Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenakan Biaya pada Perusak Lingkungan jadi Solusi Tepat Atasi Masalah Iklim

Kompas.com - 29/08/2024, 13:15 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Euronews

KOMPAS.com - Berbagai kebijakan telah dicoba sebagai upaya mengatasi perubahan iklim, namun tingkat keberhasilannya masih rendah.

Dalam sebuah studi, untuk mengetahui kebijakan apa yang benar-benar efektif, para peneliti meneliti 1.500 kebijakan yang diterapkan 41 negara untuk mengurangi gas rumah kaca antara tahun 1998 hingga 2022. Data menunjukkan tingkat keberhasilannya masih rendah. 

"Keberhasilan sering kali berarti ada pihak yang harus membayar, baik melalui harga bahan bakar atau di tempat lain," ujar ekonom iklim di Potsdam Institute for Climate Impact Research Jerman, dan salah satu penulis studi tersebut, Nicolas Koch. 

Baca juga: Kemendikbudristek Rilis Panduan Pendidikan Perubahan Iklim

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Science itu menunjukkan bahwa sejak tahun 1998, hanya 63 kebijakan yang berhasil mengurangi emisi karbon secara signifikan.

"Jika subsidi dan regulasi berjalan sendiri atau bersamaan, Anda tidak akan melihat pengurangan emisi yang signifikan. Tetapi ketika instrumen harga seperti pajak karbon diterapkan, mereka akan menghasilkan pengurangan emisi yang substansial," tuturnya, dikutip dari Euronews, Kamis (29/8/2024). 

Studi ini juga menemukan bahwa apa yang berhasil di negara-negara kaya tidak selalu berhasil di negara berkembang.

Kendati demikian, penelitian ini tetap menegaskan pentingnya kebijakan ekonomi dalam memerangi perubahan iklim. 

"Kita tidak akan memecahkan masalah iklim di negara-negara kaya sampai perusak lingkungan harus membayar," kata ilmuwan iklim dari Universitas Stanford, Rob Jackson.

Menurutnya, kebijakan untuk memerangi perubahan iklim lainnya cukup membantu, namun hanya sedikit. 

Baca juga: Selain Berdampak Lingkungan, Perubahan Iklim Tingkatkan Tren Penyakit

"Pemberian harga karbon menempatkan tanggung jawab pada pemilik dan produk yang menyebabkan krisis iklim," tambah Jackson. 

Contoh kebijakan iklim yang berhasil

Menurut Koch, sektor listrik di Inggris adalah salah satu contoh kebijakan yang berhasil.

Inggris menerapkan 11 kebijakan berbeda sejak tahun 2012, termasuk penghapusan bertahap batu bara dan skema harga melalui perdagangan emisi, yang hampir mengurangi emisi menjadi setengahnya. 

Lalu, dari 63 kebijakan yang berhasil, pengurangan terbesar terjadi di sektor bangunan di Afrika Selatan, di mana kombinasi regulasi, subsidi, dan pelabelan peralatan mengurangi emisi hampir 54 persen.

Di Amerika Serikat, satu-satunya kebijakan yang berhasil adalah di sektor transportasi. Emisi turun 8 persen dari tahun 2005 hingga 2011 berkat campuran standar bahan bakar dan subsidi.

Meski berhasil, kebijakan iklim belum signifikan

Meskipun ada kebijakan yang berhasil, dampaknya terhadap emisi karbon dioksida yang terus meningkat masih kecil.

Secara keseluruhan, 63 kebijakan iklim yang berhasil ini hanya mengurangi 600 juta hingga 1,8 miliar metrik ton gas rumah kaca. Padahal, tahun lalu, dunia melepaskan 36,8 miliar metrik ton karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan produksi semen.

Baca juga: Situs Bersejarah di Turkiye dan Yunani Terancam Tenggelam karena Perubahan Iklim

Jika setiap negara besar menerapkan kebijakan yang paling efektif dari analisis ini, itu hanya akan mengurangi “kesenjangan emisi” sebesar 26 persen dari target PBB.

Kesenjangan emisi adalah perbedaan antara jumlah karbon yang diperkirakan akan dilepaskan dunia pada tahun 2030, dan jumlah yang dibutuhkan untuk menjaga pemanasan pada atau di bawah tingkat yang disepakati secara internasional.

“Ini artinya kita harus melakukan pekerjaan yang lebih baik,” kata Koch.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

LSM/Figur
Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Pemerintah
 PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

Swasta
Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Swasta
5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

Swasta
Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

BUMN
Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Pemerintah
Pemerintah Janji Sediakan BBM Rendah Sulfur dengan Harga Subsidi

Pemerintah Janji Sediakan BBM Rendah Sulfur dengan Harga Subsidi

Pemerintah
Survei: Satu dari Lima Pekerja Tertarik Pelajari Green Skill

Survei: Satu dari Lima Pekerja Tertarik Pelajari Green Skill

Pemerintah
Polusi Udara dan Krisis Kesehatan Jadi Alasan Mendesaknya BBM Rendah Sulfur

Polusi Udara dan Krisis Kesehatan Jadi Alasan Mendesaknya BBM Rendah Sulfur

Pemerintah
Stasiun Pengisian Daya Kendaraan Listrik Berpotensi Tingkatkan Bisnis Lokal

Stasiun Pengisian Daya Kendaraan Listrik Berpotensi Tingkatkan Bisnis Lokal

Pemerintah
Survei CBRE: “Green Building” Dipandang Makin Penting Bagi Perusahaan

Survei CBRE: “Green Building” Dipandang Makin Penting Bagi Perusahaan

Pemerintah
McKinsey Sebut Transisi Energi Global Hadapi Rintangan

McKinsey Sebut Transisi Energi Global Hadapi Rintangan

Pemerintah
Ekowisata Satwa Liar Bisa Dorong Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

Ekowisata Satwa Liar Bisa Dorong Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau