Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Banyak Plastik yang Kita Telan saat Minum Air Kemasan?

Kompas.com, 11 Januari 2024, 07:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti barat mulai mengurangi penggunaan air kemasan setelah menemukan seperempat juta keping plastik kecil (mikroplastik) dan nanoplastik kecil yang tidak terlihat, per liter air kemasan. 

Temuan ini telah dideteksi dan dikategorikan untuk pertama kalinya oleh mikroskop menggunakan laser ganda.

Dilansir dari Euronews, Rabu (10/1/2024), para ilmuwan barat telah lama memperkirakan bahwa terdapat banyak sekali potongan plastik mikroskopis ini.

Namun, hingga para peneliti di Universitas Columbia dan Rutgers melakukan perhitungan, mereka belum mengetahui berapa banyak atau jenisnya.

Baca juga: 3R, Cara Efektif Pangkas Penggunaan Plastik di Dapur

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, diadakan pengamatan lima sampel masing-masing dari tiga merek air minum kemasan yang umum.

Dari sampel tersebut, peneliti menemukan tingkat partikel mikroplastik berkisar antara 110.000 hingga 400.000 per liter, dengan rata-rata sekitar 240.000.

Apa itu nanoplastik?

Nanoplastik adalah partikel yang berukuran kurang dari satu mikron. Ada 25.400 mikron, disebut juga mikrometer karena merupakan sepersejuta meter - dalam satu inci. Sebagai contoh, rambut manusia lebarnya sekitar 83 mikron.

Penelitian sebelumnya telah mengamati mikroplastik yang sedikit lebih besar mulai dari 5 milimeter, kurang dari seperempat inci, hingga satu mikron.

Menurut temuan studi tersebut, ada sekitar 10 hingga 100 kali lebih banyak nanoplastik dibandingkan mikroplastik yang ditemukan dalam air kemasan. 

Baca juga: Bolehkah Menggunakan Botol Plastik Bekas Minuman Lebih dari Sekali?

Menurut ahli kimia fisik Columbia, Naixin Qian, sebagian besar plastik berasal dari botol itu sendiri dan filter membran reverse osmosis (proses pemurnian air) yang digunakan untuk mencegah kontaminan lainnya.

Ia tidak mengungkapkan identitas ketiga merek tersebut, karena peneliti menginginkan lebih banyak sampel sebelum mereka memilih suatu merek dan ingin mempelajari lebih banyak merek.

Namun, ia mengatakan sampel tersebut adalah air minum kemasan biasa yang bisa dibeli dari supermarket-supermarket di Amerika Serikat.

Apakah potongan nanoplastik berbahaya bagi kesehatan?

Mikroplastik di lautan disebut dapat membawa parasit, dan berpotensi menginfeksi manusia. dottedhippo/Getty Images Mikroplastik di lautan disebut dapat membawa parasit, dan berpotensi menginfeksi manusia.
Para peneliti masih belum bisa menjawab pertanyaan besar ini, apakah potongan nanoplastik berbahaya bagi kesehatan?

“Saat ini sedang ditinjau. Kami tidak tahu apakah itu berbahaya atau seberapa berbahayanya,” kata ahli toksikologi di Rutgers Phoebe Stapleton, yang ikut menulis penelitian tersebut.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau