Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama dalam 130 Tahun Gunung Fuji Telat Bersalju, Pertanda Buruk?

Kompas.com - 01/11/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Untuk kali pertama dalam 130 tahun, puncak Gunung Fuji belum juga tertutupi salju untuk periode yang sangat lama.

Di Jepang, Gunung Fuji biasanya tertutup salju hampir sepanjang tahun hingga mencair pada musim panas. Setelah musim panas berakhir, biasanya salju kembali menyelimuti gunung tersebut

Salju di puncak Gunung Fuji biasanya kembali mulai terbentuk rata-rata pada 2 Oktober setiap tahunnya.

Baca juga: Setelah 130 Tahun, Puncak Gunung Fuji Tanpa Salju

Akan tetapi, hingga Selasa (30/11/2024), tidak ada tanda-tanda salju di puncak gunung berapi setinggi 3.776 meter di atas permukaan laut tersebut.

Tanggal tersebut menandakan Gunung Fuji mengalami periode puncak tanpa salju paling lama dalam 130 tahun terakhir bila dihitung sejak 1894, tahun ketika Kantor Meteorologi Lokal Kofu memulai pengamatan di gunung itu.

Yutaka Katsuta dari Kantor Meteorologi Lokal Kofu mengatakan, belum adanya salju di puncak Gunung Fuji disebabkan karena cuaca yang lebih hangat daripada periode-periode sebelumnya.

Tahun lalu, salju di puncak Gunung Fuji terbentuk pada 5 Oktober, sedikit telat daripada rata-rata.

Baca juga: Tutupan Salju Gunung Fuji Belum Terlihat Hingga Akhir Oktober, Apa Sebabnya?

Jauh sebelumnya, selimut salju di puncak Gunung Fuji juga sempat mengalami keterlambatan dalam jangka waktu yang cukup panjang sebanyak dua kali, masing-masing pada 1955 dan 2016, yakni pada 26 Oktober.

"Suhu tinggi pada musim panas ini, dan suhu tinggi ini berlanjut hingga September, menghalangi udara dingin," kata Katsuta kepada AFP.

Dia mengatakan, terlambatnya salju yang menutupi gunung tersebut kemungkinan disebabkan oleh perubahan iklim.

Baca juga: Pertama Kalinya dalam 130 Tahun, Puncak Gunung Fuji Telat Bersalju

Pertanda buruk?

Musim panas di Jepang tahun ini merupakan musim panas terpanas yang pernah tercatat, menyamai tingkat yang terjadi pada 2023.

Panasnya musim panas di negara tersebut tak lepas dari gelombang panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim yang juga melanda banyak bagian dunia.

Dilansir dari The Smithsonian Magazine, rendahnya tutupan salju di Gunung Fuji merupakan salah satu indikator yang menunjukkan pertanda musim dingin yang lebih hangat.

Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Januari menunjukkan, pemanasan yang disebabkan oleh manusia telah menjadi penyebab kurangnya salju di Belahan Bumi Utara selama empat dekade terakhir.

Andrew Schwartz dari Universitas California Berkeley mengatakan, jika emisi gas rumah kaca global tidak dikurangi, sebagian besar dunia akan mengalami musim dingin tanpa salju pada 2100.

Baca juga: Fenomena Tak Biasa, Gunung Fuji Belum Bersalju di Akhir Oktober

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Presiden Prabowo Didorong Jadikan Transisi Energi Misi Nasional

Presiden Prabowo Didorong Jadikan Transisi Energi Misi Nasional

LSM/Figur
Di COP16 Kolombia, Masyarakat Sipil Desak Pemerintah RI Batasi Produksi Nikel

Di COP16 Kolombia, Masyarakat Sipil Desak Pemerintah RI Batasi Produksi Nikel

LSM/Figur
Kali Pertama dalam 130 Tahun Gunung Fuji Telat Bersalju, Pertanda Buruk?

Kali Pertama dalam 130 Tahun Gunung Fuji Telat Bersalju, Pertanda Buruk?

Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Ekonomi Negara Asia dan Pasifik Rugi Besar

Perubahan Iklim Bikin Ekonomi Negara Asia dan Pasifik Rugi Besar

LSM/Figur
Jaga Keanekaragaman Hayati, Masyarakat Adat Kalimantan Bersuara di COP 16

Jaga Keanekaragaman Hayati, Masyarakat Adat Kalimantan Bersuara di COP 16

LSM/Figur
Nol Emisi Kini Bukan Sekedar Mimpi Ibu Pertiwi...

Nol Emisi Kini Bukan Sekedar Mimpi Ibu Pertiwi...

Swasta
Dana Infrastruktur Transisi Energi Terkumpul 215 Miliar Dollar AS Sejak 2014

Dana Infrastruktur Transisi Energi Terkumpul 215 Miliar Dollar AS Sejak 2014

Pemerintah
Mengalirkan Harapan Energi Bersih Berkelanjutan pada Ratusan PLTA di Negeri Kaya Air

Mengalirkan Harapan Energi Bersih Berkelanjutan pada Ratusan PLTA di Negeri Kaya Air

BUMN
Tiap Pengiriman E-mail dan Posting di Medsos Berpotensi Merusak Lingkungan

Tiap Pengiriman E-mail dan Posting di Medsos Berpotensi Merusak Lingkungan

LSM/Figur
10 Negara dengan Kapasitas Baterai Paling Besar di Dunia, China Nomor Wahid

10 Negara dengan Kapasitas Baterai Paling Besar di Dunia, China Nomor Wahid

Pemerintah
19 Persen Kawasan Ekosistem Esensial Ada di Dalam HGU

19 Persen Kawasan Ekosistem Esensial Ada di Dalam HGU

LSM/Figur
Bahan Pemadam Kebakaran Mengandung Logam Berat yang Cemari Lingkungan

Bahan Pemadam Kebakaran Mengandung Logam Berat yang Cemari Lingkungan

Pemerintah
Ganti Rugi Pemulihan Lingkungan Capai Rp 20 Triliun, tapi Belum Masuk Kas Negara

Ganti Rugi Pemulihan Lingkungan Capai Rp 20 Triliun, tapi Belum Masuk Kas Negara

LSM/Figur
2 Bank Ini Salurkan Pembiayaan Berkelanjutan Rp 110 Triliun hingga September 2024

2 Bank Ini Salurkan Pembiayaan Berkelanjutan Rp 110 Triliun hingga September 2024

Swasta
Terdapat Area yang Terbuka, Hutan Kemasyarakatan di Kalteng Perlu Restorasi

Terdapat Area yang Terbuka, Hutan Kemasyarakatan di Kalteng Perlu Restorasi

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau