Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tantangan besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor industri.

Sektor industri merupakan salah satu kontributor terbesar emisi GRK Indonesia dan trennya menunjukkan kecenderungan naik signifikan.

Total kontribusi emisi GRK dari sektor industri diperkirakan meningkat dua kali lipat dari 2011 hingga 2022, mencapai lebih dari 400 juta ton karbon dioksida ekuivalen.

Baca juga: Perkuat Industri Pariwisata Berkelanjutan, Sandiaga Kunjungi Sydney

Analis Senior Institute for Essential Services Reform (IESR) Farid Wijaya mengatakan, sekitar 60 sampai 70 persen dari emisi tersebut berasal dari penggunaan energi di sektor industri (baik panas maupun listrik), terutama karena konsumsi bahan bakar fosil.

Hal tersebut disampaikan Farid dalam peluncuran studi IESR kolaborasi dengan Lawrence Berkeley National Laboratory (LBNL) berjudul "Industry Decarbonization Roadmap for Indonesia: Opportunities and Challenges to Net-Zero Emissions".

"Peningkatan pangsa pembakaran energi ini mengindikasikan pertumbuhan proses industri yang membutuhkan energi panas yang tinggi. Sayangnya, kebutuhan proses tersebut menyebabkan peningkatan konsumsi batu bara yang berkontribusi terhadap emisi sebesar 174 juta ton karbon dioksida ekuivalen," papar Farid dikutip dari situs web IESR, Rabu (21/2/2024).

Di sisi lain, industri berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, upaya dekarbonisasi perlu dilakukan agar mengakomodasi pertumbuhan ini.

Baca juga: Dukung Industri Padat Energi Bertransisi, Jerman Gelontorkan Miliaran Euro

Studi terbaru tersebut mengambil lima subsektor industri besar yang perlu difokuskan dalam dekarbonisasi menurut parameter sosial, ekonomi, dan emisi.

Kelima industri yang menjadi sorotan yakni semen, besi dan baja, tekstil, pulp dan kertas, serta ammonia.

Farid menyampaikan, upaya dekarbonisasi industri dapat didorong di Indonesia berdasarkan kerangka regulasi yang telah ada.

Akan tetapi, pemerintah perlu didorong untuk memasukkan peraturan yang lebih kuat dan mengikat di masa depan.

Baca juga: Agus Ajak Industri Gunakan Udaraku, Platform Mitigasi Kerusakan Lingkungan

"Termasuk dukungan dan insentif untuk industri dan memastikan bahwa produsen, konsumen, dan pasar dilindungi oleh kontrol produk yang mendukung dekarbonisasi industri," ujar Farid.

Menurut Farid, agar dekarbonisasi industri dapat tercapai di Indonesia, banyak pemangku kepentingan yang perlu bekerja sama, khususnya untuk membangun ekosistem industri hijau yang mendukung konsep netral karbon atau net zero emission (NZE).

Dia menambahkan, ada enam strategi umum yang perlu diterapkan untuk mencapai dekarbonisasi industri.

Pertama, menerapkan sistem manajemen energi ISO 50001:2018. Kedua, pemanfaatan bahan bakar alternatif seperti biomassa dan hidrogen. Ketiga, pemanfaatan energi terbarukan seperti tenaga surya dan tenaga air.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Petani Kecil Berperan Penting dalam Industri Kelapa Sawit, Perlu Distribusi Keuntungan yang Merata

Petani Kecil Berperan Penting dalam Industri Kelapa Sawit, Perlu Distribusi Keuntungan yang Merata

LSM/Figur
Peneliti UGM: Gua di JJLS Punya Ornamen Terbaik di Gunungkidul

Peneliti UGM: Gua di JJLS Punya Ornamen Terbaik di Gunungkidul

LSM/Figur
Astra Half Marathon 2024 Ajak Lebih dari 5.000 Pelari Ciptakan Dampak Positif Berkelanjutan

Astra Half Marathon 2024 Ajak Lebih dari 5.000 Pelari Ciptakan Dampak Positif Berkelanjutan

Swasta
Kurangi Efek Rumah Kaca, Peneliti BRIN Tawarkan Semai Kapur Kalsium Oksida ke Atmosfer

Kurangi Efek Rumah Kaca, Peneliti BRIN Tawarkan Semai Kapur Kalsium Oksida ke Atmosfer

LSM/Figur
PLN Komitmen Siapkan Energi Hijau di Indonesia

PLN Komitmen Siapkan Energi Hijau di Indonesia

Pemerintah
Aruki: Agenda Indonesia dalam COP29 Jauh dari Keadilan Iklim

Aruki: Agenda Indonesia dalam COP29 Jauh dari Keadilan Iklim

LSM/Figur
Hari Pertama COP29, Negara-negara Sepakati Aturan Bursa Karbon Internasional

Hari Pertama COP29, Negara-negara Sepakati Aturan Bursa Karbon Internasional

Pemerintah
Hadiri COP29, Delegasi Indonesia Promosikan Nuklir hingga Penangkap Karbon

Hadiri COP29, Delegasi Indonesia Promosikan Nuklir hingga Penangkap Karbon

Pemerintah
Komunitas Vegetarian Minta Prabowo Buat Kebijakan Batasi Konsumsi Daging

Komunitas Vegetarian Minta Prabowo Buat Kebijakan Batasi Konsumsi Daging

Pemerintah
Kualitas Alam Turun, Bagaimana Perusahaan Bisa Turut Menyelamatkannya?

Kualitas Alam Turun, Bagaimana Perusahaan Bisa Turut Menyelamatkannya?

Pemerintah
Uni Eropa Tegas Larang Mobil Beremisi CO2 pada 2035

Uni Eropa Tegas Larang Mobil Beremisi CO2 pada 2035

Pemerintah
IUCN: 38 Persen Pohon di Dunia Terancam Punah

IUCN: 38 Persen Pohon di Dunia Terancam Punah

Pemerintah
Kesenjangan Pendanaan Adaptasi Iklim Bengkak 187 Miliar Dollar AS Per Tahun

Kesenjangan Pendanaan Adaptasi Iklim Bengkak 187 Miliar Dollar AS Per Tahun

Pemerintah
The Star 'ESG Summit 2024': Perusahaan Didorong Fokus pada Dampak ESG Terukur

The Star "ESG Summit 2024": Perusahaan Didorong Fokus pada Dampak ESG Terukur

Swasta
Indonesia Dinilai Layak Jadi Rujukan Dunia soal Peringatan Dini Tsunami

Indonesia Dinilai Layak Jadi Rujukan Dunia soal Peringatan Dini Tsunami

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau