Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi Umum di Luksemburg Gratis, Bisakah Ditiru Negara Lain?

Kompas.com - 08/01/2024, 13:21 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Luksemburg, sebuah negara kecil di Eropa, telah merayakan tiga tahun skema transportasi umum gratis diberlakukan.

Menurut masyarakat yang tinggal di sana, skema tersebut merupakan keberhasilan yang gemilang.

Lantas, saat negara-negara berupaya mendorong warganya untuk tidak lagi menggunakan mobil demi mengurangi emisi karbon, dapatkah kesuksesan Luksemburg diaplikasikan di negara lainnya?

“Kualitas transportasi umum perlu diubah sepenuhnya,” kata Wakil Perdana Menteri dan Menteri Mobilitas, Pekerjaan Umum, dan Pertahanan Luksemburg, Francois Bausch, dikutip dari Euronews, Jumat (5/1/2024).

Menurut dia, bukan hanya satu moda transportasi yang akan menyelesaikan semua permasalahan, namun harus benar-benar multimoda, negara harus bisa memadukannya.

Baca juga: Di Negara Ini Naik Transportasi Umum Gratis, Apa Dampaknya buat Warga?

Skema transportasi gratis di Luksemburg

Mengapa Luksemburg mengubah jaringan transportasinya? Bausch menjelaskan bahwa negara tersebut memutuskan untuk menggratiskan transportasi umum karena dua alasan.

Pertama, memberikan akses yang adil kepada semua orang dan untuk mendorong kesadaran mengenai perubahan sistem mobilitas selama satu dekade.

Pada tahun 2013 ketika Bausch pertama kali menjabat, kemacetan lalu lintas pada jam sibuk merupakan kejadian sehari-hari di pusat Kota Luksemburg. Kini hal tersebut tidak terjadi lagi, karena meningkatnya penggunaan sistem trem dan reorganisasi sistem perjalanan.

Trem memiliki hak jalan eksklusif dan mendapat prioritas di perlintasan, sehingga tidak pernah terjebak kemacetan. Hal ini dikombinasikan dengan fakta bahwa biayanya gratis, sehingga mendorong lebih banyak orang untuk menggunakannya.

Baca juga:

Kendati demikian, mobil belum sepenuhnya hilang dan negara ini masih memiliki kepemilikan mobil per rumah tangga tertinggi di Eropa.

Sekitar 230.000 orang melintasi perbatasan ke Luksemburg setiap hari untuk bekerja dan 75 persen perjalanan tersebut dilakukan dengan mobil.

Transportasi umum gratis bukan solusi utama

Lantas, apakah dengan menjadikan angkutan umum gratis akan mendorong lebih banyak orang untuk menggunakannya?

Menggratiskan angkutan umum juga belum tentu merupakan jawabannya.

Skema ini memang berhasil di negara kaya seperti Luksemburg. Tetapi bagi negara lain, tujuan utamanya lebih kepada menjadikan transportasi umum murah, mudah digunakan, dan mudah diakses.

Laporan Greenpeace baru-baru ini mengenai transportasi umum di seluruh Eropa menyatakan bahwa menurunkan harga adalah salah satu “cara termudah dan tercepat” untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum.

Biaya naik transportasi umum harus lebih rendah daripada biaya menjalankan mobil agar hal ini dapat berhasil.

Adapun sebenarnya transportasi umum di Luksemburg tidak benar-benar gratis bagi kebanyakan orang.

"Tentu saja hal ini dibayar melalui perpajakan umum dan karena masyarakat yang membayar pajak lebih banyak pada kenyataannya tidak memiliki akses bebas terhadap transportasi, mereka membayar secara tidak langsung melalui pajak mereka,” kata Bausch.

“Tetapi mereka yang, misalnya, tidak mendapat penghasilan apa-apa atau sangat sedikit, mereka adalah orang-orang yang tidak membayar pajak atau sangat sedikit pajak langsung, mereka benar-benar mendapatkannya secara gratis," imbuhnya. 

Terkait penurunan harga, laporan Greenpeace menyoroti sumber pendanaan potensial lainnya seperti pengalihan dana dari subsidi bahan bakar fosil, pajak tiket pesawat, atau penghapusan PPN dari tiket.

Baca juga: Eropa Jadi Benua yang Menghangat Paling Cepat karena Pemanasan Global

Tak hanya tiket gratis, perlu perbaiki jaringan 

Apakah ada cara lain untuk mendorong lebih banyak penggunaan transportasi umum?

Faktor utama lainnya yang membuat masyarakat Luksemburg berhenti menggunakan mobil adalah betapa mudahnya menavigasi jaringan transportasi.

Transformasi di Luksemburg lebih dari sekadar transportasi gratis, kata Bausch. Selama beberapa tahun terakhir, negara ini telah berinvestasi sekitar €500 per warga per tahun untuk modernisasi dan perluasan jaringan kereta api, misalnya.

“Kami berinvestasi empat, lima, enam kali lebih banyak pada jaringan, pada kualitas jaringan kereta api dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Dan yang jelas, kami juga telah sepenuhnya mereformasi sistem bus, bus nasional yang kami miliki," ujar dia. 

Menurut Bausch, jika suatu negara ingin masyarakat mengubah kebiasaan mereka, negara  harus memastikan alternatif baru tersebut benar-benar berhasil. 

Mengapa kita perlu beralih ke angkutan umum dibandingkan mobil?

Entah gratis atau tidak, tujuan utama skema gratis ini adalah agar lebih banyak masyarakat yang menggunakan transportasi umum.

Namun, mengapa hal ini jadi penting, bahkan jika di masa depan banyak mobil listrik digunakan?

Direktur DG Move, badan Komisi Eropa yang bertanggung jawab atas transportasi di Uni Eropa, Herald Ruitjers, mengatakan bahwa transportasi umum jauh lebih efisien dibandingkan transportasi individu. 

“Setiap mobil, misalnya, mengonsumsi listrik sekitar tujuh kali lebih banyak. Sekarang saya berbicara tentang mobil listrik untuk masa depan dibandingkan, misalnya, kereta api, trem, atau metro," ujar Ruitjers.  

Ia mengatakan, bahkan di masa depan ketika manusia telah melakukan dekarbonisasi sepenuhnya, kita masih harus bergantung pada transportasi umum untuk kapasitas dan efisiensi energi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com