Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Yang Pertama di Dunia, Swiss Pasang Panel Surya di Rel Kereta Api

Kompas.com, 28 Oktober 2024, 15:47 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber ESG News

KOMPAS.com - Swiss bakal menjadi negara pertama di dunia yang
memanfaatkan infrastruktur kereta api sebagai pembangkit tenaga surya. Proyek ini dilakukan dengan memasang panel surya di rel kereta api yang masih aktif.

Inovasi yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan Sun-Ways tersebut rencananya akan mulai diujicobakan di rel Neuchâtel, Swiss mulai tahun 2025.

Proyek ini pun dapat menunjukkan bahwa infrastruktur kereta api yang ada bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga surya, menyediakan solusi yang dapat ditingkatkan skalanya dan ramah lingkungan tanpa memerlukan lahan tambahan.

Baca juga: Jejak Karbon Kereta Api Rendah, tapi Angkutan Batu Bara Terbanyak

Mengutip ESG News, Senin (28/10/2028) teknologi tersebut memungkinkan panel surya dipasang di antara rel kereta api sehingga kereta api dapat melewatinya tanpa gangguan.

"Ini akan menjadi pertama kalinya panel surya dipasang di rel kereta api yang dilalui kereta api," kata Joseph Scuderi, CEO Sun-Ways.

Panel akan dipasang menggunakan kereta yang dirancang khusus oleh perusahaan perawatan rel Swiss Scheuchzer, yang mampu memasang panel hingga 1.000 meter persegi per hari.

Salah satu fitur utama sistem ini adalah kemampuannya untuk dilepas, yang mengatasi kendala utama dalam proyek surya sebelumnya pada infrastruktur. Panel dapat dengan cepat dilepas untuk perawatan penting.

Baca juga: Selamat Tinggal Panel Surya, Dinding Rumah di Masa Depan Bisa Hasilkan Listrik

"Inovasi panel surya yang dapat dilepas merupakan inovasi yang penting, menekankan bagaimana hal ini memecahkan masalah yang telah lama mencegah panel surya digunakan di rel kereta api," imbuh Scuderi.

Proyek Percontohan

Sebagai permulaan proyek percontohan tiga tahun yang dimulai pada musim semi 2025 akan memasang 48 panel surya di jalur sepanjang 100 meter di dekat stasiun Buttes di Neuchâtel.

Namun, daya ini nantinya tidak akan disalurkan ke sistem kereta api karena kompleksitas operasi kereta api saat ini.

Sistem tersebut harapannya dapat menghasilkan listrik sebesar 16.000 kWh per tahun, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah-rumah penduduk setempat.

"Listrik yang dihasilkan oleh sistem disalurkan ke jaringan listrik dan digunakan untuk menyalakan rumah-rumah," papar Scuderi.

Baca juga: Kementerian ESDM Uji Coba B40 di Kereta Api

Lebih lanjut, proyek ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan secara global.

"Ada lebih dari satu juta kilometer jalur kereta api di dunia. Kami yakin bahwa 50 persen jalur kereta api dunia dapat dilengkapi dengan sistem kami," ungkap Baptiste Danichert, salah satu pendiri Sun-Ways.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau