KOMPAS.com - Teknologi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) semakin berkembang secara masif di seluruh dunia.
Berbagai artikel juga sudah menjelaskan berbagai dampak positif dari penggunaan PLTS, mulai dari tidak menghasilkan emisi hingga menghemat tagihan listrik.
Memasang PLTS di rumah juga dapat membantu meningkatkan bauran energi terbarukan yang dapat melawan perubahan iklim.
Di satu sisi, ada beberapa fakta unik mengenai PLTS. Dilansir dari Inhabitat, berikut empat fakta mengenai PLTS yang jarang diketahui orang.
Baca juga: Sebelum Pasang PLTS Atap, Baiknya Perhatikan 10 Hal Ini
Panel surya baru mulai digunakan di sebagian besar wilayah di dunia. Namun ternyata, teknologi PLTS ternyata sudah ada sejak 1883.
Bahkan, adanya efek fotovoltaik atau efek sinar matahari yang bisa menghasilkan listrik pertama kali ditunjukkan pada 1839 oleh ilmuwan Perancis, Edmond Becquerel.
Setelah itu, beberapa ilmuwan mencoba mengembangkan riset mengenai PLTS. Baru pada, 1883, sel surya pertama diciptakan oleh ilmuwan Perancis, Charles Fritts. Pada 1884, beberapa ilmuwan memasang PLTS pertama di atap di New York.
Pada 1922, Albert Einstein dianugerahi Hadiah Nobel atas karyanya tentang efek fotovoltaik lanjutan yang merevolusi teknologi PLTS.
Namun, pengembangan PLTS berjalan lambat. Dunia lebih memilih bahan bakar fosil. Hingga tahun 1954, sel surya praktis pertama dikembangkan oleh Bell Laboratories.
Sejak sat itu pun, PLTS berjalan lambat. Baru sekarang ini kita bisa merasakan perkembangan PLTS dan teknologi ini semakin diterima masyarakat.
Baca juga: Harga PLTS di Eropa Turun Hingga 50 Persen pada 2023
Menurut PBB, sektor energi terbarukan menciptakan lebih dari 700.000 lapangan kerja baru secara global pada 2022.
Angka-angka ini sangat kontras dengan apa diklaim oleh mereka yang menentang energi terbarukan.
Salah satu alasan mengapa teknologi energi terbarukan cukup lama dikembangkan adalah mitos yang menyebutkan energi terbarukan menyebabkan hilangnya lapangan kerja.
Inggris memperkirakan akan menciptakan hingga 60.000 lapangan kerja baru pada 2035 di sektor energi surya saja.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya