Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coca-Cola Berhasil Tarik 74 Persen Botol Plastik untuk Diolah Kembali

Kompas.com, 3 Oktober 2024, 19:54 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP) menyatakan pihaknya hingga akhir tahun lalu telah menarik 74 persen botol plastik kemasanCola untuk didaur ulang.

Head of Public Affairs, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, Dhedy Adi Nugroho menuturkan perseroan menargetkan bisa mengumpulkan kembali 100 persen kaleng dan botol yang dijual di pasaran pada tahun 2030.

“Dalam konteks persentase, untuk collection Indonesia saat ini, 74,5 persen (botol) yang kita jual sudah berhasil kita collecting (kumpulkan) balik,” ujar Head of Public Affairs, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, Dhedy Adi Nugroho dalam Media Workshop yang digelar di Jakarta, Kamis (3/10/2024).

Baca juga: Cegah Kerusakan Laut, Penggunaan Plastik Harus Dikurangi hingga 25 Persen

Upaya Coca-Cola mengumpulkan botol plastik tersebut juga dalam rangka menghidupkan ekonomi sirkular loop tertutup, sekaligus mengurangi ketergantungan pada plastik baru dan menurunkan emisi karbon dalam proses produksi.

Metode perusahaan

Dhedy menguraikan, ada beberapa pendekatan yang terus dilakukan untuk meningkatkan angka persentase penarikan kembali peredaran botol plastik yang beredar di masyarakat.

Pendekatan pertama, adalah community business management atau memperkuat pengelolaan manajemen sampah berbasis komunitas. Salah satunya dengan program bank sampah.

Baca juga: Kebocoran Sampah Plastik di Laut Bikin Rugi Negara Rp 225 Triliun

“Jadi program-program seperti bank sampah itu menjadi program yang promising untuk bisa ditingkatkan skalanya menjadi lebih besar,” ujar dia.

Kemudian, pendekatan berikutnya adalah community based project atau atau pendekatan komunitas dalam skala kota.

Dari segi ini, Dhedy menjelaskan bahwa pihaknya melakukan tiga hal untuk meningkatkan kesadaran dalam hal tingkat perkotaan.

“Yang pertama adalah kita (melakukan perjanjian kerjasama) MoU langsung dengan kepala daerahnya, kemudian kita melakukan programnya bersama-sama,” ungkap Dhedy.

Strategi kedua, bottom up, artinya berangkat dari komunitas yang terlebih dulu dibangun, kemudian pelan-pelan mencapai pemegang regulasi atau kepala daerah.

Baca juga: Mesin Daur Ulang BCA Kumpulkan 4.400 Sampah Botol Plastik di BCA Expo 2024

Strategi ketiga, adalah peningkatan regulasi. Regulasi tersebut adapah bagaimana bisa memanfaatkan dana desa dalam konteks regulasi untuk mendukung pengelolaan sampah.

“Jadi kita mencoba tiga pendekatan. Itu pilot project yang harapannya mendapat rekognisi dan dari sana bisa dipublikasi,” pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
BPBD Gelar Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Jabodetabek
BPBD Gelar Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Jabodetabek
Pemerintah
Hari Pahlawan dan Pejuang Lingkungan Kita
Hari Pahlawan dan Pejuang Lingkungan Kita
LSM/Figur
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
BrandzView
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Pemerintah
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Pemerintah
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
LSM/Figur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
LSM/Figur
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau