BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan APRIL Asia Group

RGE Komitmen Dukung Transisi Energi Hijau, Targetkan 90 Persen Energi Bersih pada 2030

Kompas.com - 07/09/2024, 20:46 WIB
Inang Sh ,
A P Sari,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kontribusi sektor swasta sangatlah vital dalam percepatan transisi menuju energi berkelanjutan dan ekonomi hijau. Langkah ini krusial untuk mengamankan masa depan planet dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.

Royal Golden Eagle (RGE) sebagai perusahaan yang mengelola perusahaan-perusahaan manufaktur global berbasis sumber daya alam, dengan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari turut mendukung tujuan pemerintah tersebut. 

Managing Director RGE Anderson Tanoto mengatakan, semua inisiatif keberlanjutan RGE sejalan dengan visi 2030 yang diimplementasikan di setiap unit bisnis.

Dia mengatakan itu dalam sesi pleno bertajuk “Green Industry: Transitioning the Power Sector to Zero Emissions” pada gelaran Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Pada kesempatan itu, Anderson yang menjadi pembicara dalam sesi tersebut memaparkan upaya yang telah dilakukan RGE dalam mendukung transisi global mencapai NZE. 

Baca juga: TotalEnergies dan RGE Pasok Listrik dari Pembangkit Tenaga Surya ke Singapura

Anderson mencontohkan, unit bisnis APRIL Group yang memproduksi pulp, kertas, dan kertas kemasan di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau telah menggunakan energi bersih dan terbarukan dari instalasi proyek tenaga surya dan mengolah sisa buangan produksi menjadi energi biomassa. 

“Saat ini, lebih dari 88 persen kebutuhan energi APRIL di Riau dipasok dari sumber energi bersih dan terbarukan,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (7/9/2024). 

Dia menyebutkan, pihaknya terus berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan yang berasal dari energi bersih dan terbarukan. 

Sampai 2030, APRIL Group menargetkan penggunaan sumber energi bersih dan terbarukan sebesar 90 persen. 

Langkah tersebut didukung rencana peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya dari 26 megawatt (MW) menjadi 50 MW. 

Instalasi itu dilakukan di atas landfill tertutup, menjadikan APRIL Group sebagai perusahaan pertama yang menerapkannya di Indonesia.

Anderson juga mencontohkan unit bisnis RGE lainnya, yakni Asian Agri yang mengelola 11 pabrik biogas yang dapat mengolah limbah pabrik kelapa sawit (palm oil mill effluent atau POME) menjadi energi terbarukan. 

Baca juga: RGE Bantah Tudingan Deforestasi dalam Rantai Pasok

Energi terbarukan itu tak hanya dimanfaatkan untuk kegiatan operasional di Sumatera Utara (Sumut), Riau, dan Jambi, tetapi juga dipasok ke masyarakat sekitar. 

Total potensi produksi listrik dari energi terbarukan ini bahkan mencapai 20 megawatt hour (MWh).

Dengan luasnya penggunaan lahan di Indonesia, kata Anderson, sektor swasta perlu berfokus pada traceability (jejak rantai pasok), recyclability (kemampuan mendaur ulang), dan pengelolaan yang berkelanjutan. 

Hal tersebut sejalan dengan konsepproduction-protection yang dijalankan RGE, yaitu memproduksi sekaligus melindungi lahan pada lanskap yang sama.

“Investasi pada ekonomi hijau sebetulnya menguntungkan sektor swasta karena akan berdampak lebih besar untuk mendukung bisnis yang lebih berkelanjutan,” katanya.

Hal tersebut juga digarisbawahi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan acara ISF 2024. 

Baca juga: Tanoto Foundation dan RGE Datangkan 100.000 Baju Pelindung untuk Tenaga Kesehatan

Presiden menyampaikan, Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, bahkan mencapai lebih dari 3.600 gigawatt (GW) dan terbuka untuk menjalin kerja sama dalam investasi hijau dengan negara lain. 

“Untuk memaksimalkan terciptanya akses energi hijau yang lebih terjangkau, Indonesia sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dalam investasi hijau dengan negara lain, terutama dalam menciptakan akses energi hijau,” ujarnya.

Kerja sama energi regional

Pada kesempatan yang sama, Energy Market Authority (EMA) Singapura mengumumkan Persetujuan Bersyarat (conditional approval/CA) kepada TotalEnergies dan RGE untuk memasok 1,0 (GW) tenaga surya photovoltaic (PV) dari Indonesia ke Singapura. 

Kerja sama itu dilakukan melalui perusahaan patungan antara TotalEnergies dan RGE, yaitu Singa Renewables Pte Ltd (Singa).

CA tersebut diumumkan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng. 

Baca juga: Lewat 2 Anak Usaha, RGE Gelontorkan Rp 30 Miliar untuk Asian Games 2018

Persetujuan itu menandai langkah penting untuk memperkuat kerja sama energi regional dan memajukan inisiatif energi terbarukan di Asia Tenggara.

Senior Vice President Renewables TotalEnergies Olivier Jouny mengatakan, pihaknya sangat senang dapat bermitra dengan RGE dan ikut berkontribusi pada tujuan transisi energi di Singapura dan Indonesia. 

“Proyek ini selaras dengan strategi energi terintegrasi TotalEnergies yang bertujuan menyediakan tenaga listrik yang bersih dan andal melalui kombinasi tenaga surya dan sistem penyimpanan baterai bagi pelanggan korporat melalui skema Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik,” ujarnya.

Global Head of Renewable Energy di RGE William Goh menambahkan, bersama TotalEnergies, pihaknya menawarkan solusi yang memberikan manfaat bagi Indonesia dan Singapura.

Baca juga: Lewat 2 Anak Usaha, RGE Gelontorkan Rp 30 Miliar untuk Asian Games 2018

Keduanya akan memasok listrik ramah lingkungan ke kedua negara demi mengurangi emisi karbon dan mencapai tujuan transisi energi bersih. 

“Proyek ini turut mendorong pertumbuhan investasi, menciptakan lapangan kerja, serta berkontribusi pada pengembangan rantai pasokan tenaga surya di Indonesia,” jelasnya.  

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau