Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/04/2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sekolah Mengenah Kejuruan (SMK) Satya Praja 2 Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, berhasil mengembangkan mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM).

Kepala SMK Satya Praja 2 Petarukan Purwo Setya Witanto mengatakan, mesin pengolah sampah bekerja sama dengan Persatuan Alumni Jerman.

"Para alumni ini memberikan training (pelatihan) kepada anak didik kami sehingga berhasil membuat mesin yang diharapkan nantikan bisa bermanfaat bagi semua," ucap Witanto dikutp dari situs web Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Rabu (17/4/2024).

Baca juga: Indonesia-UEA Kerja Sama Tangani Sampah Plastik di Laut RI

Selain sampah plastik, mesin tersebut juga bisa mengolah oli bekas menjadi BBM.

Komponen dalam mesin tersebut terdiri atas reaktor, tower katalis, pemurni solar, penampung nafta, penampung bensin, dan bak sirkulasi pendingin.

Kapasitas pengolahan mesin ini cukup besar. Dalam sehari, mesin ini diklaim dapat menghasilkan BBM antara 500 sampai 1.000 liter

Dari total produksinya, jenis BBM yang dihasilkan adalah solar dengan kualitas euro 4 antara 85 sampai 94 persen. Sisanya, sekitar 6 sampai 15 persen berupa nafta.

Baca juga: Dunia Menanti Negosiasi Perjanjian Polusi Plastik di Kanada

Mesin tersebut digadang menjadi alat yang bermanfaat mengubah sampah anorganik seperti plastik dan oli bekas menjadi BBM.

Selain mengatasi permasalahan sampah, mesin tersebut menjadi strategi dalam dalam menghasilkan energi alternatif.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemalang Raharjo berharap, mesin ini dapat menanggulangi persoalan sampah plastik di kabupaten tersebut.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, Ini 5 Kiat Kurangi Sampah Plastik dari Diri Sendiri

Selain itu, mesin tersebut juga diharapkan dapat memberikan alternatif BBM yang ekonomis bagi masyarakat.

Raharjo menambahkan, pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan inovatis seperti terciptanya mesin tersebut.

Dia berjanji pihaknya akan melakukan pendampingan dan membantu dalam hal aturan.

"Yang penting konsisten dan berkelanjutan menciptakan inovasi-inovasi baru agar dapat berguna bagi masyarakat. Kita akan bantu agar semuanya legal, secara emisi, secara aturan," ucap Raharjo.

Baca juga: Planet vs Plastic Jadi Tema Hari Bumi 2024, Tuntut Pengurangan Plastik

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com