Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Perbedaan Batuk Pneumonia, Asma, dan TBC pada Anak Menurut Ahli

Kompas.com - 21/02/2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Berbagai penyakit yang menyerang pernapasan seperti asma, tuberkulosis (TBC), dan pneumonia biasanya disertai dengan batuk.

Penyakit-penyakit tersebut juga bisa menjangkiti siapa saja, termasuk anak-anak.

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk selalu mencegah penularan penyakit tersebut serta mewaspadai gejala-gejalanya.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Rina Triasih mengungkapkan, ada beberapa perbedaan batuk dari penyakit asma, TBC, dan pneumonia pada anak.

Dilansir dari Antara, Selasa (20/2/2024), berikut perbedaan batuk dari ketiga penyakit tersebut pada anak.

Baca juga: Setiap Harinya, 385 Pasien TBC di Indonesia Meninggal Dunia

Batuk pneumonia

Rina menuturkan, biasanya anak yang terjangkit pneumonia mengalami batuk selama sampai tujuhh hari.

"Biasanya itu akan ada batuk, bisa disertai pilek, bisa dengan demam atau tidak," kata Rina.

Pada hari ketiga sampai kelima, muncul gejala anak menjadi tidak aktif diikuti dengan napas cepat dan adanya tarikan pada dinding dada.

"Jadi ya kelihatan yang kalau bayi neteknya nggak kuat, kalau anak-anak yang biasa aktif, dia jadi tidak seaktif biasanya," ucap Rina.

Baca juga: Informasi Obat Pencegah TBC Diluncurkan, Jurus WHO Tekan Kasus Global

Batuk asma

Sedangkan pada asma, kata Rina, batuk yang dialami bersifat kronik, lama, dan berulang, dan diikuti serangan sesak napas.

Rina menuturkan, anak yang mengalami asma batuknya hilang-muncul alias kambuhan.

"Biasanya pemicu (kambuh batuk) ada pada hal-hal tertentu yang orang nanti akan hapal. Ini kalau habis minum es terus batuk-batuk," ujar Rina.

Selain itu, sesak napas yang dialami anak dengan asma agak beda dengan pneumonia.

"Kalau pneumonia itu dia nanti batuknya tiga sampai lima hari baru dia sesak, kalau asma ini biasanya pagi batuk, nanti besoknya bisa langsung sesak," tambahnya.

Selain itu, tambah Rina, pada anak yang menderita asma terdapat ciri khusus yaitu mengi pada saat anak bernapas.

Baca juga: Di Brasil, Indonesia Serukan Penyediaan Vaksin TBC Terbaru

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Usai BRGM Dibubarkan, 26.000 Hektar Gambut Terbakar, Siapa Kini yang Bertanggung Jawab?
Usai BRGM Dibubarkan, 26.000 Hektar Gambut Terbakar, Siapa Kini yang Bertanggung Jawab?
LSM/Figur
Belantara Foundation Ingatkan Pentingnya Koeksistensi untuk Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia
Belantara Foundation Ingatkan Pentingnya Koeksistensi untuk Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia
LSM/Figur
KLH Usul Pemda Tarik Retribusi untuk Kelola Sampah Jadi Energi Listrik
KLH Usul Pemda Tarik Retribusi untuk Kelola Sampah Jadi Energi Listrik
Pemerintah
BRIN Wanti-wanti Hujan Mikroplastik Tak Hanya Terjadi di Jakarta
BRIN Wanti-wanti Hujan Mikroplastik Tak Hanya Terjadi di Jakarta
Pemerintah
Pemanfaatan Teknologi CCS Justru Berisiko Tingkatkan Emisi Karbon
Pemanfaatan Teknologi CCS Justru Berisiko Tingkatkan Emisi Karbon
LSM/Figur
Terang Lampu Surya Selamatkan Penyu, Kurangi Kasus Terjerat hingga 63 Persen
Terang Lampu Surya Selamatkan Penyu, Kurangi Kasus Terjerat hingga 63 Persen
LSM/Figur
PSN Merauke Dikritik Picu Deforestasi, Pemerintah Bilang Siap Reforestasi
PSN Merauke Dikritik Picu Deforestasi, Pemerintah Bilang Siap Reforestasi
Pemerintah
UNEP Kucurkan 100 Juta Dolar AS untuk Aksi Iklim, Indonesia Termasuk Penerima
UNEP Kucurkan 100 Juta Dolar AS untuk Aksi Iklim, Indonesia Termasuk Penerima
Pemerintah
Intervensi Pangan Berkelanjutan Perlu Libatkan Anak dan Remaja
Intervensi Pangan Berkelanjutan Perlu Libatkan Anak dan Remaja
LSM/Figur
Standar Baru Emisi Disepakati, Peluang Akhiri Kekacauan Perhitungan
Standar Baru Emisi Disepakati, Peluang Akhiri Kekacauan Perhitungan
Swasta
Kemenhut: Kelompok Tani Hutan Bakal Pasok Produk ke Kopdes Merah Putih
Kemenhut: Kelompok Tani Hutan Bakal Pasok Produk ke Kopdes Merah Putih
Pemerintah
Perpres Baru Akui Semua Skema Karbon, Akhiri Tumpang Tindih Proyek Hijau
Perpres Baru Akui Semua Skema Karbon, Akhiri Tumpang Tindih Proyek Hijau
LSM/Figur
IESR: Harga Listrik akan Mahal jika Pemerintah Pertahankan PLTG
IESR: Harga Listrik akan Mahal jika Pemerintah Pertahankan PLTG
LSM/Figur
Prabowo Teken Perpes 110 Tahun 2025, Disebut Bisa Percepat Investasi Hijau
Prabowo Teken Perpes 110 Tahun 2025, Disebut Bisa Percepat Investasi Hijau
Pemerintah
BNPB: Banjir, Cuaca Ekstrem, dan Karhutla Jadi Bencana Paling Dominan sejak Awal 2025
BNPB: Banjir, Cuaca Ekstrem, dan Karhutla Jadi Bencana Paling Dominan sejak Awal 2025
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau