KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia akan segera memanfaatkan sumber energi bersih, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 megawatt (MW) untuk menerangi Ibu Kota Nusantara (IKN).
Langkah ini menjadi salah satu komitmen dalam mewujudkan IKN yang hijau dan ramah lingkungan.
PLTS tersebut rencananya dibangun di atas lahan seluas 100 hektar di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
"Untuk proyek Green City untuk IKN dari beberapa program sudah dilaksanakan seperti PLTS 10 MW ini Commercial Operations Date (COD) bulan depan Februari 2024. Kemudian juga PLTS 40 MW ini akan COD di pertengahan 2024," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2023, di Jakarta, Senin (15/1/2024).
Baca juga: Menakar Potensi Naik Kelas Ecotourism yang Akan Dikembangkan di IKN
PLTS tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara sebesar 10 persen.
Pembangunan PLTS 50 MW ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di IKN Nusantara.
Adapun pemerintah menargetkan IKN Nusantara dapat menggunakan EBT sebesar 80 persen dari total kebutuhan listriknya pada tahun 2045.
Arifin menambahkan, selain pembangunan PLTS, juga akan dibangun gardu induk berkapasitas 50 MW yang akan digunakan sebagai sumber pasokan listrik saat pembangunan PLTS berjalan di IKN.
"Kemudian juga akan dipasang gardu induk 50 MW dan transmisinya untuk bisa memfasilitasi dampak adanya produksi dari PLTS tersebut," imbuh Arifin.
Sebagai sumber listrik utama ramah lingkungan untuk IKN, PLN juga telah menyediakan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik (SPKLU) di IKN Nusantara untuk penggunaan kendaraan listrik sebagai sarana transportasi utama di ibukota baru.
Dikutip dari Kompas.com (27/11/2023), fase pertama pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW di Ibu Kota Nusantara (IKN) ditarget dapat beroperasi pada Februari 2024.
Sisanya yakni sebesar 40 MW, ditargetkan akan beroperasi pada Bulan Mei tahun depan. Proyek pembangunan PLTS IKN berkapasitas 50 MW ini juga dilengkapi sistem penyimpanan energi baterai atau battery energy storage system (BESS).
PLTS tersebut akan memproduksi energi hijau sekitar 93 gigawatt per jam (GWh) per tahun, dan mampu mereduksi emisi sebesar 104.000 ton karbon dioksida per tahun.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya