GRESIK, KOMPAS.com - Melalui program 'Envirocamp', jajaran PT Petrokimia Gresik perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, melaksanakan kegiatan bersih-bersih pantai dan menanam 2.000 bibit mangrove di Pusat Restorasi dan Penanaman Mangrove (PRPM) Mengare di Desa Tanjungwidoro, Kecamatan Bungah, Gresik, Jawa Timur.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan, kegiatan yang baru dilaksanakan beberapa waktu lalu tersebut menjadi cara perusahaan dalam memperingati 'Hari Menanam Pohon Indonesia 2023.'
Selain itu juga wujud komitmen perusahaan menjalankan kesepakatan pengelolaan lingkungan, yang sudah ditandatangani bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pada September 2023.
Baca juga: Rehabilitasi Kawasan Pesisir Utara, MRT Jakarta Tanam 200.000 Mangrove hingga 2030
"Pengendalian kerusakan lingkungan membutuhkan peran aktif dari seluruh pihak, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu, sebagai upaya perusahaan melestarikan lingkungan tidak hanya melibatkan masyarakat, tapi juga karyawan," ujar Dwi Satriyo, melalui keterangan tertulis, Selasa (5/12/2023).
Melalui program ini, karyawan diajak kemping dan mengikuti kegiatan bersih-bersih pantai, serta menanam mangrove untuk menumbuhkan employee green behaviour.
Dwi Satriyo menambahkan, penanaman mangrove yang dilakukan, melengkapi program tanam mangrove yang sudah dilakukan perusahaan sepanjang tahun 2023.
Pada momen peringatan HUT ke-51 Petrokimia Gresik beberapa waktu lalu, juga telah melakukan penanaman 5.100 bibit mangrove di Kali Lamong, Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, Gresik.
Dwi Satriyo menambahkan, sebagai upaya untuk rehabilitasi hutan mangrove, kontribusi Petrokimia Gresik ini diharapkan mampu menjadi langkah kecil untuk mendukung program rehabilitasi hutan mangrove.
"Sebagaimana yang telah menjadi target pemerintah Indonesia merecovery hutan mangrove seluas 600.000 Hektare yang telah tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 120 tahun 2020," ucap Dwi Satriyo.
Salah seorang peserta Envirocamp, Agus Satriono mengapresiasi kegiatan tersebut, karena mampu membangun komunikasi yang baik antara karyawan, perusahaan dan masyarakat Tanjungwidoro dalam melestarikan lingkungan. Karena dalam kegiatan ini, juga melibatkan masyarakat lokal.
"Kita bersama-sama melakukan rehabilitasi pesisir di Desa Tanjungwidoro, yang selama ini sudah menjadi tempat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Petrokimia Gresik," tutur Agus.
"Kami berharap, kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini saja, tapi bisa terus berlanjut untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat serta dapat menunjang kehidupan bumi yang berkelanjutan," tuntas Dwi Satriyo.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya