Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Disebut Picu 10 Peristiwa Cuaca Ekstrem dalam 2 Dekade Terakhir

Kompas.com - 04/11/2024, 16:13 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi terbaru dari peneliti World Weather Attribution (WWA) di Imperial College London mengemukakan, perubahan iklim akibat ulah manusia memicu 10 peristiwa cuaca ekstrem paling mematikan.

Para peneliti menyebut, fenomena itu terjadi dalam 20 tahun atau dua dekade terakhir. Pendiri WWA Friederike Otto menilai, analisis tersebut harus membuka mata negara-negara yang masih bergantung pada bahan bakar fosil.

"Jika kita terus membakar minyak, gas dan batu bara, penderitaan akan terus berlanjut," ujar Otto dikutip dari BBC, Kamis (31/10/2024).

Baca juga:


Studi ini berfokus pada 10 peristiwa cuaca paling mematikan dalam daftar International Disaster Database, sejak 2004.

Disebutkan bahwa peristiwa paling mematikan ialah kekeringan di Somalia pada 2011, yang menewaskan lebih dari 250.000 orang.

Dalam studinya, para peneliti menemukan curah hujan rendah menyebabkan kekeringan menjadi lebih ekstrem. Selain itu, gelombang panas di Prancis pada 2015 disebut disebabkan karena perubahan iklim.

Kondisi ini mengakibatkan lebih dari 3.000 orang meninggal dunia. Gelombang panas yang menghantam Eropa pada 2022 pun menewaskan 53.000 orang, akibat perubahan iklim.

Kemudian, siklon tropis di Bangladesh pada 2007, Myanmar pada 2008 dan Filipina pada 2013 diperparah oleh perubahan iklim. Demikian pula pada banjir yang melanda India di 2013.

Lalu, dua banjir besar di Libya pada 2023 menewaskan sekitar 12.000 orang dan di India menewaskan sekitar 6.000 orang pada 2013.

Para peneliti turut mengungkap Siklon Tropis Sidr di Bangladesh pada 2007, merupakan bencana akibat cuaca ekstrem paling mematikan yang membunuh 4.000 orang.

Otto dan ahli iklim Geert Jan van Oldenborgh menyampaikan, cuaca ekstrem menjadi lebih berbahaya karena perubahan iklim.

Mereka kemudian membandingkan seberapa besar kemungkinan kejadian yang sama terjadi, dengan atau tanpa pemanasan global 1,2 celsius yang telah dialami dunia sejak revolusi industri.

Baca juga:


"Banyaknya kematian yang terus kita lihat karena cuaca ekstrem menunjukkan bahwa kita tidak siap untuk pemanasan setingkat 1,3 derajat celsius, apalagi 1,5 celsius atau 2 celsius," ungkap staf Red Cross Red Crescent Climate Centre Roop Singh.

Dia berpendapat, studi terbaru memperlihatkan perlunya semua negara bersiap membangun ketahanan terhadap perubahan iklim.

"Dengan setiap kenaikan suhu, kita akan melihat lebih banyak lagi peristiwa (karena krisis iklim) yang mendorong banyak negara ke tepi jurang kehancuran, tidak peduli seberapa siap mereka," ucap Singh.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau