Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia-Kenya Setujui Kerja Sama GBFA untuk Pendanaan Iklim

Kompas.com - 17/10/2024, 21:59 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Kenya resmi menandatangani Articles of Agreement (AOA) G20 Global Blended Finance Alliance (GBFA) untuk pembiayaan proyek iklim dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Perdana Menteri Kenya Musalia Mudavadi di Jakarta, Kamis (17/10/2024).

“Terima kasih saya sampaikan kepada Kenya atas komitmennya untuk menandatangani Articles of Agreement G20 Bali GBFA hari ini,” ujar Luhut.

Baca juga: Risiko Kesehatan dan Iklim Tumpang Tindih di Asia Tenggara

Sebagai informasi, GBFA adalah platform internasional yang mendorong pembiayaan campuran (blended finance) untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs), dan aksi perubahan iklim di negara-negara berkembang.

Luhut mengatakan, dunia saat ini memiliki tantangan mendesak yang hampir sama terkait pembangunan berkelanjutan, aksi iklim, dan pertumbuhan yang berkeadilan.

Dengan waktu yang semakin sempit untuk menuju Net Zero Emission (NZE), maka negara-negara berkembang, sangat membutuhkan bantuan finansial.

Sebab, kata dia, jika hanya mengandalkan sumber daya publik saja, tidak cukup untuk mencapai skala yang dibutuhkan dalam pencapaian SDGs dan aksi iklim.

“Dengan menggabungkan modal sektor publik, filantropi, dan swasta, G20 Bali GBFA dapat mengurangi risiko investasi, menciptakan pasar baru, dan membuka triliunan dana yang dibutuhkan untuk menutup kesenjangan keuangan,” tambahnya.

Sebagai informasi, GBFA pertama kali diperkenalkan pada KTT G20 di Bali tahun 2022, yang diinisiasi di bawah kepemimpinan Presiden Indonesia, Joko Widodo.

Baca juga: Indeks Risiko Perpindahan akibat Iklim Diluncurkan di Indonesia

Aliansi ini muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan mendesak untuk menemukan solusi pembiayaan inovatif, yang mampu mengatasi tantangan global terkait pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim.

Selain Indonesia, beberapa negara anggota pendiri GBFA antara lain Kanada, Republik Demokratik Kongo, Fiji, Perancis, Luksemburg, Sri Lanka, dan Uni Emirat Arab (UEA).

“Saya berharap kolaborasi dari semua pemangku kepentingan dalam G20 Bali GBFA akan menciptakan efek yang meluas jauh melampaui tujuan kita saat ini. Bersama-sama, kita akan mengubah ambisi ini menjadi lebih banyak tindakan nyata,” pungkas Luhut.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Pemerintah
14 Perusahaan Bertanggung Jawab Atas Sepertiga Pemanasan Global
14 Perusahaan Bertanggung Jawab Atas Sepertiga Pemanasan Global
Pemerintah
Reklamasi Pasca-Tambang Hanya Simbolis, Menteri LH Soroti Hilangnya Biodiversitas
Reklamasi Pasca-Tambang Hanya Simbolis, Menteri LH Soroti Hilangnya Biodiversitas
Pemerintah
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
LSM/Figur
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
Pemerintah
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Pemerintah
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter 'Water Mist'
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter "Water Mist"
Pemerintah
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Pemerintah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Swasta
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Pemerintah
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Swasta
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Pemerintah
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Pemerintah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Pemerintah
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau