JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 65.000 anak muda dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2024, di mana puncak kegiatan tersebut dihelat serentak di 1.285 lokasi di seluruh Indonesia pada Sabtu (26/10/2024).
Acara tersebut sekaligus untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96, dan menandai semangat kolektif anak muda untuk menanggapi dampak perubahan iklim yang semakin mendesak.
Koordinator Nasional Penjaga Laut, Erwin Falufi Irianti, mengatakan banyak pemuda yang resah terhadap kondisi perubahan iklim, namun mereka belum memiliki wadah untuk bergerak bersama.
Baca juga:
“Kami merasa perlu adanya aksi yang terus berkelanjutan dengan motor penggeraknya adalah anak-anak muda. AMJI juga mengedepankan isu lingkungan sekitar kita yang dapat disuarakan, melalui aksi nyata secara spesifik,” kata Erwin dalam keterangan resminya, Sabtu.
Menurut laporan The Climate Crisis Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index’ dari UNICEF tahun 2021 menyebutkan bahwa dari negara-negara yang masuk daftar kerentanan terhadap perubahan iklim, anak-anak Indonesia termasuk yang paling rentan di dunia.
Sementara itu CEO Yayasan EcoNusa Bustar Maitar mengatakan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa. Dengan kondisi geografis seperti ini, Indonesia adalah negara yang paling rawan terdampak perubahan iklim.
“Untuk menghentikan laju perubahan iklim ini tidak bisa dilakukan oleh kita sendiri, tapi harus dilakukan bersama-sama, berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk anak muda, pemerintah, swasta, organisasi,” ujarnya.
AMJI 2024 merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh komunitas Penjaga Laut, EcoDefender, dan Yayasan EcoNusa.
Tahun ini, sebanyak 85 komunitas dan organisasi bergabung menjadi kolaborator dan puluhan ribu relawan bergabung di semua titik aksi. Mereka terdiri dari pemerintah, pemuda, komunitas, dan sektor swasta.
Kegiatan yang dilakukan pun beragam, di antaranya penanaman 18.400 mangrove dan 24.245 pohon, pembagian 21.680 bibit tanaman, penyemaian 450 bibit, aksi bersih-bersih sampah, transplantasi 60 anakan terumbu karang, pelepasan 115 tukik, pembuatan ecobrick, dan diskusi mengenai efek pemanasan global.
Baca juga:
Di Tangerang Mangrove Center, sebagai salah satu titik utama AMJI, sekitar 200 peserta melakukan aksi menanam 5.000 bibit mangrove, menyemai 3.100 batang mangrove, dan membersihkan sampah di sekitar pantai Teluk Naga.
Kepala Badan Kesatuan Pemangku Hutan Serang, Perum Perhutani, Ronald Makabory, menyambut baik inisasi anak muda untuk menjaga lingkungan ini, terutama dengan menanam mangrove untuk mengurangi gas rumah kaca.
“Sekarang negara kita sedang berupaya mencapai NDC (Nationally Determined Contribution/Target Kontribusi Nasional) salah satunya dengan penanaman mangrove. Jadi kami sangat mengapresiasi teman-teman AMJI melakukan kegiatan ini,” tuturnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya