KOMPAS.com - Petani lahan kering di Desa Petaonan, Bangkalan, Madura bisa tersenyum bahagia karena kini mereka bisa menikmati hasil panen padi hingga tiga kali dalam setahun setelah sebelumnya hanya dapat panen sekali per tahun.
Pencapaian ini tidak lepas dari tercukupinya kebutuhan air dari sumur bor dan tandon air 'Sumber Air Berkah'. Fasilitas tersebut dibangun oleh anak perusahaan Pelindo, yakni Pelindo Marine
Alfarobi Hasan selaku perwakilan warga desa memaparkan bahwa selama ini kondisi tanah yang kering membuat lahan kering yang semula hanya ditanami setahun sekali dan sisanya cuma menjadi tempat bermain.
Baca juga: Periode Kekeringan di Masa Depan Akan Lebih Lama dari yang Diperkirakan
“Kini dengan adanya ‘Sumber Air Berkah’ dari Pelindo Marine telah menjadi lahan produktif," katanya dikutip dari keterangan resmi, Rabu (25/9/2024).
Ia menyebut, semula panen padi hanya setahun sekali, kini bisa 2 hingga 3 kali per tahun bahkan lahan sedang dicoba untuk ditanami komoditas jagung.
Adanya surplus hasil panen telah membuka mata petani. Bahwa hasil produksi bisa menjadi barang ekonomi untuk menambah penghasilan keluarga dan harapannya dapat membantu biaya pendidikan anak,” ungkap Alfarobi.
Sementara itu Departemen Head Program TJSL Pelindo, Febrianto Zenny Sulistyo menuturkan program 'Sumber Air Berkah' melalui pemasangan jaringan perpipaan diharapkan bisa membuat lahan menjadi lebih produktif.
"Distribusi air akan meluas dari semula hanya mengairi sekitar 2 hektar lahan, menjadi berpotensi mengairi hingga 7 sampai 10 hektar lahan," katanya.
Selain itu juga, program berpotensi meningkatkan jumlah petani penerima manfaat. Dari semula tak kurang dari 20 petani, menjadi sekitar 50 hingga 75 petani.
"Semakin banyak petani yang terlibat juga membuat beban biaya dan tenaga pengoperasian menjadi lebih ringan karena dikelola dengan sistem gotong royong,” tambah Febrianto.
Bidang TJSL Kementerian BUMN, Fahrudin yang turut menghadiri acara penyerahan bantuan program mengatakan Program TJSL Pelindo Marine tersebut dikembangkan secara multidimensional.
Baca juga: Air Bersih dan Sanitasi Wilayah Pesisir Masih Perlu Perhatian
"Dampak lingkungan, ekonomi, dan pendidikan tersebut sejalan dengan 3 bidang prioritas Program TJSL Kementerian BUMN. Harapannya, skema dukungan ini dapat direplikasi di wilayah lain yang membutuhkan sehingga tidak hanya berkelanjutan tapi juga meningkatkan skala manfaatnya," paparnya dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya