Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan Australia Jalin Kerja Sama di Bidang Keperawatan, Selaraskan Standar Layanan Kesehatan

Kompas.com - 15/01/2024, 08:03 WIB
Sri Noviyanti

Editor

KOMPAS.com - Australia Indonesia Centre (AIC) memperluas kerja sama bilateral antara Australia dan Indonesia di bidang keperawatan. Lewat kerja sama yang didukung Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) Katalis ini, perawat Indonesia dan Australia memiliki peluang untuk meningkatkan keterampilannya .

Saat ini, kebutuhan terhadap perawat berkualifikasi di Australia meningkat pesat melebihi ketersediaan tenaga kerja lokal, sementara di Indonesia, kjumlah perawat melebihi ketersediaan lapangan pekerjaan.

Pada saat yang sama, target Indonesia untuk menjadi pusat wisata medis global bergantung pada akses terhadap keterampilan spesialis keperawatan yang masih terbatas. Adanya kolaborasi antara AIC dengan Katalis akan mengeksplorasi isu-isu tersebut dan mengidentifikasi berbagai cara terbaik bagi kedua negara untuk meningkatkan keterampilan keperawatan dan meningkatkan mobilitas sesuai IA-CEPA.

“Peluang bagi perawat Australia dan Indonesia, serta sektor layanan kesehatan, sangatlah besar jika landasan yang tepat tersedia untuk mendukung mobilitas dan memperkuat kemitraan. Kami sangat senang bekerja sama dengan AIC dalam upaya menyelaraskan standar profesional kesehatan dan akses terhadap layanan kesehatan di kedua negara dengan dukungan penuh dari pemerintah Indonesia dan Australia,” ujar Direktur Katalis Paul Bartlett dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (15/1/2024).

Ia menjelaskan bahwa selama enam bulan ke depan, Katalis dan AIC akan mengkaji kesenjangan dan kebutuhan pasar, kesetaraan kualifikasi keperawatan pada masing-masing negara, serta mengembangkan diskusi antar-organisasi jasa profesional.

Semuanya akan tertuang dalam bentuk informasi dan analisis untuk mendukung penyelarasan yang dalam pendidikan keperawatan antara Australia dan Indonesia, serta memberikan masukan bagi pengakuan timbal balik standar dan praktik keperawatan.

“Aktivitas ini merupakan wujud komitmen kami untuk mendekatkan Australia dan Indonesia guna berbagi manfaat kerja sama yang saling menguntungkan. Dengan memanfaatkan jaringan pakar kesehatan dan keperawatan, serta jaringan industri di kedua negara, kami akan mengidentifikasi cara untuk mengatasi kesenjangan tenaga kerja dan menciptakan peluang bagi individu-individu yang dapat menciptakan sistem kesehatan yang lebih baik untuk semua”, kata Direktur Eksekutif AIC, Dr Eugene Sebastian.

Sebelumnya, pada Maret 2023, Katalis menerbitkan laporan khusus terkait penilaian komparatif standar keperawatan di Indonesia dan Australia.

Untuk itu, aktivitas terbaru ini diharapkan dapat menambah pencapaian Katalis yang sudah terwujud di sektor lain—salah satunya berupa Perjanjian Pengakuan Timbal Balik (Mutual Recognition Agreement) antara para insinyur profesional Indonesia dan Australia—yang ditandatangani pada Juli 2023 dan telah menciptakan peluang baru bagi para insinyur Indonesia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
HUT ke-80 RI, Pemprov DKI Kerahkan 1.800 Petugas Kebersihan
HUT ke-80 RI, Pemprov DKI Kerahkan 1.800 Petugas Kebersihan
Pemerintah
Pompa Tenaga Surya PIS Salurkan 5 Juta Liter Air Bersih bagi Petani Pedalaman Labuan Bajo
Pompa Tenaga Surya PIS Salurkan 5 Juta Liter Air Bersih bagi Petani Pedalaman Labuan Bajo
BUMN
Ide Baru: Ranting Anggur Jadi Pengganti Plastik, 17 Hari Terurai
Ide Baru: Ranting Anggur Jadi Pengganti Plastik, 17 Hari Terurai
LSM/Figur
Rayakan Kemerdekaan, Warga Muara Gembong Bebaskan Lingkungan dari Sampah
Rayakan Kemerdekaan, Warga Muara Gembong Bebaskan Lingkungan dari Sampah
LSM/Figur
Walhi Kritik Pemerintah: Gagah ke Petani, Loyo pada Korporat Pembakar Hutan
Walhi Kritik Pemerintah: Gagah ke Petani, Loyo pada Korporat Pembakar Hutan
LSM/Figur
Studi: Kematian akibat Karhutla 93 Persen Lebih Tinggi dari Perkiraan
Studi: Kematian akibat Karhutla 93 Persen Lebih Tinggi dari Perkiraan
LSM/Figur
Peningkatan Kadar CO2 Ancam Reproduksi Serangga
Peningkatan Kadar CO2 Ancam Reproduksi Serangga
Pemerintah
KSBSI Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Buruh yang Terdampak Perubahan Iklim
KSBSI Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Buruh yang Terdampak Perubahan Iklim
LSM/Figur
Reformasi Sistem Pangan Dunia Bisa Selamatkan Lahan Seluas 43 Juta Km Persegi
Reformasi Sistem Pangan Dunia Bisa Selamatkan Lahan Seluas 43 Juta Km Persegi
Pemerintah
Riset Ungkap 88 Titik Timbunan Sampah di Kali Surabaya, Dikuasai Plastik
Riset Ungkap 88 Titik Timbunan Sampah di Kali Surabaya, Dikuasai Plastik
LSM/Figur
HIPMI Ungkap Peluang Cuan dari Mobil Listrik, dari SPKLU sampai IT
HIPMI Ungkap Peluang Cuan dari Mobil Listrik, dari SPKLU sampai IT
Swasta
Ribuan Hektare Lahan di Riau Kebakaran, Kemnhut Gelar OMC Selama 10 Hari
Ribuan Hektare Lahan di Riau Kebakaran, Kemnhut Gelar OMC Selama 10 Hari
Pemerintah
RI Gandeng Perusahaan China untuk Bangun PLTS Berkapasitas 100 GW
RI Gandeng Perusahaan China untuk Bangun PLTS Berkapasitas 100 GW
Pemerintah
SPKLU Masih Langka, 23 Persen Pengguna Mobil Listrik Minta Penambahan dan Perbaikan
SPKLU Masih Langka, 23 Persen Pengguna Mobil Listrik Minta Penambahan dan Perbaikan
Swasta
Setidaknya 1 dari 8 Bulan Berjalan 2025, Udara Jabodetabek Tak Layak Hirup
Setidaknya 1 dari 8 Bulan Berjalan 2025, Udara Jabodetabek Tak Layak Hirup
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau