KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada kelestarian lahan basah, khususnya hutan mangrove.
Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Kementerian LHK Dyah Murtiningsih menyatakan, ekosistem lahan basah gambut dan mangrove di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
"Luasan ekosistem gambut Indonesia mencapai 13,9 juta hektare dan mangrove seluas 3,36 juta hektare," katanya ketika memberi pemaparan terkait Hari Lahan Basah Sedunia yang jatuh setiap 2 Februari.
Baca juga: Lagi, Petrokimia Gresik Tanam 10.000 Bibit Mangrove di PRPM Mengare
Kedua ekosistem tersebut, lanjutnya memiliki peran penting, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (8/2/2024).
Peran penting lahan basah contohnya memberikan berbagai manfaat nilai instrik dan fungsi kehidupan seperti penyimpan cadangan karbon, perlindungan dari bencana, habitat untuk biodiversitas, hingga pemenuhan kebutuhan manusia yang bernilai ekonomi serta eco-tourism.
Sebelumnya, Dyah melakukan penanaman pohon serentak di HPT Pedamaran, Desa Cinta, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan yang merupakan kawasan ekosistem gambut.
"Gerakan penanaman pohon menunjukkan urgensi pohon sentral bagi kehidupan di Bumi. Pohon memiliki andil dalam pertumbuhan manusia dan seluruh makhluk hidup," katanya.
Baca juga: Rehabilitasi Hutan dan Mangrove Capai 185.010 Hektare pada 2023
Dyah juga menegaskan kegiatan penanaman pohon secara serentak juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lahan basah, khususnya mangrove.
"Mari kita tanam minimal 25 pohon seumur hidup untuk setiap individu penduduk kita. Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan aksi nyata menanam pohon," ujarnya.
Saat penanaman di kawasan mangrove, Dyah bersama jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menanam tanaman jenis Jelatung, Pulai, Belangiran dan Pelawean.
Memperingati Hari Lahan Basah Sedunia, KLHK kembali melakukan penanaman pohon serentak di seluruh wilayah Indonesia pada 7 Februari 2024.
Baca juga: Petrokimia Gresik Tanam 2.000 Bibit Mangrove dan Bersih-Bersih Pantai
Aksi penanaman pohon merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim, lanjut Dyah, juga sebagai upaya menjaga Bumi dari pemanasan global yang sudah menjadi ancaman nyata, dan perlu diantisipasi bersama.
Hari lahan basah sedunia diperingati setiap 2 Februari. Penanaman serentak kali ini juga dilakukan di kawasan mangrove dan gambut yang termasuk kategori lahan basah.
Dikatakannya, bertema "Wetlands and Human Wellbeing", peringatan Hari Lahan Basah Sedunia ini, mengingatkan pentingnya hubungan yang erat antara lahan basah dan manusia.
"Pengelolaan yang bertanggung jawab, dan dukungan terhadap ekosistem tersebut sangatlah vital bagi keberlangsungan hidup manusia," katanya.
Baca juga: Rehabilitasi Kawasan Pesisir Utara, MRT Jakarta Tanam 200.000 Mangrove hingga 2030
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya