Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

Kompas.com - 04/10/2024, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Chusni Ansori mengatakan, kawasan karst mengalami lonjakan kunjungan wisatawan.

Lonjakan para pelancong tersebut perlu diantisipasi dengan pendekatan pariwisata berkualitas untuk mengurangi dampak lingkungan.

Hal tersebut disampaikan Chusni, yang juga Ketua Kelompok Riset Geoheritage-Geopark BRIN, dalam dikusi daring pada Kamis (3/10/2024).

Baca juga: Kekeringan Panjang Landa Warga Lhoknga Aceh Besar, Karst Rusak Dinilai Jadi Sebabnya

Chusni menyampaikan, salah satu contoh peningkatan turis di kawasan karst adalah Kebumen Geopark yang mencapai lebih dari 2 juta orang pada 2023.

"Ini memang kita akui masih banyak wisatawan domestik, wisatawan yang katakanlah asing itu mulai berdatangan dan ini harus kita kembangkan dengan konsep pariwisata berkualitas," ujarnya, sebagaimana dilansir Antara.

Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah mengembangkan pariwisata dengan mengombinasikan aspek geologi, biologi, dan budaya di masing-masing ekosistem karst yang tersebar di Indonesia.

Baca juga: Sampah Dibuang di Kawasan Karst, Sumber Air Gunungkidul Dikhawatirkan Rusak

Hal itu penting karena ekosistem karst menyimpan banyak potensi termasuk keberadaan penyimpan cadangan air, habitat berbagai macam spesies dan situs budaya.

Pendekatan yang lebih ramah terhadap ekosistem karst juga dikemukakan oleh General manager Badan Pengelola Gunung Sewu UNESCO Global Geopark (UGGp) Budi Martono.

Dia menyebut terjadi peningkatan ketertarikan investasi di wilayah karst Gunung Sewu yang belum mempertimbangkan aspek pembangunan di ekosistem karst.

Baca juga: Prasasti Gosari, Tinggalan Era Majapahit di Dinding Karst

Dia menyebut beberapa isu yang dihadapi Gunung Sewu di antaranya adalah usulan pengurangan luas Kawasan Bentang Alam Karst Gunung Sewu dan pembangunan resor di pantai selatan.

Salah satu polemiknya adalah rencana investasi salah satu selebritas untuk pembangunan klub pantai yang akhirnya tidak berlanjut setelah mendapatkan penolakan dari berbagai pihak.

"Ini yang sudah mulai terasa bahwa ternyata banyak sekali investor yang belum memperhatikan kondisi geografis kawasan suatu wilayah," ujar Budi.

Baca juga: Mengenal Wisata Rammang-rammang dan Pesona Tebing Karst Eksotisnya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

LSM/Figur
Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program 'AKSI' di Banjarnegara Jateng

Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program "AKSI" di Banjarnegara Jateng

BUMN
Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

LSM/Figur
Dianggap Berhasil Tangani Emisi dan Iklim, RI Raih Penghargaan Green Eurasia 2024

Dianggap Berhasil Tangani Emisi dan Iklim, RI Raih Penghargaan Green Eurasia 2024

Pemerintah
BI Luncurkan Kalkulator Hijau, Perusahaan Bisa Langsung Hitung Emisi

BI Luncurkan Kalkulator Hijau, Perusahaan Bisa Langsung Hitung Emisi

Pemerintah
Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

LSM/Figur
Baru Dilantik, DPR Dituntut Perjuangkan UU Kriris Iklim

Baru Dilantik, DPR Dituntut Perjuangkan UU Kriris Iklim

Pemerintah
Perencanaan Kebijakan Harus Pahami Perubahan Iklim Regional

Perencanaan Kebijakan Harus Pahami Perubahan Iklim Regional

Pemerintah
Pekerja Informal di Indonesia Mampu Kumpulkan 1 Juta Ton Sampah Per Tahun

Pekerja Informal di Indonesia Mampu Kumpulkan 1 Juta Ton Sampah Per Tahun

Swasta
Indonesia Pimpin Kerjasama Selatan-Selatan, Percepat Aksi Iklim

Indonesia Pimpin Kerjasama Selatan-Selatan, Percepat Aksi Iklim

Pemerintah
Target Penggunaan Energi Terbarukan 23 Persen di Negara-negara Asean Tak Tercapai

Target Penggunaan Energi Terbarukan 23 Persen di Negara-negara Asean Tak Tercapai

Pemerintah
Coca-Cola Berhasil Tarik 74 Persen Botol Plastik untuk Diolah Kembali

Coca-Cola Berhasil Tarik 74 Persen Botol Plastik untuk Diolah Kembali

Swasta
1,9 Juta Penduduk RI Buta Aksara, Turun Signifikan dari 2022

1,9 Juta Penduduk RI Buta Aksara, Turun Signifikan dari 2022

Pemerintah
Baru 10 Persen Sekolah Indonesia yang Raih Adiwiyata

Baru 10 Persen Sekolah Indonesia yang Raih Adiwiyata

Pemerintah
MIND ID Konservasi 407 Spesies Flora dan Fauna Endemik

MIND ID Konservasi 407 Spesies Flora dan Fauna Endemik

BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau