Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Salju Tak Kunjung Turun di Gunung Fuji Jepang? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 04/11/2024, 20:59 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Fuji, Jepang belum tertutup salju sejak Oktober 2024. Padahal, menurut Japan Meteorologycal Agency (JMA), Gunung Fuji umumnya mulai tertutup salju sekitar Oktober-November.

Beberapa laporan menyebutkan, salju sempat tidak terlihat hingga waktu yang lebih lama dari biasanya. Senior Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Riefda Novikarany mengungkapkan, fenomena ini diperkirakan terjadi akibat perubahan iklim global yang memengaruhi suhu dunia, termasuk di Gunung Fuji.

"JMA menunjukkan peningkatan rata-rata suhu sekitar 1,2 derajat celsius sejak awal abad ke-20. Peningkatan suhu yang terjadi dapat menghambat terbentuknya salju di Gunung Fuji," ujar Riefda saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/11/2024).

Baca juga:

 

Ia menjelaskan, berdasarkan analisis JMA fenomena Gunung Fuji yang terlambat bersalju atau tidak bersalju pada waktu-waktu yang seharusnya bukanlah hal baru. Frekuensinya pun meningkat dalam beberapa dekade terakhir.

"Secara signifikan, fenomena ini dapat menjadi indikasi adanya perubahan iklim yang berdampak pada kondisi atmosfer di Jepang, memengaruhi siklus air, pertanian, dan keanekaragaman hayati," ucap Riefda.

Selain itu, berpengaruh pada ekosistem setempat hingga sektor pariwisata terutama aktivitas pendakian.

Di sisi lain, Riefda menyatakan, belum bersaljunya Gunung Fuji tidak secara langsung berdampak signifikan terhadap Indonesia.

Baca juga: Terus Mencair, Salju Abadi Puncak Jaya Terancam Musnah Akibat Pemanasan Global

"Namun, fenomena ini mengindikasikan tren perubahan iklim global yang memengaruhi kondisi atmosfer di dunia termasuk Indonesia, seperti perubahan pola cuaca, peningkatan suhu sebesar +0,8 derajat celsius dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi," papar dia.

Adapun berdasarkan pantauan fakta perubahan iklim bulan Oktober, suhu udara rata-rata pada Oktober 2024 di Indonesia tertinggi pertama untuk bulan yang sama sejak 1981.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Kafe Reparasi Menjamur di Inggris, Gaya Hidup Berkelanjutan dengan Perbaiki Barang

Kafe Reparasi Menjamur di Inggris, Gaya Hidup Berkelanjutan dengan Perbaiki Barang

LSM/Figur
Citra Satelit Bisa Bantu Lindungi Hutan Pesisir dari Perubahan Iklim

Citra Satelit Bisa Bantu Lindungi Hutan Pesisir dari Perubahan Iklim

LSM/Figur
Selain Setop Impor Sampah Plastik, Pemerintah Bakal Perketat Impor Sampah Kertas

Selain Setop Impor Sampah Plastik, Pemerintah Bakal Perketat Impor Sampah Kertas

Pemerintah
Transisi Energi Berkeadilan Jadi Prinsip Utama Target Net Zero Emissions

Transisi Energi Berkeadilan Jadi Prinsip Utama Target Net Zero Emissions

Pemerintah
Transisi Energi Perlu Berlangsung Secara Adil dan Terarah

Transisi Energi Perlu Berlangsung Secara Adil dan Terarah

LSM/Figur
Kementerian ESDM Bakal Terapkan B100 Secara Bertahap

Kementerian ESDM Bakal Terapkan B100 Secara Bertahap

Pemerintah
IESR Ungkap 3 Strategi Dekarbonisasi Transportasi untuk Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca

IESR Ungkap 3 Strategi Dekarbonisasi Transportasi untuk Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca

Pemerintah
Unesco Sebut 251 Juta Anak di Seluruh Dunia Masih Putus Sekolah

Unesco Sebut 251 Juta Anak di Seluruh Dunia Masih Putus Sekolah

Pemerintah
Kenapa Salju Tak Kunjung Turun di Gunung Fuji Jepang? Ini Penjelasannya

Kenapa Salju Tak Kunjung Turun di Gunung Fuji Jepang? Ini Penjelasannya

Pemerintah
Mobil Balap Inggris di Event BTCC Pakai 100 Persen Bahan Bakar Berkelanjutan

Mobil Balap Inggris di Event BTCC Pakai 100 Persen Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Eropa Catat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 8,3 Persen pada 2023

Eropa Catat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 8,3 Persen pada 2023

Pemerintah
Tahun Depan, Periksa Payudara Gratis Bagi yang Berulang Tahun

Tahun Depan, Periksa Payudara Gratis Bagi yang Berulang Tahun

Pemerintah
Ratusan Peserta Antusias Ikuti Plogging di LMF 2024

Ratusan Peserta Antusias Ikuti Plogging di LMF 2024

Pemerintah
Perubahan Iklim Disebut Picu 10 Peristiwa Cuaca Ekstrem dalam 2 Dekade Terakhir

Perubahan Iklim Disebut Picu 10 Peristiwa Cuaca Ekstrem dalam 2 Dekade Terakhir

LSM/Figur
Kota-kota Besar Dunia Terancam Bencana Iklim, Jakarta dan Surabaya Termasuk

Kota-kota Besar Dunia Terancam Bencana Iklim, Jakarta dan Surabaya Termasuk

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau