Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arief Wiwaha
Karyawan BUMN

Akademisi, Praktisi di oil & gas dan pertambangan mineral & batubara

Di Balik Target "Net Zero Emission": Apakah Kita Melangkah Maju?

Kompas.com, 25 Mei 2024, 09:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERDASARKAN definisi yang ditetapkan oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), Net Zero Emission (NZE) adalah suatu kondisi seimbang di mana jumlah emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan ke atmosfer berjumlah sama dengan emisi yang diserap dari atmosfer.

Kondisi ini diupayakan untuk memitigasi efek gas rumah kaca yang menyebabkan kenaikan temperatur global yang dapat mengakibatkan berbagai bencana.

Sasaran atau ‘target’ Net Zero Emission dicanangkan oleh pemerintah Indonesia dalam COP (Conference of Parties) 26 di Glasgow tahun 2021, untuk bisa dicapai pada tahun 2060 atau lebih awal lagi (seperti dilansir dalam laman BRIN – Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Target ini kemudian diadopsi oleh berbagai pihak sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab untuk memitigasi perubahan iklim.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan strategi-strategi untuk mencapai target ini, di antaranya dengan melakukan revisi Kebijakan Energi Nasional (KEN) bersama dengan Dewan Energi Nasional (DEN) agar langkah yang diambil tidak mengganggu pembangunan serta peta jalan menuju transisi energi terbarukan.

Di dunia industri migas, komitmen ini kemudian diperkuat sebagai tema utama dalam konferensi IPA (Indonesian Petroleum Association) pada Mei 2024, yaitu “Gaining Momentum to Advance Sustainable Energy Security in Indonesia and the Region”.

Pertamina di dalam laman-nya mencantumkan berbagai upaya dalam mencapai target Net Zero Emission melalui dua pilar utama (dekarbonisasi kegiatan usaha dan pengembangan bisnis hijau baru) dan tiga enabler, yaitu: pengembangan standar penghitungan karbon, organisasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan, dan keterlibatan pemangku kepentingan.

Negara-negara lain juga melakukan berbagai hal serupa. European Union pada press release yang diterbitkan Februari 2024, merekomendasikan penurunan gas rumah kaca net paling sedikit sebesar 90 persen pada 2040 dibandingkan dengan baseline tahun 1990.

Upaya yang dilakukan sudah menunjukkan hasil di mana terdapat penurunan emisi. Seperti yang dikutip dari laman Kementerian ESDM, pada tahun 2017, realisasi penurunan emisi GRK mencapai 29 juta ton.

Kemudian tahun 2018 sebesar 40 juta ton, tahun 2019 penurunan mencapai 54,8 juta ton, tahun 2020 sebesar 64,4 juta ton, tahun 2021 sebesar 70 juta ton, tahun 2022 mencapai 91,5 juta ton, dan pada 2023 mencapai 127,67 juta ton. Ini adalah pencapaian luar biasa oleh Indonesia.

Namun demikian, mengapa berdasarkan Assessment Report 6 tahun 2023 yang diterbitkan oleh IPCC, tren dan estimasi emisi gas rumah kaca saat ini dan yang akan datang masih akan menyebabkan peningkatan temperatur global 3,2 C (kisaran 2,2 – 3,5 C).

Bahkan berdasarkan laporan ini terdapat kenaikan signifikan pada 2010 – 2019 dibandingkan dengan dekade-dekade sebelumnya dengan pertumbuhan kira-kira 1,3 persen per tahun.

Diperkirakan 79 persen emisi dihasilkan dari sektor industri, energi, transportasi dan bangunan. Sementara 21 persen berasal dari sektor perhatian, kehutanan, dan penggunaan lahan.

Di balik publikasi positif dari hampir seluruh industri di dunia bahwa mereka berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca, tetap terlihat kenaikan temperatur global yang menuju kondisi berbahaya kelak di tahun 2100.

Apakah Net Zero Emission yang ‘ditargetkan’ akan tercapai?

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau