Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jenis Pohon Sambil Olahraga di Bukit Baru Pangkalpinang

Kompas.com, 14 Januari 2024, 19:00 WIB
Heru Dahnur ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Taman Bukit Baru di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, bisa menjadi pilihan tepat untuk wisata edukasi pengisi libur akhir pekan.

Di taman ini, pengunjung bisa bersantai seraya mengenali berbagai jenis pohon khas Tanah Air.

Taman Bukit Baru berada di lahan perbukitan seluas hampir 300 hektar. Selain taman, terdapat juga kompleks perumahan karyawan timah, sasana olahraga dan masjid.

Kemudian ada juga tempat penampungan air atau water torrent yang dibangun pada zaman Belanda, tepatnya tahun 1928.

Pepohonan yang tumbuh di Taman Bukit Baru umumnya telah berusia belasan hingga puluhan tahun.

Baca juga: Taman Nasional Bisa Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Lewat Jasa Lingkungan

Pohon-pohon tersebut tumbuh hingga mencapai puluhan meter. Membuat areal di bawahnya menjadi teduh, bahkan cenderung lembab.

Beberapa jenis pohon yang bisa ditemui yakni Buni atau antidesma bunius. Pohon ini menghasilkan buah buni kecil-kecil berwarna merah yang bisa dimakan.

Pohon di Taman Bukit Baru Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung yang tumbuh rindang, Minggu (14/1/2024).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Pohon di Taman Bukit Baru Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung yang tumbuh rindang, Minggu (14/1/2024).
Selanjutnya ada pohon Bisbul atau diospyros blancoi. Pohon ini menghasilkan buah yang mirip dengan apel, namun kulit buahnya seperti dilapisi bulu halus.

Kemudian ada pohon Jamblang atau syzygium cumini, Asam Jawa atau tamarindus indica, durian (durio zibethinus murr) dan pohon penghasil minyak atsiri yakni pohon sapu-sapu (baeckea frutescens).

Salah seorang pengunjung, Nurwazatti Esa (37) mengaku sering membawa anak-anaknya ke Taman Bukit Baru.

Baca juga: 7 Manfaat Taman Vertikal, Dapat Tingkatkan Produktivitas

Selain bisa mengenali banyak pohon, juga bisa menjadi tempat bermain anak.

"Biasanya ke sini siang saat libur akhir pekan. Suasananya teduh, anak-anak bisa bermain di lintasan yang sudah dilapisi paving block," ujar Esa kepada Kompas.com, Minggu (14/1/2024).

Hal senada diungkapkan Joko (45) yang datang bersama anaknya yang sudah duduk di sekolah dasar.

Dia mengaku sengaja ke Taman Bukit Baru untuk mengenalkan berbagai jenis pohon yang kini sudah jarang ditemui.

Jogging track di Taman Bukitbaru, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung  Senin (27/11/2023).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Jogging track di Taman Bukitbaru, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung Senin (27/11/2023).
"Dulu kalau di kampung-kampung halaman rumahnya luas, banyak pohon. Beda di kota, hampir tak ada pohon di pekarangan," ujar Joko.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Pemerintah
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
LSM/Figur
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Swasta
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Pemerintah
Cacing Tanah Jadi Sekutu Tak Terduga dalam Perang Lawan Polusi Plastik
Cacing Tanah Jadi Sekutu Tak Terduga dalam Perang Lawan Polusi Plastik
LSM/Figur
Subsidi LPG 3 Kg Diproyeksikan Turun 21 Persen, Jaringan Gas Jadi Alternatifnya
Subsidi LPG 3 Kg Diproyeksikan Turun 21 Persen, Jaringan Gas Jadi Alternatifnya
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau