Di Madrid, hari-hari gelombang panas dapat melonjak hingga 135 persen hingga mencapai kategori risiko sedang yaitu 41 hari pada 2050.
Kelangkaan air di ibu kota Spanyol tersebut diproyeksikan akan meningkat menjadi berisiko tinggi pada tahun 2050.
Sementara itu, London dan Manchester menjadi sorotan di Inggris. London diperkirakan akan mengalami peningkatan tekanan air sebesar 22 persen pada 2025.
Cuaca panas ekstrem di London akan meningkat dua kali lipat dari 11 menjadi 25 hari setiap tahunnya.
Manchester diprediksi mengalami peningkatan gelombang panas sebesar 93 persen dan peningkatan tekanan air sebesar 45 persen, menurut penelitian tersebut.
Baca juga: Antisipasi Perubahan Iklim, Langkah Membumi Festival 2024 Digelar Pada 2-3 November
Kooroshy menuturkan, menjelang KTT Iklim COP29, negara-negara G20 perlu segera mengurangi emisi untuk mencegah dampak krisis iklim meningkat dengan cepat.
Komitmen iklim nasional yang diperkuat akan sangat penting.
"Meskipun demikian, bahkan jika dampak terburuk dari perubahan iklim dapat dicegah, investasi yang signifikan akan diperlukan untuk menyesuaikan kota-kota dengan iklim ekstrem yang baru," papar Kooroshy.
LSEG juga menguraikan berbagai strategi adaptasi yang dapat diterapkan kota-kota besar, mulai dari sistem peringatan dini hingga solusi berbasis alam.
Selain itu, berbagai infrastruktur juga perlu diperkuat seperti sea wall, penghalang banjir, dan sistem drainase.
Demikian pula, kota-kota perlu menguatkan infrastruktur hijau seperti taman, koridor hijau, dan lahan basah karena hal ini membantu mengelola banjir dan mengurangi efek urban heat island.
Baca juga: AMJI 2024: Puluhan Ribu Anak Muda Indonesia Bersatu Lawan Krisis Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya