Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Bersih dan Sanitasi Wilayah Pesisir Masih Perlu Perhatian

Kompas.com - 19/09/2024, 14:30 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) menilai, salah satu faktor utama rendahnya tingkat kesejahteraan keluarga nelayan kecil adalah kondisi kehidupan mereka yang memprihatinkan. Ini terlihat dari kondisi permukiman kumuh di wilayah pesisir.

Ketua Umum KPPI, Rosinah menyebutkan bahwa permukiman tersebut ditandai dengan penduduk dan bangunan yang sangat padat, rumah tidak layak huni, dan sanitasi buruk.

“Permasalahan sanitasi masyarakat di wilayah pesisir secara keseluruhan meliputi penyediaan air bersih, penyediaan tempat pembuangan sampah yang layak, pembuangan limbah cair, dan tempat pembuangan sampah rumah tangga. Semua itu hampir tidak ditemukan di wilayah pesisir,” ujar Rosinah dalam keterangannya, Selasa (17/9/2024).

Baca juga: Pelestarian Sumber Air Jadi Kunci Hadirkan Air Bersih dan Sanitasi Layak bagi Masyarakat

Ia menjelaskan, banyak desa pesisir di Indonesia belum memiliki akses sanitasi yang layak dan aman.

Sebanyak 16,6 persen desa pesisir membuang limbah air kotor ke dalam lubang di tanah atau ruang terbuka seperti sawah, kolam, sungai, laut, pantai dan kebun.

Sementara itu, 81,4 persen desa pesisir membuang sampah dengan cara dikubur di dalam tanah, dibakar, atau dibuang ke sungai atau saluran drainase.

KPPI bersama koalisi Koalisi Masyarakat untuk Air dan Sanitasi Berkeadilan, Inklusif dan Berkelanjutan (Just-In WASH Calition Indonesia) yang terdiri dari KNTI, Seknas Fitra, Perkumpulan Inisiatif, dan IBP Indonesia, menyatakan bahwa kondisi ini terjadi karena terbatasnya pelayanan pemerintah.

"Dan kurangnya kesadaran warga tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan tempat mereka tinggal," imbuh dia. 

Baca juga: Kepala Desa di Aceh Diminta Perhatikan Air Minum dan Sanitasi

Pembangunan rendah di pesisir

Sementara itu, Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, menyampaikan bahwa orientasi pembangunan di kawasan pesisir, terutama di wilayah pemukiman penduduk masih kurang mendapat perhatian.

Pembangunan kawasan pesisir bahkan cenderung berorientasi pada komersialisasi dan privatisasi yang mengarah pada peminggiran hak-hak warga, terutama nelayan kecil.

Menurutnya, hal-hal mendasar masih menjadi masalah utama di pemukiman pesisir yang notabene merupakan perkampungan nelayan. Seperti penyediaan air bersih dan sanitasi yang masih buruk.

Baca juga: 3 Kampus Bangun Sistem Air Minum dan Sanitasi Anti Perubahan Iklim

"Jika melihat wajah Indonesia dari pesisir, dengan mudah kita akan menyaksikan kemiskinan yang begitu nyata, kawasan kumuh, sanitasi yang buruk, dan akses air bersih yang sulit. Seolah pembangunan tidak sampai ke pesisir, apalagi ke kampung nelayan," tegas Dani.

Ia pun mendesak pemerintah di tingkat pusat dan daerah lebih serius mengatasi persoalan ini. Menurutnya, perlu komitmen kuat dari pemerintah, alokasi anggaran memadai, serta mendorong kolaboasi dan partisipasi warga demi mendukung pembangunan pemukiman pesisir yang sehat dan berkelanjutan.

Oleh karena persoalan tersebut, koalisi akan mengadakan Pekan Aspirasi Perempuan Pesisir di lima kabupaten/kota yakni di Kota Semarang, Kota Medan, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Bangkalan. Agenda digelar berurutan dari 16 September sampai dengan 28 September 2024.

Baca juga: Praktik Baik Penyusunan Sanitasi di Sekolah Perlu Dikembangkan

“Kami akan mengadakan Pekan Aspirasi di lima daerah, agenda akan berlangsung selama tiga hari di setiap daerahnya. Diisi dengan agenda pendidikan perempuan pesisir, pertunjukan budaya, aksi peduli lingkungan, serta dialog bersama para pengambil kebijakan," pungkas Rosinah. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Pemerintah
Peningkatan Kualitas BBM ke Euro IV Bikin Masyarakat Lebih Sehat

Peningkatan Kualitas BBM ke Euro IV Bikin Masyarakat Lebih Sehat

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau