KOMPAS.com - Laporan PitchBook terbaru mengungkapkan sejak 2014 infrastruktur transisi energi telah menarik komitmen modal sebesar 892 miliar dollar AS.
Hampir seperempat dari dana tersebut telah mengalir ke dana spesialis sebesar 215 miliar dollar AS, yang berfokus secara eksklusif pada energi terbarukan, penyimpanan baterai, pengisian kendaraan listrik (EV), dan solusi penangkapan karbon.
Dana spesialis merupakan dana investasi yang berfokus pada sektor tertentu. Dalam hal ini, dana spesialis berkaitan dengan infrastruktur transisi energi yang bertujuan memberikan pendapatan dan pertumbuhan modal jangka panjang kepada investor.
Baca juga:
Mengutip ESG News, Kamis (31/10/2024) dana spesialis menjadi semakin populer karena investor institusional menanggapi tekanan pemangku kepentingan yang menargetkan untuk dekarbonisasi.
Hal ini membuat para Limited Partners (LP) itu makin termotivasi untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG ke dalam portfolio mereka.
Sebagai informasi, LP merupakan investor pasif yang menyediakan modal dalam suatu kemitraan terbatas.
"Dana spesialis telah berkembang karena LP mencari eksposur tertentu, sebagian didorong oleh tekanan pemangku kepentingan," catat Anikka Villegas dari PitchBook.
Dorongan ini akhirnya juga membuat kinerja dana dalam ruang transisi energi terus membaik.
Apalagi kemajuan teknologi dan insentif pemerintah seperti subsidi dan pemotongan pajak telah menurunkan biaya pengembangan infrastruktur energi terbarukan sehingga lebih menarik bagi investor.
Lebih lanjut, dalam beberapa tahun terakhir, investor institusional makin menyalurkan modal ke infrastruktur transisi energi untuk memanfaatkan biaya operasionalnya yang rendah dan potensi keuntungan jangka panjang.
Dana yang difokuskan pada energi terbarukan termasuk penyimpanan baterai, penangkapan karbon, dan nuklir, sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memenuhi tujuan nol bersih pada tahun 2050.
Baca juga:
"Keuntungan akan didapat dari peningkatan permintaan energi, dukungan pemerintah yang berkelanjutan dan rendahnya biaya pengoperasian infrastruktur energi terbarukan," kata Villegas.
Dalam dekade terakhir, Eropa telah memimpin investasi transisi energi yang mencakup sekitar 60 persen dari modal spesialis yang dihimpun antara tahun 2009 dan 2018.
Namun, dari tahun 2019 hingga pertengahan tahun 2024, dana Amerika Utara melonjak pesat, yang mencakup lebih dari 35 persen dari penggalangan dana global di sektor ini.
Sementara Eropa terus mendorong upaya dekarbonisasi, AS, yang menjadi rumah bagi para pemain modal swasta utama, telah mulai mendominasi penggalangan dana transisi energi karena praktik ESG semakin diminati.
Baca juga:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya