Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenparekraf Gelar "Kick Off" Bootcamp AKI 2024 di Bekasi dan Serang

Kompas.com, 29 April 2024, 15:28 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melalui Direktorat Kuliner Kriya Desain dan Fesyen, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif memulai rangkaian Fase Bootcamp Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2024 (23/4/2024).

Sebagai informasi, Apresiasi Kreasi Indonesia atau AKI mengemban misi mengembangkan kapasitas pelaku usaha kreatif dan memfasilitasi perluasan akses pasar produk kreatif.

Seluruh peserta Fase Bootcamp akan mendapat materi, mulai dari pengelolaan hak kekayaan intelektual, pitching dan presentasi, hingga pengelolaan keuangan.

Peserta juga akan mendapatkan pembekalan produk review dan branding, marketplace dan promosi digital, design thinking dan business model, legalitas dan standarisasi usaha, serta sosialisasi e-katalog dan coaching clinic serta mentoring.

Fase Bootcamp sendiri adalah lanjutan dari Fase Pendaftaran (Februari-Maret 2024) dan Fase Kurasi dan Temu Sapa Peserta (Maret 2024).

Nantinya Fase Bootcamp akan digelar selama tiga hari di 12 kota/kabupaten yakni Bekasi, Singkawang, Blitar, Palu, Magelang, Serang, Toba, Tanjung Pinang, Ternate, Labuan Bajo, Denpasar dan Merauke.

Fase Bootcamp berlangsung pada 23 April hingga akhir Mei 2024 dan diminati 6.680 pendaftar untuk tujuh bubsektor: Kuliner, Kriya, Fesyen, Aplikasi, Gim, Musik dan Film. Hasilnya, 410 jenama yang akan lolos tahapan kurasi dan ikut Fase Bootcamp.

"Kick off" di Bekasi dan Serang

Kota Bekasi dan Serang menjadi dua kota pertama menggelar Fase Bootcamp AKI 2024 yang berlangsung pada 23-25 April 2024.

Baca juga: Kemenparekraf Siapkan Siapkan Cendera Mata dan Paket Wisata dalam WWF ke-10

Dari Kota Bekasi dan Serang terdapat masing-masing 38 jenama atau brand yang lolos mengikuti Fase Bootcamp, beberapa di antaranya Beema Honey (kuliner), Nu’kieu (kriya), Lace Dream (kriya), Tracco (aplikasi), Muslim Raya (gim), Khana Sultan (musik), dan Ngobong (film).

Kemenparekraf/Baparekraf memulai rangkaian Fase Bootcamp Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2024 (23/4/2024).DOK. KEMENPAREKRAF Kemenparekraf/Baparekraf memulai rangkaian Fase Bootcamp Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2024 (23/4/2024).

Sejumlah mentor terlibat dalam Fase Bootcamp AKI 2024 berasal dari kalangan profesional dan praktisi bidang ekonomi kreatif di antaranya; Deryansha (CEO Kasisolusi), Wignyo Rahadi SE (Founder dan CEO Tenun Gaya), Fauzy Prasetya Kamal (Co-Founder Kandura Studio), dan Franke Soeria (Dewan Mode Muslim, Founder Benang Project).

Selain itu ada pula Hari Sungkari (Pakar Bidang Aplikasi dan Gim), Nilam Sari (Owner Kebab Baba Rafi), Freddy Chriswantra (Ketua Umum Aliansi Desainer Produk Indusgri Indonesia), Andandika Surasetje (Direktur Kreatif Jakarta Fashion Week), Rachmant Anggara (Co Founder Qasir.id), Suci Sandi (Dosen, Peneliti, Trainer Manajemen, Pariwisata dan Hospitality) dan Iman Setiobudy (Anggota Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia dan Himpunan Desainer Mebel Indonesia).

Deryansha, CEO Kasisolusi menyampaikan, “Kalau kita bicara optimasi UMKM, salah satu Kementerian terkait yang sangat serius membantu UMKM agar naik kelas, bereskalasi, tumbuh dan berkembang itu adalah Kemenparekraf."

"Salah satu upayanya adalah Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2024. Ilmu-ilmu marketing, branding, selling saya akan buka semua di Bootcamp, karena seperti yang diminta oleh Pak Sandiaga Uno, ekonomi kreatif ini bergerak pesat," tambahnya.

Baca juga: Ramai soal Dana Pungutan Wisata via Tiket Pesawat, Ini Penjelasan Kemenko Marves dan Kemenparekraf

Hal senada disampaikan Wignyo Rahadi (Founder dan CEO Tenun Gaya). “Materi yang akan saya berikan dalam Bootcamp sebagai penguatan dalam membuat busana siap pakai, dan bagaimana menyiapkan koleksi untuk peragaan fashion show," ungkapnya.

Setelah mengikuti Bootcamp, tahapan berikutnya peserta adalah mengikuti pameran yang akan berlangsung di masing-masing kota dan kabupaten pada Mei hingga Agustus 2024.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan Malam Puncak AKI 2024 yang akan diadakan di Jakarta pada bulan September 2024.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau