Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/09/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Penguatan kerja sama antara Indonesia dan China di sektor energi dapat menjadikan RI sebagai hub manufaktur energi terbarukan.

Koordinator Proyek Transisi Energi Asia Tenggara Institute for Essential Services Reform (IESR) Agung Marsallindo mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya yang memadai untuk memproduksi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), disokong dengan biaya produksi yang rendah.

Di samping itu, investasi hijau dari "Negeri Panda" akan menyasar proyek energi terbarukan yang layak secara finansial seperti tenaga surya dan angin.

Baca juga: Penetrasi PLTS China Makin Tinggi, Sumbang Separuh Penambahan Global

Di satu sisi, penguatan kerja sama antara China dan Indonesia juga dapat mendukung dekarbonisasi industri di Indonesia.

Agung menuturkan, dukungan China terhadap transisi energi di Indonesia dapat berupa kolaborasi teknologi dan manufaktur serta investasi.

Dia menambahkan, kolaborasi antara kedua negara juga dapat memastikan kerangka pembiayaan proyek hijau yang layak dinadani oleh bank alias bankable dan jangka panjang.

"Memperkuat peluang kerja sama Indonesia dan China dalam sektor energi terbarukan sangat diperlukan dalam mengedepankan pembangunan hijau dan berkelanjutan," kata Agung dalam media briefing bertajuk Potensi Kolaborasi Indonesia-China dalam Pembangunan Ekonomi Hijau dan Kerja Sama Energi Bersih, Selasa (24/9/2024) sebagaimana dikutip dari siaran pers.

Baca juga: China Berkomitmen Terapkan Tata Kelola Keanekaragaman Hayati

Manajer Program Diplomasi Iklim dan Energi IESR Arief Rosadi mengatakan, peluang untuk meningkatkan investasi energi terbarukan China di Indonesia terbuka lebar.

Di sisi lain, Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai nol emisi atau net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat, sehingga dapat memperkuat potensi kerja sama ini.

Kajian IESR menemukan secara teknis dan ekonomis, Indonesia bisa mempercepat pencapaian NZE pada 2050 dengan dekarbonisasi sektor energi.

"Indonesia dapat lebih memperkuat kerja sama dengan China, misalnya dalam kerangka BRI (Belt and Road Initiative), untuk mengeksplorasi mekanisme inovatif dan struktur pembiayaan untuk meningkatkan proyek energi terbarukan di Indonesia," ungkap Arief.

Baca juga: China Investasi Rp 10 Kuadriliun untuk Transisi Energi, 38 Persen dari Total Dunia

Arief menambahkan berdasarkan kajian IESR, Indonesia memerlukan investasi sebesar 1,3 triliun dollar AS untuk mencapai NZE pada 2050, yang akan dialokasikan ke berbagai teknologi energi terbarukan.

Dukungan investasi yang signifikan ini mensyaratkan kolaborasi internasional yang kuat, termasuk dengan China.

Fungsional Diplomat Ahli Madya Kementerian Luar Negeri Dino R Kusnadi menyebut dalam BRI, China menjadikan Indonesia sebagai negara prioritas untuk bekerja sama.

Menurutnya, sebagai negara yang menganut asas bebas aktif dalam kerja sama internasional, Indonesia mempunyai keleluasaan untuk memilih mitra selama memberikan nilai tambah secara teknologi, infrastruktur, hingga perekonomian.

Baca juga: Seperempat Energi yang Dikonsumsi China Berasal dari Sumber Bersih

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Gajah Sumatera Mati di Aceh Timur, BKSDA Curigai Racun sebagai Sebab
Gajah Sumatera Mati di Aceh Timur, BKSDA Curigai Racun sebagai Sebab
Pemerintah
Bappenas Minta Industri Integrasikan SDGs dalam Proses Bisnis, Bukan Cuma CSR
Bappenas Minta Industri Integrasikan SDGs dalam Proses Bisnis, Bukan Cuma CSR
Pemerintah
Tiga Desa di Bali Kini Dipasangi PLTS Berkapasitas hingga 15 kWp
Tiga Desa di Bali Kini Dipasangi PLTS Berkapasitas hingga 15 kWp
LSM/Figur
Bappenas Ingin Kampanye SDGs Jadi Gerakan Nasional seperti Program KB
Bappenas Ingin Kampanye SDGs Jadi Gerakan Nasional seperti Program KB
Pemerintah
Awas, Gelombang Panas Ternyata Bisa Bikin Tubuh Lebih Cepat Tua
Awas, Gelombang Panas Ternyata Bisa Bikin Tubuh Lebih Cepat Tua
Pemerintah
Potensi AI Membantu Keberlanjutan Tak Signifikan, Studi Ungkap
Potensi AI Membantu Keberlanjutan Tak Signifikan, Studi Ungkap
Pemerintah
RI Bakal Tawarkan Perdagangan Karbon Internasional Saat COP30 Brasil
RI Bakal Tawarkan Perdagangan Karbon Internasional Saat COP30 Brasil
Pemerintah
Baterai Raksasa PLTA Cisokan untuk Simpan Listrik Bakal Beroperasi pada 2027
Baterai Raksasa PLTA Cisokan untuk Simpan Listrik Bakal Beroperasi pada 2027
Pemerintah
Terobosan Baru, Limbah Udang Disulap Jadi Teknologi Penangkap Karbon
Terobosan Baru, Limbah Udang Disulap Jadi Teknologi Penangkap Karbon
Pemerintah
Survei Bloomberg Sebut Investor Percaya dengan Masa Depan Investasi ESG
Survei Bloomberg Sebut Investor Percaya dengan Masa Depan Investasi ESG
Pemerintah
Cegah Abrasi, QNET dan Kodim 1611/Badung Tanam 4.000 Mangrove di Pesisir Bali
Cegah Abrasi, QNET dan Kodim 1611/Badung Tanam 4.000 Mangrove di Pesisir Bali
Swasta
Bappenas Kembangkan Platform Digital untuk Dorong Kolaborasi Wujudkan SDGs
Bappenas Kembangkan Platform Digital untuk Dorong Kolaborasi Wujudkan SDGs
Pemerintah
Wamen LH: Banyak Janji Pendanaan Iklim dari Negara Maju Tanpa Realisasi
Wamen LH: Banyak Janji Pendanaan Iklim dari Negara Maju Tanpa Realisasi
Pemerintah
Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Kawasan HPL Aceh Timur
Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Kawasan HPL Aceh Timur
Pemerintah
Indonesia Baru Capai 18 Persen Target Global SDGs, Perlu Percepatan
Indonesia Baru Capai 18 Persen Target Global SDGs, Perlu Percepatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau