KOMPAS.com - Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ida Budi Gunadi mengatakan, skrining kanker payudara akan digratiskan bagi pemeriksa yang sedang berulang tahun.
"Insyaallah tahun depan akan mulai dilaksanakan," kata Ida Budi Gunadi di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (31/10/2024).
Dia menuturkan, program tersebut masuk dalam tiga program percepatan dari pemerintahan Kabinet Merah Putih (KMP) yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga: Meski Kanker Bisa Diobati, Deteksi Dini Lebih Baik
Beberapa di antaranya adalah skrining kesehatan, pembangunan rumah sakit di daerah-daerah, serta penanganan tuberkulosis.
"Yang satu penanggulangan TBC (tuberkulosis), kedua adalah pembangunan rumah sakit di daerah-daerah terpencil, dan yang tiga adalah skrining gratis. Dan untuk skrining gratis kanker payudara ini dilakukan pada saat mereka ulang tahun," tuturnya.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan keinginan wanita Indonesia memeriksakan dan mendeteksi kanker payudara.
Pasalnya, saat ini banyak wanita Indonesia yang telat dalam pemeriksaan kanker tersebut.
Baca juga: Pencemaran Air Dapat Sebabkan Stunting Hingga Kanker
Meski begitu, tidak semua wanita di Indonesia mendapatkan kesempatan skrining gratis tersebut.
Program tersebut diatur berdasarkan usia wanita yang hendak diperiksakan, yakni dimulai dari para remaja berusia 18 tahun, dewasa, hingga lanjut usia (lansia).
Nantinya, program ini juga tidak dikhususkan untuk kanker payudara saja. Program skrining gratis ulang tahun ini juga meliputi berbagai pemeriksaan seperti kanker serviks, kanker hati, hingga hepatitis.
"Dengan adanya program ini, kami berharap yang datang ke rumah sakit itu sudah bukan stadium III, stadium IV, tapi stadium awal sehingga angka kematian di kanker payudara bisa lebih menurun kembali,” katanya.
Baca juga: Tantangan Tingginya Kanker di Indonesia: Gaya Hidup Tak Sehat hingga Kurang Dana
Data dari Global Cancer Observatory (Globocan) 2022, setiap tahunnya lebih dari 66.000 wanita Indonesia didiagnosis kanker payudara dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, yaitu 30 persen dari total kasus.
Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (A2KPI) juga menyoroti statistik yang memprihatinkan.
Lebih dari 48 persen pasien didiagnosis pada stadium III, 20 persen pada stadium IV, dan 70 persen pasien meninggal atau mengalami masalah finansial hanya dalam 12 bulan sejak terdiagnosa.
Baca juga: Deteksi Dini Jadi Kunci Keberhasilan Atasi Kanker Mulut
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya