritis Berkelanjutan
LSM/Figur
Pakai Climate Smart Shrimp, Desa di Donggala Panen Udang hingga 50 Ton
Pakai Climate Smart Shrimp, Desa di Donggala Panen Udang hingga 50 Ton
LSM/Figur
Climate Smart Shrimp, Inovasi Cara Dapat Cuan dari Udang Sekaligus Perbaiki Lingkungan
Climate Smart Shrimp, Inovasi Cara Dapat Cuan dari Udang Sekaligus Perbaiki Lingkungan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau