Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Air Dunia Disebut Menyedihkan, Kondisi Indonesia Lebih Baik

Kompas.com - 19/05/2024, 13:23 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat menyebutkan, situasi kelangkaan air secara global sudah dalam tahap menyedihkan.

Hal itu diketahuinya setelah mendapat laporan dari United Nations (UN) Water, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang untuk masalah air dan sanitasi, pada tahun 2024.

"Menyedihkan kalau kita lihat apa yang disampaikan dalam laporan UN Water 2024. Disebutkan bahwa pada tahun 2022, sekitar setengah dari populasi dunia mengalami situasi kelangkaan air yang parah," kata Tri dalam konferensi pers World Water Forum di Bali, Minggu (19/5/2024).

Baca juga: Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

Laporan itu juga mendetailkan bahwa sekitar 2,2 miliar orang hidup tanpa akses air minum yang dikelola secara baik.

Kemudian 3,5 miliar orang dilaporkan tidak punya akses untuk sanitasi.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Tri menyebutkan, laporan itu menunjukkan pencapaian Tujuan Pembangunan Global Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) untuk poin keenam tidak dalam berjalan dengain baik.

Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat dalam konferensi pers World Water Forum di Bali, Minggu (19/5/2024).KOMPAS.com/TEUKU MUHAMMAD VALDY ARIEF Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat dalam konferensi pers World Water Forum di Bali, Minggu (19/5/2024).
"Tidak on track. Ini saya ulangi tidak on track," ujar Tri.

Dari target-target SDs yang disusun, pada 2023 negara-negara berkembang baru mencapai 12 persen.

Namun, Tri menyatakan Indonesia dalam keadaan yang lebih baik dari negara-negara lain.

Baca juga: Krisis Air dan Perubahan Iklim Jadi Ancaman Dunia, Perlu Kolaborasi

Pada 2023, untuk target SGDs poin keenam capaian sudah mencapai 66 persen. Kendati demikian, Tri tidak menjabarkan target-target yang belum dicapai Indonesia.

Keadaan itu yang mendorong Indonesia lewat penyelenggaraan World Water Forum ke-10 mengadakan deklarasi tingkat menteri soal pengelolaan air.

Deklarasi ini sudah dinegosiasikan bersama 100 negara lain di markas United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco), Paris, Perancis.

Tri belum mengungkapkan isi dari deklarasi tersebut. Poin-poin kesepakatan itu dikatakannya bakal diumumkan pada 21 Mei 2024.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Pemerintah
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau