Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 29 Agustus 2024, 15:21 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Merdeka Copper Gold meraih KG Media Lestari Awards 2024 untuk Kategori Human Rights and Labour Standards.

Penghargaan tersebut diraih untuk keberhasilan Merdeka dalam menghormati hak asasi manusia (HAM) atau Respect for Human Rights dalam seluruh proses bisnisnya.

Direktur Utama Pani Gold Project and Chief External Affairs Merdeka Copper Gold Boyke Abidin mengatakan bahwa pihaknya merasa terhormat dan bangga menerima penghargaan tersebut.
Ia menuturkan bahwa penghargaan tersebut menjadi bukti dari komitmen kuat Merdeka Copper Gold dalam praktik tambang yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

“Penghargaan itu juga mencerminkan upaya kolektif seluruh tim Merdeka Copper Gold dalam menjaga keseimbangan antara pengembangan proyek dan pelestarian lingkungan,” ujar Boyke dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (29/8/2024).

Merdeka, lanjutnya, juga berupaya menjadi panutan dalam industri pertambangan serta memastikan kegiatan bisnis dan operasional sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan serta tanggung jawab sosial.

Boyke menjelaskan bahwa penghormatan HAM merupakan salah satu pilar dari Strategi Keberlanjutan Merdeka.

Komitmen tersebut merupakan implementasi dari Kebijakan Hak Asasi Merdeka yang didasarkan pada Prinsip-Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan HAM.

Kebijakan itu juga mengacu pada sejumlah dokumen internasional, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, serta Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengenai Hak-Hak dan Prinsip-Prinsip Mendasar di Tempat Kerja.

Tak hanya karyawan

Boyke memastikan bahwa penghormatan HAM di Merdeka berlaku untuk semua individu, termasuk karyawan, karyawan kontraktor, masyarakat di sekitar wilayah operasional, dan pihak lain yang terdampak oleh aktivitas perusahaan.

Adapun penghormatan HAM terhadap karyawan tecermin lewat lingkungan kerja yang aman dan sehat, kebebasan berserikat dan berorganisasi, serta kebebasan partisipasi dalam perundingan kolektif.

Merdeka juga melarang perbudakan, pekerja anak, serta perdagangan manusia di seluruh operasi dan rantai pasoknya.

“Kami juga berkomitmen menciptakan lingkungan kerja yang beragam dan inklusif, bebas dari praktik diskriminasi, serta memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menjadi anggota serikat pekerja. Jadi, karyawan dapat menyuarakan aspirasi dan mengusulkan perbaikan atau program kepada manajemen,” jelas Boyke.

Secara berkala, Merdeka juga menyelenggarakan pelatihan bagi para pengurus serikat pekerja untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan serta harmonis antara serikat pekerja dan perusahaan.

Pelatihan itu juga memastikan kesetaraan dalam negosiasi serta memastikan bahwa kepemimpinan serikat pekerja memiliki pengetahuan tentang prosedur dan konten negosiasi yang setara dengan manajemen Merdeka.

Tak hanya karyawan, penghormatan HAM juga diterapkan kepada pemasok. Merdeka berkomitmen untuk berbisnis hanya dengan pemasok yang dapat menunjukkan kepatuhan terhadap penghormatan terhadap HAM.

Sementara, terkait masyarakat lokal, Merdeka berkomitmen untuk menghormati hak-hak masyarakat lokal yang terdampak, termasuk akses masyarakat lokal terhadap air dan lingkungan sehat.

“Kebijakan HAM Merdeka menyatakan komitmen untuk menghindari konflik dan tindakan kekerasan terhadap masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lain dalam semua aktivitas operasional perusahaan,” papar Boyke.

Untuk memastikan penghormatan terhadap HAM berjalan sebagaimana mestinya, Merdeka membentuk Komite Berkelanjutan.

Selain memantau kinerja HAM secara berkala, Komite tersebut juga bertugas untuk melaporkan hasil dan meminta persetujuan direksi.

“Sebagai anggota UN Global Compact, Merdeka menyusun dan menyampaikan Communication on Progress (CoP) secara periodik. Hal ini menjadi wujud komitmen perusahaan terhadap transparansi, akuntabilitas, dan implementasi praktik berkelanjutan,” tambah Boyke.

Kolaborasi seluruh pihak

Tak dapat dimungkiri, praktik bisnis berkelanjutan dapat berjalan secara optimal dengan kolaborasi seluruh pihak, termasuk dalam memberi masukan dan dukungan terhadap proses tersebut.

Untuk itu, Merdeka melakukan Survei Efektivitas Karyawan (EES) secara berkala untuk memastikan pemenuhan hak-hak karyawan. Survei ini juga mengukur komitmen dan pemberdayaan mereka.

Hasil survei terbaru menunjukkan, tingkat keterlibatan karyawan yang tinggi dengan skor 89 persen. Kemudian, 95 persen karyawan juga merasa bangga bekerja di Merdeka dan 89 persen merekomendasikannya sebagai tempat kerja yang tepat.

Motivasi karyawan juga terbilang tinggi dengan lebih dari 90 persen merasa termotivasi. Selain itu, 79 persen karyawan berencana untuk tetap di perusahaan selama setidaknya lima tahun. Lalu, skor pemberdayaan mencapai 90 persen.

“Hasil tersebut menjadi indikator bahwa karyawan merasa keterampilan serta kemampuan mereka sepenuhnya dimanfaatkan dan didukung dalam lingkungan kerja yang produktif,” ucap Boyke.

Tak hanya lewat survei karyawan, Merdeka juga melakukan penilaian risiko dan dampak terhadap hak asasi manusia (HRIAs) serta penilaian dampak sosial (SIAs). Penilaian ini mencakup dampak bagi masyarakat lokal.

Selain itu, Merdeka juga menyusun mekanisme pengaduan bagi masyarakat lokal untuk mengajukan keluhan, umpan balik, dan pertanyaan terkait pemenuhan hak-hak mereka.
Berdasarkan keterlibatan pemangku kepentingan melalui HRIAs, SIAs, dan mekanisme pengaduan masyarakat lokal, beberapa dampak potensial telah teridentifikasi.

Beberapa dampak itu adalah keterbatasan peluang kerja bagi perempuan dan pemuda lokal dengan pendidikan terbatas, potensi migrasi keluar, dan hilangnya akses masyarakat lokal terhadap sumber daya alam di hutan mereka.

“Sebagai tindak lanjut, kami mengimplementasikan berbagai Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang mencakup program Beasiswa, pembangunan infrastruktur, pendampingan usaha bisnis, dan pelatihan untuk operator truck dump,” jelas Boyke.

Menambahkan, penghargaan tersebut menjadi motivasi tambahan bagi perusahaan untuk terus meningkatkan standar dalam hal operasional yang berkelanjutan dan inovatif.

Ia pun berharap, penghargaan tersebut dapat mendorong Merdeka untuk terus berkontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia, sambil menjaga komitmen terhadap lingkungan.

“Kami juga akan memperkuat kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal, pemerintah, dan organisasi lingkungan, untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil membawa manfaat jangka panjang bagi semua pihak,” imbuh Boyke.

Sebagai informasi, KG Media Lestari Summit 2024 merupakan forum yang diselenggarakan oleh KG Media sebagai wadah bagi para pemimpin serta praktisi sustainability untuk bertukar pikiran dan menginspirasi satu sama lain.

Gelaran itu juga diharapkan dapat membuka kesempatan kolaborasi untuk pencapaian SDGs di Indonesia.

Acara yang diorganisir oleh empat media besar di bawah naungan KG Media, yakni Kompas.com, KompasTV, Kontan, dan National Geographic Indonesia, itu mengusung tema “Fostering Sustainability Through Inclusive Local Practice and Policy Making”.

KG Media berkolaborasi dengan mitra seperti BRI, Astra, PLN, dan Pertamina untuk mendukung kesuksesan Lestari Summit 2024.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Hujan Lebat Desember–Januari, PVMBG Ingatkan Siaga Longsor dan Banjir Saat Nataru
Hujan Lebat Desember–Januari, PVMBG Ingatkan Siaga Longsor dan Banjir Saat Nataru
Pemerintah
89 Persen Masyarakat Indonesia Dukung EBT untuk Listrik Menurut Studi Terbaru
89 Persen Masyarakat Indonesia Dukung EBT untuk Listrik Menurut Studi Terbaru
Pemerintah
Teluk Saleh NTB jadi Habitat Hiu Paus Melahirkan dan Melakukan Pengasuhan
Teluk Saleh NTB jadi Habitat Hiu Paus Melahirkan dan Melakukan Pengasuhan
LSM/Figur
3 Siklon Bergerak Lintasi Indonesia, Bakal Picu Cuaca Ekstrem
3 Siklon Bergerak Lintasi Indonesia, Bakal Picu Cuaca Ekstrem
Pemerintah
Hadapi Puncak Musim Hujan, BMKG Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca
Hadapi Puncak Musim Hujan, BMKG Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca
Pemerintah
Riset CELIOS Sebut Kasus Keracunan MBG Bisa Capai 22.000 pada 2026 Jika Tak Diperbaiki
Riset CELIOS Sebut Kasus Keracunan MBG Bisa Capai 22.000 pada 2026 Jika Tak Diperbaiki
LSM/Figur
Penumpang Pesawat Berisiko Terpapar Partikel Ultrahalus Berbahaya
Penumpang Pesawat Berisiko Terpapar Partikel Ultrahalus Berbahaya
LSM/Figur
Ratusan Gelondongan Kayu Ilegal Diangkut dari Hutan Tapanuli Selatan
Ratusan Gelondongan Kayu Ilegal Diangkut dari Hutan Tapanuli Selatan
Pemerintah
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
LSM/Figur
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Pemerintah
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
LSM/Figur
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
LSM/Figur
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
LSM/Figur
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau