KOMPAS.com – Merdeka Copper Gold meraih KG Media Lestari Awards 2024 untuk Kategori Human Rights and Labour Standards.
Penghargaan tersebut diraih untuk keberhasilan Merdeka dalam menghormati hak asasi manusia (HAM) atau Respect for Human Rights dalam seluruh proses bisnisnya.
Direktur Utama Pani Gold Project and Chief External Affairs Merdeka Copper Gold Boyke Abidin mengatakan bahwa pihaknya merasa terhormat dan bangga menerima penghargaan tersebut.
Ia menuturkan bahwa penghargaan tersebut menjadi bukti dari komitmen kuat Merdeka Copper Gold dalam praktik tambang yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Penghargaan itu juga mencerminkan upaya kolektif seluruh tim Merdeka Copper Gold dalam menjaga keseimbangan antara pengembangan proyek dan pelestarian lingkungan,” ujar Boyke dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (29/8/2024).
Merdeka, lanjutnya, juga berupaya menjadi panutan dalam industri pertambangan serta memastikan kegiatan bisnis dan operasional sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan serta tanggung jawab sosial.
Boyke menjelaskan bahwa penghormatan HAM merupakan salah satu pilar dari Strategi Keberlanjutan Merdeka.
Komitmen tersebut merupakan implementasi dari Kebijakan Hak Asasi Merdeka yang didasarkan pada Prinsip-Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan HAM.
Kebijakan itu juga mengacu pada sejumlah dokumen internasional, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, serta Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengenai Hak-Hak dan Prinsip-Prinsip Mendasar di Tempat Kerja.
Boyke memastikan bahwa penghormatan HAM di Merdeka berlaku untuk semua individu, termasuk karyawan, karyawan kontraktor, masyarakat di sekitar wilayah operasional, dan pihak lain yang terdampak oleh aktivitas perusahaan.
Adapun penghormatan HAM terhadap karyawan tecermin lewat lingkungan kerja yang aman dan sehat, kebebasan berserikat dan berorganisasi, serta kebebasan partisipasi dalam perundingan kolektif.
Merdeka juga melarang perbudakan, pekerja anak, serta perdagangan manusia di seluruh operasi dan rantai pasoknya.
“Kami juga berkomitmen menciptakan lingkungan kerja yang beragam dan inklusif, bebas dari praktik diskriminasi, serta memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menjadi anggota serikat pekerja. Jadi, karyawan dapat menyuarakan aspirasi dan mengusulkan perbaikan atau program kepada manajemen,” jelas Boyke.
Secara berkala, Merdeka juga menyelenggarakan pelatihan bagi para pengurus serikat pekerja untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan serta harmonis antara serikat pekerja dan perusahaan.
Pelatihan itu juga memastikan kesetaraan dalam negosiasi serta memastikan bahwa kepemimpinan serikat pekerja memiliki pengetahuan tentang prosedur dan konten negosiasi yang setara dengan manajemen Merdeka.
Tak hanya karyawan, penghormatan HAM juga diterapkan kepada pemasok. Merdeka berkomitmen untuk berbisnis hanya dengan pemasok yang dapat menunjukkan kepatuhan terhadap penghormatan terhadap HAM.
Sementara, terkait masyarakat lokal, Merdeka berkomitmen untuk menghormati hak-hak masyarakat lokal yang terdampak, termasuk akses masyarakat lokal terhadap air dan lingkungan sehat.
“Kebijakan HAM Merdeka menyatakan komitmen untuk menghindari konflik dan tindakan kekerasan terhadap masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lain dalam semua aktivitas operasional perusahaan,” papar Boyke.
Untuk memastikan penghormatan terhadap HAM berjalan sebagaimana mestinya, Merdeka membentuk Komite Berkelanjutan.
Selain memantau kinerja HAM secara berkala, Komite tersebut juga bertugas untuk melaporkan hasil dan meminta persetujuan direksi.
“Sebagai anggota UN Global Compact, Merdeka menyusun dan menyampaikan Communication on Progress (CoP) secara periodik. Hal ini menjadi wujud komitmen perusahaan terhadap transparansi, akuntabilitas, dan implementasi praktik berkelanjutan,” tambah Boyke.
Tak dapat dimungkiri, praktik bisnis berkelanjutan dapat berjalan secara optimal dengan kolaborasi seluruh pihak, termasuk dalam memberi masukan dan dukungan terhadap proses tersebut.
Untuk itu, Merdeka melakukan Survei Efektivitas Karyawan (EES) secara berkala untuk memastikan pemenuhan hak-hak karyawan. Survei ini juga mengukur komitmen dan pemberdayaan mereka.
Hasil survei terbaru menunjukkan, tingkat keterlibatan karyawan yang tinggi dengan skor 89 persen. Kemudian, 95 persen karyawan juga merasa bangga bekerja di Merdeka dan 89 persen merekomendasikannya sebagai tempat kerja yang tepat.
Motivasi karyawan juga terbilang tinggi dengan lebih dari 90 persen merasa termotivasi. Selain itu, 79 persen karyawan berencana untuk tetap di perusahaan selama setidaknya lima tahun. Lalu, skor pemberdayaan mencapai 90 persen.
“Hasil tersebut menjadi indikator bahwa karyawan merasa keterampilan serta kemampuan mereka sepenuhnya dimanfaatkan dan didukung dalam lingkungan kerja yang produktif,” ucap Boyke.
Tak hanya lewat survei karyawan, Merdeka juga melakukan penilaian risiko dan dampak terhadap hak asasi manusia (HRIAs) serta penilaian dampak sosial (SIAs). Penilaian ini mencakup dampak bagi masyarakat lokal.
Selain itu, Merdeka juga menyusun mekanisme pengaduan bagi masyarakat lokal untuk mengajukan keluhan, umpan balik, dan pertanyaan terkait pemenuhan hak-hak mereka.
Berdasarkan keterlibatan pemangku kepentingan melalui HRIAs, SIAs, dan mekanisme pengaduan masyarakat lokal, beberapa dampak potensial telah teridentifikasi.
Beberapa dampak itu adalah keterbatasan peluang kerja bagi perempuan dan pemuda lokal dengan pendidikan terbatas, potensi migrasi keluar, dan hilangnya akses masyarakat lokal terhadap sumber daya alam di hutan mereka.
“Sebagai tindak lanjut, kami mengimplementasikan berbagai Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang mencakup program Beasiswa, pembangunan infrastruktur, pendampingan usaha bisnis, dan pelatihan untuk operator truck dump,” jelas Boyke.
Menambahkan, penghargaan tersebut menjadi motivasi tambahan bagi perusahaan untuk terus meningkatkan standar dalam hal operasional yang berkelanjutan dan inovatif.
Ia pun berharap, penghargaan tersebut dapat mendorong Merdeka untuk terus berkontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia, sambil menjaga komitmen terhadap lingkungan.
“Kami juga akan memperkuat kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal, pemerintah, dan organisasi lingkungan, untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil membawa manfaat jangka panjang bagi semua pihak,” imbuh Boyke.
Sebagai informasi, KG Media Lestari Summit 2024 merupakan forum yang diselenggarakan oleh KG Media sebagai wadah bagi para pemimpin serta praktisi sustainability untuk bertukar pikiran dan menginspirasi satu sama lain.
Gelaran itu juga diharapkan dapat membuka kesempatan kolaborasi untuk pencapaian SDGs di Indonesia.
Acara yang diorganisir oleh empat media besar di bawah naungan KG Media, yakni Kompas.com, KompasTV, Kontan, dan National Geographic Indonesia, itu mengusung tema “Fostering Sustainability Through Inclusive Local Practice and Policy Making”.
KG Media berkolaborasi dengan mitra seperti BRI, Astra, PLN, dan Pertamina untuk mendukung kesuksesan Lestari Summit 2024.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya