Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 6 Desember 2023, 10:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - COP28 menunjukkan kemajuan signifikan dalam reformasi arsitektur keuangan internasional untuk mendukung negara-negara berpenghasilan rendah dan rentan melawan perubahan iklim.

Lembaga keuangan dan negara-negara besar internasional membuat komitmen baru untuk menawarkan klausul utang ketahanan iklim atau climate-resilient debt clauses (CRDCs) dalam pinjaman mereka.

Klausul-klausul ini memungkinkan pembayaran utang dihentikan sementara untuk memberikan ruang bernapas ketika negara-negara dilanda bencana iklim.

Inggris, Perancis, Bank Dunia, Bank Pembangunan Inter-Amerika atau Inter-American Development Bank (IDB), Bank Investasi Eropa atau European Investment Bank (EIB), Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan atau European Bank for Reconstruction and Development (EBRD) dan Bank Pembangunan Afrika atau African Development Bank (AfDB) membuat komitmen baru untuk memperluas CRDC dalam pinjaman mereka.

Secara total, 73 negara meminta donor untuk memperluas penggunaan klausul ini pada tahun 2025. Berikut daftar klausul utang ketahanan iklim:

  • Inggris menawarkan klausul utang ketahanan iklim yang pertama kepada Senegal. Ini merupakan yang pertama di Afrika.
  • IDB menawarkan pinjaman senilai 1,2 miliar dollar AS yang ditanggung melalui CRDC.
  • Bank Dunia menawarkan CRDCs dalam pinjaman yang ada, yang akan menghentikan sementara utang dan bunga selama dua tahun jika terjadi bencana alam, Bank Dunia telah berkomitmen untuk menanggung semua biaya transaksi.
  • AfDB, EBRD dan Badan Pembangunan Perancis juga mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan klausul ini ke dalam perjanjian pinjaman negara.
  • Jepang mengumumkan komitmen untuk mendukung fasilitas inovatif yang dikembangkan oleh AfDB dan IDB untuk memanfaatkan Hak Penarikan Khusus atau Special Drawing Rights (SDR) untuk iklim dan pembangunan.
  • Perancis mengumumkan komitmennya untuk mendukung fasilitas ini melalui jaminan dan Spanyol serta Inggris menunjukkan kesediaan mereka untuk mengeksplorasi lebih jauh solusi ini.
  • AfDB dan IDB telah mengembangkan mekanisme berbasis modal campuran untuk menyalurkan SDR yang tidak terpakai melalui MDB.

Dengan menggunakan model ini, negara-negara kaya meminjamkan SDR mereka kepada MDB, yang dapat menggunakannya untuk menerbitkan obligasi, sehingga melipatgandakan modal yang tersedia.

Hal ini menandai kemajuan signifikan dalam mereformasi arsitektur pendanaan iklim global dengan menjadikan pendanaan iklim tersedia, dapat diakses, dan terjangkau.

Hal ini telah menjadi visi utama Deklarasi UEA COP28 tentang Kerangka Pembiayaan Iklim Global yang diluncurkan pada KTT Aksi Iklim Dunia di awal COP28.

Instrumen keuangan inovatif yang diumumkan pada COP28 ini dapat membantu memberikan ruang fiskal bagi negara-negara untuk berinvestasi dalam ketahanan dan pemulihan iklim.

Instrumen-instrumen ini sangat penting dalam konteks meningkatnya utang serta kebutuhan untuk mengatasi kerugian dan kerusakan.

Deklarasi ini didukung oleh India, Perancis, Barbados, Kenya, Ghana, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Senegal, dan Kolombia.

Dokumen ini juga menjabarkan prinsip-prinsip yang menentukan arsitektur pendanaan iklim yang bermanfaat bagi semua orang.

Pada KTT Aksi Iklim Dunia COP28, UEA sebagai tuan rumah juga memberikan komitmen sebesar 200 juta dollar AS untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan rentan melawan perubahan iklim melalui Dana Moneter Internasional untuk Ketahanan dan Keberlanjutan atau Resilience and Sustainability Trust (RST).

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Rapor Merah dan Hitam PROPER 2025, Perusahaan Bisa Diawasi dan Kena Sanksi
Rapor Merah dan Hitam PROPER 2025, Perusahaan Bisa Diawasi dan Kena Sanksi
Pemerintah
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Swasta
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Swasta
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
LSM/Figur
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
Swasta
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Swasta
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Pemerintah
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
LSM/Figur
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
LSM/Figur
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Pemerintah
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Pemerintah
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
Pemerintah
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Swasta
COP 30: Dagang Karbon Kuno dan Terbukti Gagal, Indonesia Perlu Strategi Baru
COP 30: Dagang Karbon Kuno dan Terbukti Gagal, Indonesia Perlu Strategi Baru
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau