Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Luncurkan Obligasi Hijau Internasional, Dunia Sambut Meriah

Kompas.com, 3 April 2025, 09:34 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - China menarik minat besar investor saat meluncurkan obligasi hijau (sovereign green bond) pertamanya pada hari Rabu (2/4/2025). 

Para investor melihatnya sebagai sinyal positif bagi pasar utang berkelanjutan, terutama ketika Amerika Serikat justru mundur dari komitmennya terhadap perubahan iklim.

Bank-bank yang menjual obligasi senilai 6 miliar yuan (Rp 13,7 triliun) — yang akan terdaftar di London — mengatakan bahwa permintaan pembeli untuk jangka ganda tiga dan lima tahun melonjak hingga 47 miliar yuan (Rp 107,7 triliun).

Harga final obligasi tenor tiga tahun turun dari 2,3 persen menjadi 1,88 persen, sementara obligasi tenor lima tahun turun dari 2,35 persen menjadi 1,93 persen.

Obligasi hijau dirancang untuk mendanai investasi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Pada Selasa (1/4/2025), Direktur Jenderal Kementerian Keuangan China, Yu Hong, dan Wakilnya, Xing Chaohong, bertemu dengan investor di London. 

Mereka memaparkan sejumlah proyek yang berpotensi didanai melalui obligasi ini, seperti pembangunan stasiun pengisian daya mobil listrik, taman nasional, dan proyek pembangkit listrik tenaga air.

Menurut Nicolas Jaquier, manajer utang berkelanjutan di perusahaan investasi Ninety One, langkah ini merupakan "sinyal yang cukup kuat" karena terjadi di saat AS mengendurkan komitmennya terhadap perubahan iklim.

"Ini menunjukkan bahwa China ingin meningkatkan perannya," katanya. 

"Langkah ini juga menjadi contoh bagi emerging market yang mungkin masih ragu, karena menunjukkan kekuatan besar seperti China serius dalam mendanai proyek hijau," imbuhnya seperti dikutip Reuters, Rabu.

Baca juga: Ekonom: Negara Berkembang Butuh Pendanaan Iklim yang Tak Bebani Ekonomi

Kementerian Keuangan China belum memberikan komentar mengenai hasil penjualan obligasi ini di luar jam kerja reguler Beijing.

China telah mengumumkan rencana penerbitan obligasi hijau ini sejak awal tahun, setelah sebelumnya Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di Beijing. 

Pertemuan tersebut membahas kerja sama di bidang keuangan, perdagangan, investasi, dan isu-isu iklim.

Sebagai penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, China menargetkan puncak emisi karbonnya sebelum 2030 dan mencapai netral karbon pada 2060.

Meski ini adalah pertama kalinya China menerbitkan obligasi hijau di pasar internasional, perusahaan-perusahaan China sebenarnya sudah aktif dalam menerbitkan obligasi hijau.

Menurut Moody’s, hingga akhir tahun lalu, perusahaan China telah menerbitkan hampir 410  miliar dollar AS obligasi hijau. 

Sepanjang tahun lalu saja, mereka menjual hampir 50 miliar dollar AS obligasi hijau, atau sekitar 8 persen dari total penerbitan obligasi hijau global. Saat ini, total pasar obligasi hijau dunia telah berkembang hingga lebih dari 3 triliun dollar AS.

Pada Februari lalu, Kementerian Keuangan China menerbitkan kerangka kerja obligasi hijau yang menjelaskan bahwa penerbitan obligasi ini bertujuan untuk "menarik pendanaan internasional guna mendukung pembangunan domestik yang ramah lingkungan dan rendah karbon."

Baca juga: Pendanaan Iklim Negara Rentan Meningkat 490 Miliar Dollar AS pada 2030

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Abrasi Pesisir Demak, Kiara Imbau Pemerintah Hentikan Pembangunan Ekstraktif
Abrasi Pesisir Demak, Kiara Imbau Pemerintah Hentikan Pembangunan Ekstraktif
LSM/Figur
Pertamina Beri Bantuan ke Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Pertamina Beri Bantuan ke Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru
BUMN
Menggugat Kemerdekaan Ekologis
Menggugat Kemerdekaan Ekologis
Pemerintah
Sampah Plastik Tanggung Jawab Konsumen Atau Produsen?
Sampah Plastik Tanggung Jawab Konsumen Atau Produsen?
Pemerintah
Banjir di Aceh, Pemerintah Didorong Pulihkan Alam Pasca-bencana
Banjir di Aceh, Pemerintah Didorong Pulihkan Alam Pasca-bencana
LSM/Figur
IMO Soroti Meningkatnya Pelanggaran Hak Pelaut, Kapal Ilegal hingga Penelantaran
IMO Soroti Meningkatnya Pelanggaran Hak Pelaut, Kapal Ilegal hingga Penelantaran
Pemerintah
Gerakan Zero Waste di IKN, Targetkan 60 Persen Daur Ulang Sampah pada 2035
Gerakan Zero Waste di IKN, Targetkan 60 Persen Daur Ulang Sampah pada 2035
Pemerintah
Banjir di Aceh dan Sumatera, WALHI Soroti Deforestasi 1,4 Juta Hektar dan Krisis Iklim
Banjir di Aceh dan Sumatera, WALHI Soroti Deforestasi 1,4 Juta Hektar dan Krisis Iklim
LSM/Figur
Dari Konservasi hingga Ekonomi Sirkular, Begini Transformasi Taman Safari Cisarua Jelang Hari Keanekaragaman Hayati
Dari Konservasi hingga Ekonomi Sirkular, Begini Transformasi Taman Safari Cisarua Jelang Hari Keanekaragaman Hayati
Swasta
Presiden Prabowo Minta Pemerintah Pusat dan Daerah Jaga Lingkungan, Antisipasi Dampak Krisis Iklim
Presiden Prabowo Minta Pemerintah Pusat dan Daerah Jaga Lingkungan, Antisipasi Dampak Krisis Iklim
Pemerintah
Harita Nickel Dapat Penghargaan Bisnis dan HAM 2025 dari SETARA Institute
Harita Nickel Dapat Penghargaan Bisnis dan HAM 2025 dari SETARA Institute
Swasta
Regulasi Baru UE, Hotel Wajib Penuhi Standar Hijau Mulai 2026
Regulasi Baru UE, Hotel Wajib Penuhi Standar Hijau Mulai 2026
Pemerintah
Bencana Banjir Tamparan Pembelajaran
Bencana Banjir Tamparan Pembelajaran
Pemerintah
Negara Berkembang Tagih Pajak Daging dari Negara Kaya lewat Deklarasi Belem, Mengapa?
Negara Berkembang Tagih Pajak Daging dari Negara Kaya lewat Deklarasi Belem, Mengapa?
Pemerintah
Iklim Bukan Satu-satunya Penyebab Bencana Hidrometeorologi di Sumatera Barat, Ini Kata Pakar
Iklim Bukan Satu-satunya Penyebab Bencana Hidrometeorologi di Sumatera Barat, Ini Kata Pakar
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau