Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Tinggal Panel Surya, Dinding Rumah di Masa Depan Bisa Hasilkan Listrik

Kompas.com - 27/10/2024, 08:30 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber eldiario24

KOMPAS.com - Panel surya tradisional besar kemungkinan bakal tergantikan dengan inovasi menakjubkan di masa depan. Inovasi itu disebut fotovoltaik semprot.

Lantas apa fungsinya?

Mengutip Eldiario24, Jumat (25/10/2024) dengan menyemprotkan fotovoltaik ke dinding maka hampir semua permukaan bangunan pun dapat menjadi pembangkit listrik tenaga surya.

Fotovoltaik semprot menawarkan sesuatu yang jauh lebih fleksibel, mudah, murah, hemat waktu, dan dapat ditingkatkan skalanya melampaui batasan yang selama ini kita miliki.

Dengan menggabungkan teknologi surya ke dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan kreatif tersebut berpotensi mengubah lanskap energi, yang bisa diterapkan pada infrastruktur publik, mobil, atau gedung.

Baca juga: Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Dengan berbagai keuntungan itu, produsen dan pemasok panel surya bahkan memperkirakan 15 persen energi yang dikonsumsi di Amerika Serikat akan berasal dari teknologi fotovoltaik (PV).

Selain itu, pada tahun 2030, Pusat Fotovoltaik Nasional (NCPV) Amerika Serikat ingin menggunakan energi surya untuk memasok 10 persen daya negara selama masa puncak penggunaan teknologi tersebut dan mengekspor energi surya ke negara lain.

Teknologi Di Balik Cat Surya

Fotovoltaik yang dikenal sebagai cat surya ini berfungsi seperti cat biasa tetapi memiliki kemampuan untuk menghasilkan listrik.

Teknologi ini menggunakan nanomaterial canggih yang menyerap cahaya dan menghasilkan energi.

Teknisnya, sel fotovoltaik semprot didasarkan pada ilmu material mutakhir, termasuk titik kuantum dan perovskit, yang memungkinkan sel-sel ini mengubah sinar matahari menjadi listrik saat disemprotkan ke suatu permukaan.

Temuan pun menjadi salah satu perkembangan paling menjanjikan dalam energi terbarukan karena kemudahan penggunaannya serta potensinya untuk tingkat konversi energi yang tinggi.

Dengan pemanfaatan tersebut, atap rumah dan gedung pun bisa dimanfaatkan sebagai penghasil energi terbarukan.

Baca juga: IEA: Era Minyak Mulai Berakhir, Selamat Datang Era Listrik

Hal ini menciptakan peluang baru untuk desain perkotaan, yang memungkinkan wilayah berpenduduk padat menjadi pusat produksi energi.

Panel surya semprot juga akan dipasarkan sebagai lapisan film hidrogen yang dapat digunakan sebagai pelapis untuk berbagai material, mulai dari gadget elektronik kecil hingga baterai kendaraan listrik.

Kendala Daya Tahan

Akan tetapi seperti penemuan, inovasi, dan proyek lainnya, rintangan dan hambatan tidak dapat dihindari. Salah satu yang disoroti adalah soal daya tahannya.

Sebagai perbandingan, panel surya tradisional dibuat dan dirancang untuk menahan kondisi cuaca buruk dan paparan bertahun-tahun, dibandingkan dengan cat surya.

Untuk itu, para ilmuwan berusaha memastikan bahan surya semprot dapat menahan cuaca buruk tanpa kehilangan efisiensinya yang tinggi.

Baca juga: Pemanfaatan Waduk Diperluas, Potensi PLTS Terapung Tambah 14 GW

Lebih lanjut, efektivitas biaya mungkin merupakan tantangan pemasaran terbesar yang dihadapi sektor surya secara keseluruhan.

Namun terlepas dari itu fotovoltaik semprot tetap berpotensi membuat hidup lebih mudah bagi rumah tangga dan masyarakat umum arena tidak hanya dapat digunakan untuk bangunan melainkan juga kendaraan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH Cabut Izin PT Daeri Rima Mineral karena Berpotensi Rusak Lingkungan
KLH Cabut Izin PT Daeri Rima Mineral karena Berpotensi Rusak Lingkungan
Pemerintah
Ikan Badut Selamatkan Diri dari Gelombang Panas dengan Menciut
Ikan Badut Selamatkan Diri dari Gelombang Panas dengan Menciut
Pemerintah
KKP Dorong Penataan Ruang Laut Demi Keberlanjutan Ekosistem
KKP Dorong Penataan Ruang Laut Demi Keberlanjutan Ekosistem
Pemerintah
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Pemerintah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Pemerintah
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik 'Virgin', Perluas Tanggung Jawab Produsen
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik "Virgin", Perluas Tanggung Jawab Produsen
Pemerintah
4 Juta Hektare Area Riau Berubah Jadi Lahan Sawit, Ancam Biodiversitas
4 Juta Hektare Area Riau Berubah Jadi Lahan Sawit, Ancam Biodiversitas
Pemerintah
Anggrek Baru Ditemukan di Kalimantan, Bukti Besarnya Potensi Hutan
Anggrek Baru Ditemukan di Kalimantan, Bukti Besarnya Potensi Hutan
Pemerintah
DLH Jakarta Minta Warga Tak Buang Limbah Hewan Kurban Sembarangan
DLH Jakarta Minta Warga Tak Buang Limbah Hewan Kurban Sembarangan
Pemerintah
Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan
Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan
Pemerintah
Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau
Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau
Pemerintah
Dukung Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
Dukung Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
BUMN
Wujudkan Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
Wujudkan Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
BUMN
Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?
Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?
LSM/Figur
Ilmuwan Ungkap, Hidrogen Tersembunyi Bisa Pasok Energi 170.000 Tahun
Ilmuwan Ungkap, Hidrogen Tersembunyi Bisa Pasok Energi 170.000 Tahun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau